HUKUM ALKOHOL PADA MAKANAN TAPE

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">PERTANYAAN :</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Salam. Menyambung pertanyaan & link yang diberikan Kang Nanang serta penjelasan mas Umam mengenai tape. Kesimpulan sementara saya : "Berarti yang menjadi penentuan apakah sesuatu itu haram atau tidak bukan dari ada/tidak nya kandungan alkohol dalam suatu produk makanan, tapi apakah produk makanan tersebut dapat memabukkan atau tidak". Apakah benar kesimpulan saya ? mohon koreksinya.</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Boleh sedikit lanjutan pertanyaan? di wall sebelum nya, ada penjelasan alkoholnya bersifat najis, dan yang sudah terkena alkohol menjadi mutanajis.. bagaimana dengan tape apa tidak menjadi mutanajis juga karena ada alkoholnya? [</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">Safri Ishmayana</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">].</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">JAWABAN :</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Wa'alaikumussalam. Yang kemarin ( dokumen nomor 2238 ) saya komentari itu flambe, bukan tape. Kesimpulannya benar seperti itu, dengan beberapa rincian tambahan. Kalau tidak akan terjebak pada asumsi satu sendok bir boleh karena tidak memabukkan. </span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Alkohol untuk flambé tentu berbeda dengan tape. Tekhnik flambé jelas mensyaratkan minuman keras berkadar tinggi memabukkan layaknya brendy atau rhum. Karena itu hukumnya najis. Lalu makanan yang bercampur dengannya menjadi mutanajis. Sedang tape tidak memabukkan. Pembahasan tape agak panjang. Pada dasarnya segala makanan / minuman diharamkan bila terdefinisikan/terkategorikan sebagai khamr. Sedangkan sesuatu itu bisa dikatakan khamr bila memabukkan. Atau lebih singkatnya: makanan/minuman akan menjadi haram manakala sudah tersifati sebagai bahan konsumsi yang memabukkan. Inilah yang dikehendaki dalam sabda Nabi :</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: right;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">حُرِّمَتِ الْخَمْرُ بِعَيْنِهَا قَلِيلُهَا وَكَثِيرُهَا وَالْمُسْكِرُ مِنْ كُلِّ شَرَابٍ</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">“Khamr diharamkan sebab dzatiyah-nya baik sedikit maupun banyak, (dan diharamkan juga) yang memabukkan dari seluruh jenis minuman. ” (HR. Ahmad).</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Dijelaskan oleh imam al-Mawardi:</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">ومنها المعنى وهو أن الخمر مختص بمعنيين صفة بخله وهي الشدة المطربة وتأثير يحدث عنه وهو السكر يثبت بها اسم الخمر وتحريمه ويزول بارتفاعها اسم الخمر وتحريمه لأنه إذا كان عصيرا ليس فيه شدة ولا يحدث عنه إسكار ولم ينطلق عليه اسم الخمر ولم يجر عليه حكمه في التحريم وإذا حدثت فيه الشدة المطربة وصار مسكرا انطلق عليه اسم الخمر وجرى عليه حكمه في التحريم فإذا ارتفعت الشدة وزال عنه الإسكار ارتفع عنه اسم الخمر وزال عنه حكم التحريم (الحاوى الجزء الثالث عشر صحـ 846)</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Sebab itulah ketika angciu&pechiu misalnya, sudah tersifati sebagai minuman memabukkan maka mengkonsumsi satu sendok, atau untuk penghangat tubuh, atau untuk penyedap masakan tetap dihukumi haram, meski kita tahu tidak akan mabuk karenanya. Hal itu lantaran keharaman khamr bukan sekedar persoalan bisa memabukkan atau tidaknya, melainkan lebih karena sudah tersifati sebagai bahan memabukkan. </span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Sedangkan tape kita tahu bukan makanan yang memabukkan. Belum pernah ada fakta/berita ada orang makan sepiring tape lantas mabuk. Lalu bagaimana dengan alkohol dalam tape ? Dalam banyak situs wahabi saya menemukan tape dihukumi haram lantaran mengandung etanol. Argumen mereka ada reaksi kimia pada tape :</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Karbohidrat + peragian ==> glokusa + peragian ==> etanol (khamr)</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Atau lebih jelasnya:</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Polisakarida (pati, tepung, umbi, dll) + enzim ==> maltosa / glukosa + enzim ==> khamr</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Sampai disini premisnya tepat. Hanya saja konklusinya salah kaprah dengan memutuskan ada ethanol berarti dihukumi haram. Sebab ethanol hanya memabukkan bila telah mencapai kadar tertentu. Komisi Fatwa MUI pada bulan Agustus 2000 menetapkan bahwa suatu minuman dikategorikan minuman beralkohol/khamar/ minuman keras bila mengandung alkohol minimal 1%. Dengan kata lain standar memabukkan alkohol (ethanol) adalah 1%. Namun akuratkah itu?</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">- Fuad Rasyid, mahasiswa Departement of Food Science and Technology The Ohio State USA melakukan penelitian pada tape dan mengemukakan bahwa kandungan tape ketan 14,87-17,33% dan tape singkong 13,33-14,67%</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">- Jurnal ilmiah International Journal of Food Sciences and Nutrition volume 52 halaman 347 – 357 pada tahun 2001 melaporkan bahwa tape ketan setelah 5 jam fermentasi kadar alkoholnya 0.165%, setelah 15 jam 0.391%, setelah 24 jam 1.762%, setelah 36 jam 2.754%, setelah 48 jam 2.707% dan setelah 60 jam 3.380%. </span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">- Hasil penelitian MUI sendiri menyatakan tape mengandung alkohol antara 7-10%.</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">- Belum lagi klaim Bir Bintang dan Greensand kadar alkohol 0% (?) tapi masih memabukkan.</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Artinya studi ilmiah sampai saat ini belum bisa memberikan jawaban pasti tentang ethanol. Tape yang berkadar alkohol tinggi ternyata tidak memabukkan. Bintang dan Greensand yang diklaim non alkohol malah tetap memabukkan. Selama masih belum ada uji laboratorium yang akurat tentang bagaimana alkohol yang memabukkan seyogyanya kita cukup memakai ketentuan sederhana Nabi SAW:</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">أَنْهَاكُمْ عَنْ قَلِيْلِ مَا أَسْكَرَ كَثِيْرُهُ</span></div> <!--ZOOMSTOP--><br /> <div style="margin: 7px 0px 0px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">“Aku mencegahmu dari sedikitnya sesuatu yang bila dikonsumsi banyak akan memabukkan.” (HR. Baihaqi). Wallahu a'lam. [</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">Umam Zein</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">].</span></div> </div>

Makanan HUKUM ALKOHOL PADA MAKANAN TAPE

PERTANYAAN : Salam. Menyambung pertanyaan & link yang diberikan Kang Nanang serta penjelasan mas Umam mengenai tape. Kesimpulan sementara saya : "Berarti yang menjadi penentuan apakah sesuatu itu haram atau tidak bukan dari ada/tidak nya kandung…

Baca selengkapnya »

HUKUM MASAKAN DIGORENG DENGAN ARAK (KHOMR)

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">PERTANYAAN : </span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Salam. Yth. Admin tanya dong... kan kemaren membahas alkohol yang buat parfum yah... sekarang boleh nanya yang di makanan tidak ? apa hukumnya buat masakan oriental / barat yang pakai angciu (arak masak) atau anggur (wine) atau rum, dimana biasanya kalau dimasak sampai keluar apinya. kalau masakannya keluar api, berarti khamr-nya sudah terbakar sehingga kandungan khamr di masakan itu mendekati 0% , rumus proses kimia : </span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">CH</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 9pt; vertical-align: sub;">3</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">-CH</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 9pt; vertical-align: sub;">2</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">-OH (etanol) + 3 O</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 9pt; vertical-align: sub;">2</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;"> (api) = 2 CO</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 9pt; vertical-align: sub;">2</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;"> (arang) + 3 H</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 9pt; vertical-align: sub;">2</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">O (air)  </span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Syukron. [</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">Nanang Trianggana Rakhman</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">].</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">JAWABAN :</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Wa'alaikumussalam. Setelah masak kadar alkohol mendekati 0% ? Memang benar kalau rumus persamaan equilibrium dari reaksi pembakaran ethanol itu :  </span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">C</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 9pt; vertical-align: sub;">2</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">H</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 9pt; vertical-align: sub;">6</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">O + 3 O</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 9pt; vertical-align: sub;">2</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;"> ==> 2 CO</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 9pt; vertical-align: sub;">2</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;"> + 3 H</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 9pt; vertical-align: sub;">2</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">O </span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Tapi saya pikir itu tidak terjadi pada tehnik masakan flambe' (dengan e' dibaca seperti lele). Walaupun ada yang mengatakan otomatis alkohol akan terurai secara semprna, sehingga tak mungkin masih ada etanol yang tersisa yang nempel pada H</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 9pt; vertical-align: sub;">2</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">O . Mengapa ? Karena secara teori memang seperti itu, alkohol terbakar jadi zat lain. Tapi pada kenyataannya, alkohol untuk menguap sempurna butuh komposisi pembakaran yang memadai. Coba lihat masakan flambe cuma terbakar berapa detik ? Ditambah menurut penelitian United States Department of Agriculture (USDA), alkohol yang terbakar api saat dimasak masih menyisakan kandungan 30% ( Maksudnya 30% dari kandungan awal ). Bukti yang paling mudah adalah flambe disukai karena ada citarasa wine atau rhum yang ditambahkan.</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Menurut satu pendapat, Alkohol (ethanol) itu najis, namun karena yang dipakai di masakan flambe ini adalah jelas minuman keras bermerk, maka tidak disangsikan lagi kenajisannya. Suatu benda tetap akan dihukumi najis bila masih ada rasa (tha'mu), warna (laun), atau bau (riih). Karena itu masakan yang bercampur dengan sisa alkohol malah menjadi mutanajis dan tidak halal dikonsumsi. </span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Jadi untuk menghilangkan aroma atau kndungan etanol harus lama masaknya yah.... baru akan mendekati 0% alkohol...... ? Secara teori memang harus lama pembakarannya. Tapi tentu tidak ada koki yang memakai flambe seperti itu. Aroma yang dicari hilang. Toh kalau menguap sempurna akan menjadi najis hukmiyah, selama tidak disucikan dengan air, dan ketika dicampuri masakan basah tetep mutanajis lagi. </span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Sependek pengetahuan saya alkohol (alkanol) itu cabang / derivasi dari alkana. Jadi semestinya menjadi sub bab dari alkana. Alkana rumusnya R - H dimana R itu rumus untuk ALKIL yakni alkana yang hilang H nya satu, sehingga untuk derivat dari alkana tinggal atom H diganti dengan gugus lain Misal :</span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">R – X di sini atom H diganti dengan X = atom halogen : F, Cl, Br, I  sehingga disebut senyawa Halo alkana / Alkil halida</span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">R – OH disini atom H diganti gugus OH sehingga menjadi Alkanol / Alkohol</span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">R – OR untuk rumus senyawa Alkoksi alkana / Eter</span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">R – COH untukrumus senyawa Alkanal / Aldehid </span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">R – CO-R untuk rumus senyawa Akanon / Keton</span></div> <!--ZOOMSTOP--><br /> <div style="margin: 7px 0px 0px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Wallahu a'lam. [</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">Umam Zein</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">].</span></div> </div>

Makanan HUKUM MASAKAN DIGORENG DENGAN ARAK (KHOMR)

PERTANYAAN : Salam. Yth. Admin tanya dong... kan kemaren membahas alkohol yang buat parfum yah... sekarang boleh nanya yang di makanan tidak ? apa hukumnya buat masakan oriental / barat yang pakai angciu (arak masak) atau anggur (wine) atau rum…

Baca selengkapnya »

INILAH PENGERTIAN " SUCI DI ANTARA DUA HAID "

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">PERTANYAAN :</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Yang dimaksud suci di antara dua haid itu apa dan bagaimana ? [</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">Ady Selakoh Aolenk</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">].</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">JAWABAN :</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Dalam kitab al Iqna' (Hasyiyah Bujairimi 3/247) dijelaskan :</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وَأَقَلُّ ) زَمَنِ ( الطُّهْرِ ) الْفَاصِلِ ( بَيْنَ الْحَيْضَتَيْنِ ) ( خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمًا ) لِأَنَّ الشَّهْرَ غَالِبًا لَا يَخْلُو عَنْ حَيْضٍ وَطُهْرٍ ، وَإِذَا كَانَ أَكْثَرُ الْحَيْضِ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمًا لَزِمَ أَنْ يَكُونَ أَقَلُّ الطُّهْرِ كَذَلِكَ</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Paling sedikit masa suci yang memisahkan antara dua haid adalah 15 hari, karena biasanya setiap bulan tidak sepi dari haid dan suci. Jika paling lama haid 15 hari maka paling sedikit suci seperti demikian (15 hari juga).</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: right;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وَلَا حَدَّ لِأَكْثَرِهِ ) أَيْ الطُّهْرِ</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Tidak ada batas untuk masa paling lama untuk suci antara dua haid. Lihat Hasyiyah Jamal 2/366 :</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: right;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">لِأَنَّ الشَّهْرَ إمَّا أَنْ يَجْمَعَ أَكْثَرَ الْحَيْضِ وَأَقَلَّ الطُّهْرِ أَوْ عَكْسَهُ أَوْ أَقَلَّهُمَا أَوْ أَكْثَرَهُمَا لَا سَبِيلَ إلَى الثَّانِي وَالرَّابِعِ</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 12pt;">LI ANNASYSYAHRA IMMAA AN YAJMA'A AKTSARAL HAIDHI WA AQALLATHTHUHRI AU 'AKSAHUU AU AQALLAHUMAA AU AKTSARAHUMAA LAA SBIILA ILATSTSAANII WARRAABI'I.</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 12pt; font-weight: bold;"> </span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Lihat juga kitab safinah najah :</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "ßèíñ 13"; font-size: 11pt;"><b>ﺃﻗﻝ ﺍﻟﺣﯾﺽ: . ﯾﻭﻡ ﻭﻟﯾﻟﮫ ﻭﻏﺎﻟﺑﺔ. ﺳﺗﺔ ﺃﻭﺳﺑﻊ ﻭﺃﮐﺛﺭﻩ ﺧﻣﺳﺔ ﻋﺷﺭﺓ ﯾﻭﻣﺎ ﺑﻟﯾﺎﻟﯾﮭﺎ . ﺃﻗﻝ. ﺍﻟﻁﮭﺭ ﺑﯾﻥ ﺍﻟﺣﯾﺿﺗﯾﻥ ﺧﻣﺳﺔ ﻋﺷﺭﺓ ﯾ</b></span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 12pt;">AQALLUL HAIDHI YAUMUN WA LAILATUN WA GHAALIBUHUU SITTATUN AU SAB'UN WA AKTSARUHUU KHAMSATA 'ASYARA YAUMAN BILAYAALIIHAA, AQALLUTHTHUHRI BAINAL HAIDHATAINI KHAMSATA 'ASYARA</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">. Wallaahu A'lam. [</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">Abdullah Afif, Aslim Tas'ad Sie Pengajian</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">].</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">LINK ASAL :</span></div> <!--ZOOMSTOP--><br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: blue; font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; text-decoration: underline;">www.fb.com/groups/piss.ktb/546326698723476/</span></div> </div>

Fiqih Thoharoh FIQIH WANITA orat-oretanku INILAH PENGERTIAN " SUCI DI ANTARA DUA HAID "

PERTANYAAN : Yang dimaksud suci di antara dua haid itu apa dan bagaimana ? [Ady Selakoh Aolenk]. JAWABAN : Dalam kitab al Iqna' (Hasyiyah Bujairimi 3/247) dijelaskan : وَأَقَلُّ ) زَمَنِ ( الطُّهْرِ ) الْفَاصِلِ ( بَيْنَ الْحَيْضَتَيْنِ ) ( خَ…

Baca selengkapnya »

HUKUM MENGKONSUMSI KEONG SAWAH

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">PERTANYAAN :</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">As Salaamu'alaikum.wr.wb. <i>ALLAAHUMMA SHOLLI WASALLIM 'ALAA SAYYIDINAA MUCHAMMADIW WA'ALAA AALIHI WASHOCHBIH</i>, kalau boleh bertanya :  Bagaimana hukum mengkonsumsi / makan KEONG bagi seorang Muslim ? Masalahnya sekarang banyak kontroversi tentang itu, tetapi mereka mengungkapkan Argumennya tidak dengan diberikan Dasar / alasan yang kuat. Terimakasih. [</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 18.6667px; font-weight: bold;">Ki Ageng Bejo</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">].</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">JAWABAN</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Wa'alaikumussalaam. HUKUM MENGKONSUMSI KEONG SAWAH / SIPUT AIR / TUTUT / KO’OL (bhs. madura)</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Di Sebagian daerah yang penduduknya berpenghasilan minus, telah terbiasa mengkonsumsi hewan sawah yang bentuknya mirip keong, penduduk sekitar memberinya nama Ko’ol (Madura). </span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Pertanyaan</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;"> : Bolehkah mengkonsusi Keong Sawah / Ko’ol (Madura) tersebut ?</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Jawaban</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;"> : Keong sawah (Pila ampullacea) adalah sejenis siput air yang mudah dijumpai di perairan tawar Asia tropis, seperti di sawah, aliran parit, serta danau. Hewan bercangkang ini dikenal pula sebagai keong gondang, siput sawah, siput air, atau tutut. Bentuknya agak menyerupai siput murbai, masih berkerabat, tetapi keong sawah memiliki warna cangkang hijau pekat sampai hitam. Sebagaimana anggota Ampullariidae lainnya, ia memiliki operculum, semacam penutup/pelindung tubuhnya yang lunak ketika menyembunyikan diri di dalam cangkangnya. Hewan ini dikonsumsi secara luas di berbagai wilayah Asia Tenggara dan memiliki nilai gizi yang baik karena mengandung protein yang cukup tinggi.</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Adapun hukum mengkonsumsinya adalah halal (sesuai keputusan Bahtsul Masail PCNU Kab. Probolinggo) sesuai keterangan dari kitab Al-Madzahibul Arba’ah Juz II Halaman 3 :</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: right;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">فلا يجوز اكل الحشرات الضارة… اما إذا اعتاد قوم اكلها ولم تضرهم وقبلتها انفسهم, فالمشهور عندهم انها لاتحرم ( المذاهب الاربعة, الجزء ٢ ص ٣ )</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">[ Sumber : PC LBM NU Kab. Probolinggo. Editor: Sulaiman ]. Wallaahu A'lam. [</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 18.6667px; font-weight: bold;">Alif Jum'an Azend</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">].</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">LINK ASAL :</span></div> <!--ZOOMSTOP--><br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: blue; font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; text-decoration: underline;">www.fb.com/groups/piss.ktb/546364585386354/</span></div> </div>

Halal-Haram Hewan Makanan HUKUM MENGKONSUMSI KEONG SAWAH

PERTANYAAN : As Salaamu'alaikum.wr.wb. ALLAAHUMMA SHOLLI WASALLIM 'ALAA SAYYIDINAA MUCHAMMADIW WA'ALAA AALIHI WASHOCHBIH, kalau boleh bertanya :  Bagaimana hukum mengkonsumsi / makan KEONG bagi seorang Muslim ? Masalahnya sekarang banyak kontrov…

Baca selengkapnya »

AL-QUR'AN : AL-QUR'AN DITURUNKAN DALAM BAHASA ARAB

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <br /> <div class="fbDocument"> <div style="text-align: justify;"> <strong>PERTANYAAN<wbr></wbr><span class="word_break"></span> :</strong></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <em><strong>O Cutz</strong></em></div> <div style="text-align: justify;"> assalaamu'<wbr></wbr><span class="word_break"></span>alaikum,.i<wbr></wbr><span class="word_break"></span>jin tanya ustadz,.sy<wbr></wbr><span class="word_break"></span> pernah dnger klo al-qur'an itu bukn bhasa arab,apa bnar?mhon penjelasan<wbr></wbr><span class="word_break"></span>,.trmksih</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <strong>JAWABAN :</strong></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <em><strong>Alif Jum'an Azend </strong></em></div> <div style="text-align: justify;"> Wa'alaykum<wbr></wbr><span class="word_break"></span>us salaam ,</div> <div style="text-align: justify;">  Jika yang ditanyakan itu nama "al-qur'an" maka secara Etimologi ada terdapat perbedaan pendapat dari sebagian para ulama tenteng lafal Al-Qur’an,<wbr></wbr><span class="word_break"></span> tetapi setelah dilakukan kajian mereka sepakat bahwa lafal Al-Qur’an adalah ism (isim/ kata benda), bukan fi’il (fi’il /<wbr></wbr><span class="word_break"></span> kata kerja) atau harf (huruf). Isim yang dimaksud dalam[1] bahasa Arab sama dengan keberadaan isim-isim yang lain, kadang berupa isim jamid atau disebut isim musytaq. Sebagian ulama juga ada yang berpendapa<wbr></wbr><span class="word_break"></span>t, bahwa Al-Qur’an tersebut adalah ismu jamid ghairu mahmuz, yaitu sebuah isim yang bersangkut<wbr></wbr><span class="word_break"></span>an dengan nama yang khusus diberikan kepada Taurat dan Injil. Pendapat ini diwakili oleh Ibnu Katsir dari mazhab Syafi’i. Sebagian ulama lain berpendapa<wbr></wbr><span class="word_break"></span>t, bahwa lafal Al-Qur’an adalah ismu musytaq, namun mereka masih terbagi ke dalam dua golongan:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Golongan pertama diwakili, antara lain oleh Al-Asy’ari<wbr></wbr><span class="word_break"></span> (Zarkasyi,<wbr></wbr><span class="word_break"></span>1, 1400:278).<wbr></wbr><span class="word_break"></span> Yang berpendapa<wbr></wbr><span class="word_break"></span>t kata Al-Qur’an diambil dari kalimat “Qaranat asy-syai’u<wbr></wbr><span class="word_break"></span> bis-sya’i idza dhammamatu<wbr></wbr><span class="word_break"></span>h ilaihi.” Ada juga berpendapa<wbr></wbr><span class="word_break"></span>t, diambil dari kalimat “Qarana baina al-ba’irai<wbr></wbr><span class="word_break"></span>n, idza jama’a bainahuma”<wbr></wbr><span class="word_break"></span>. Dari kalimat terakhir ini muncul sebutan Qiran terhadap pengumpula<wbr></wbr><span class="word_break"></span>n pelaksanaa<wbr></wbr><span class="word_break"></span>n ibadah haji dan umrah dengan hanya satu ihram.</div> <div style="text-align: justify;"> Golongan kedua diwakili, antara lain oleh al-Farra (Suyuthi,1<wbr></wbr><span class="word_break"></span>,1343:87).<wbr></wbr><span class="word_break"></span> Berpendapa<wbr></wbr><span class="word_break"></span>t bahwa lafal Al-Qur’an musytaq dari kata qara’un, jamak dari kata qarinah, karena ayat-ayat al-Qur’an (lafalnya)<wbr></wbr><span class="word_break"></span> banyak yang sama antara yang satu dengan yang lain.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Namun jika yang ditanyakan itu apa isi al-qur'an itu bukan bahasa arab ? Maka sudah sangat jelas sendiri  dalam al-qur'an bahwa al-qu'an itu berbahasa arab. Lihat beberapa penjelasan ayat di bawah :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِي هَٰذَا الْقُرْآنِ<wbr></wbr><span class="word_break"></span> مِن كُلِّ مَثَلٍ لَّعَلَّهُ<wbr></wbr><span class="word_break"></span>مْ يَتَذَكَّر<wbr></wbr><span class="word_break"></span>ُونَ [٣٩:٢٧]</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sesungguhn<wbr></wbr><span class="word_break"></span>ya Kami telah menerangka<wbr></wbr><span class="word_break"></span>n kepada umat manusia, di dalam al-Qur'ân ini, berbagai tamsil ibarat yang mengingatk<wbr></wbr><span class="word_break"></span>an mereka kepada kebenaran dengan harapan agar mereka selalu ingat dan mengambil pelajaran.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> قُرْآنًا عَرَبِيًّا<wbr></wbr><span class="word_break"></span> غَيْرَ ذِي عِوَجٍ لَّعَلَّهُ<wbr></wbr><span class="word_break"></span>مْ يَتَّقُونَ<wbr></wbr><span class="word_break"></span> [٣٩:٢٨]</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kami menurunkan<wbr></wbr><span class="word_break"></span> al-Qur'ân berbahasa Arab--baha<wbr></wbr><span class="word_break"></span>sa mereka sendiri--y<wbr></wbr><span class="word_break"></span>ang tidak mengandung<wbr></wbr><span class="word_break"></span> kelemahan,<wbr></wbr><span class="word_break"></span> dengan harapan agar mereka bertakwa dan takut kepada Tuhannya</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> وَلَوْ جَعَلْنَاه<wbr></wbr><span class="word_break"></span>ُ قُرْآنًا أَعْجَمِيّ<wbr></wbr><span class="word_break"></span>ًا لَّقَالُوا<wbr></wbr><span class="word_break"></span> لَوْلَا فُصِّلَتْ آيَاتُهُ ۖ أَأَعْجَمِ<wbr></wbr><span class="word_break"></span>يٌّ وَعَرَبِيّ<wbr></wbr><span class="word_break"></span>ٌ ۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ<wbr></wbr><span class="word_break"></span> آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ ۖ وَالَّذِين<wbr></wbr><span class="word_break"></span>َ لَا يُؤْمِنُون<wbr></wbr><span class="word_break"></span>َ فِي آذَانِهِمْ<wbr></wbr><span class="word_break"></span> وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ<wbr></wbr><span class="word_break"></span> عَمًى ۚ أُولَٰئِكَ<wbr></wbr><span class="word_break"></span> يُنَادَوْن<wbr></wbr><span class="word_break"></span>َ مِن مَّكَانٍ بَعِيدٍ [٤١:٤٤]</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Apabila al-Qur'ân Kami turunkan dalam bahasa selain bahasa Arab, sebagaiman<wbr></wbr><span class="word_break"></span>a diusulkan oleh para pembangkan<wbr></wbr><span class="word_break"></span>g itu, pasti mereka, dengan sikap ingkar, akan mengatakan<wbr></wbr><span class="word_break"></span>, "Mengapa ayat-ayat al-Qur'ân tidak diterangka<wbr></wbr><span class="word_break"></span>n dengan bahasa yang dapat kami mengerti? Mengapa al-Qur'ân tidak berbahasa Arab padahal diturunkan<wbr></wbr><span class="word_break"></span> di kalangan bangsa Arab?" Katakan kepada mereka, wahai Muhammad, "Al-Qur'ân<wbr></wbr><span class="word_break"></span> itu hanya dapat dijadikan petunjuk, penyembuh,<wbr></wbr><span class="word_break"></span> dan penyelamat<wbr></wbr><span class="word_break"></span> dari kebingunga<wbr></wbr><span class="word_break"></span>n dan keragu-rag<wbr></wbr><span class="word_break"></span>uan bagi orang-oran<wbr></wbr><span class="word_break"></span>g Mukmin saja, bukan yang lain. Sedang orang-oran<wbr></wbr><span class="word_break"></span>g yang tidak mempercaya<wbr></wbr><span class="word_break"></span>inya, seolah-ola<wbr></wbr><span class="word_break"></span>h menjadi tuli dan buta karena hanya melihat bagian al-Qur'ân yang, menurut mereka, dapat dijadikan bahan fitnah. Mereka ini bagaikan orang yang diseru kepada keimanan dari tempat yang jauh dan tidak bisa mendengarn<wbr></wbr><span class="word_break"></span>ya."</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِينٍ [٢٦:١٩٥]</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Al-Qur'ân itu diturunkan<wbr></wbr><span class="word_break"></span> kepadamu melalui Jibrîl dalam bahasa Arab yang jelas makna dan petunjukny<wbr></wbr><span class="word_break"></span>a, agar manusia mendapatka<wbr></wbr><span class="word_break"></span>n kebaikan, baik agama maupun dunia .</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Banyak sekali ayat al-qur'an yang menegaskan<wbr></wbr><span class="word_break"></span> bahwa isi al-quran adalah bahasa arab, jadi info kalo al-qur'an itu bukn bhasa arab adalah tidak benar sama sekali..</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <strong>LINK ASAL :</strong></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="http://www.facebook.com/groups/piss.ktb/permalink/546402935382519/?refid=18">http://<wbr></wbr><span class="word_break"></span>www.faceboo<wbr></wbr><span class="word_break"></span>k.com/<wbr></wbr><span class="word_break"></span>groups/<wbr></wbr><span class="word_break"></span>piss.ktb/<wbr></wbr><span class="word_break"></span>permalink/<wbr></wbr><span class="word_break"></span>54640293538<wbr></wbr><span class="word_break"></span>2519/</a></div> </div> </div>

Al-qur'an AL-QUR'AN : AL-QUR'AN DITURUNKAN DALAM BAHASA ARAB

PERTANYAAN : O Cutz assalaamu'alaikum,.ijin tanya ustadz,.sy pernah dnger klo al-qur'an itu bukn bhasa arab,apa bnar?mhon penjelasan,.trmksih JAWABAN : Alif Jum'an Azend Wa'alaykumus salaam ,  Jika yang ditanyakan itu nama "al-qur'an" maka secara…

Baca selengkapnya »

KAJIAN NAHWU : PERBEDAAN KUNIYAH DAN KINAYAH

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <br /> <div class="fbDocument"> <div style="text-align: justify;"> <strong>PERTANYAAN<wbr></wbr><span class="word_break"></span> :</strong></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <em><strong>Rizqi Mubarok Ibnu Abdirrohma<wbr></wbr><span class="word_break"></span>n</strong></em></div> <div style="text-align: justify;"> assalamu alaikum afwan mau tanya ttg nahwu apa bedanya kunyah dg kinayah syukran</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <strong>JAWABAN :</strong></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <em><strong>1. Alif Jum'an Azend </strong></em></div> <div style="text-align: justify;"> wa'alaikum<wbr></wbr><span class="word_break"></span>ussalam..</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kuniyah adalah nama julukan seseorang disamping nama aslinya (asma), biasa menggunaka<wbr></wbr><span class="word_break"></span>n kata depan abu atau ibnu... misal Abu Hamid (nama aslinya Muhammad),<wbr></wbr><span class="word_break"></span> Ibnu Abbas (nama aslinya Abdullah)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kinayah (Mitonimie<wbr></wbr><span class="word_break"></span>)</div> <div style="text-align: justify;"> Al-Mubarra<wbr></wbr><span class="word_break"></span>d (w. 258 H) merupakan sarjana bahasa yang melakukan sistematis<wbr></wbr><span class="word_break"></span>asi mengenai konsep kinayah. Dalam karyanya "al-Kamil"<wbr></wbr><span class="word_break"></span>, al-Mubarra<wbr></wbr><span class="word_break"></span>d menguraika<wbr></wbr><span class="word_break"></span>n tiga model kinayah beserta fungsinya:</div> <div style="text-align: justify;"> - menjadikan<wbr></wbr><span class="word_break"></span> sesuatu lebih umum</div> <div style="text-align: justify;"> - memperinda<wbr></wbr><span class="word_break"></span>h ungkapan</div> <div style="text-align: justify;"> - untaian pujian</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Namun al-Mubarra<wbr></wbr><span class="word_break"></span>d tidak banyak mengulas pada model pertama dan ketiga, ia lebih menitikber<wbr></wbr><span class="word_break"></span>atkan pada model yang kedua, yaitu kinayah sebagai penyempurn<wbr></wbr><span class="word_break"></span>a keindahan ungkapan, khususnya yang diambil dari ayat-ayat al-Qur'an.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kinayah adalah mengungkap<wbr></wbr><span class="word_break"></span>an kata, tetapi yang dimaksud bukan makna dari kata itu, sekalipun bisa dibenarkan<wbr></wbr><span class="word_break"></span> kalau dipahami sesuai dengan makna dasarnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Misalnya dalam pribahasa Arab:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> اليد الطويلة</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tangan panjang</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Di kalangan orang Arab sangat popular istilah "al-yad al-thawila<wbr></wbr><span class="word_break"></span>h" untuk menyebut (sebagai kinayah) kepada seseorang yang suka memberi atau membantu. Tetapi kalau "al-yad al-thawila<wbr></wbr><span class="word_break"></span>h" dipahami sebagai tangan yang panjang, sesuai dengan makna dasarnya juga tidak salah, inilah kinayah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Perhatikan<wbr></wbr><span class="word_break"></span> pula dalam surat al-Zukhruf<wbr></wbr><span class="word_break"></span> ayat 18:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> أَوَمَنْ يُنَشَّأُ فِي الْحِلْيَة<wbr></wbr><span class="word_break"></span>ِ وَهُوَ فِي الْخِصَامِ<wbr></wbr><span class="word_break"></span> غَيْرُ مُبِينٍ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan<wbr></wbr><span class="word_break"></span> dalam keadaan berperhias<wbr></wbr><span class="word_break"></span>an sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkar<wbr></wbr><span class="word_break"></span>an.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Menurut Fadlal Hasan, ayat tersebut diturunkan<wbr></wbr><span class="word_break"></span> kepada Nabi yang dilatarbel<wbr></wbr><span class="word_break"></span>akangi oleh kebiasaan orang Arab jahilayah yang membenci anak-anak perempuan dan menguburny<wbr></wbr><span class="word_break"></span>a hidup-hidu<wbr></wbr><span class="word_break"></span>p. Selain itu, mereka juga menyangka bahwa malaikat itu anak perempuan Allah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kemudian ayat tersebut diturunkan<wbr></wbr><span class="word_break"></span> sekaligus memperkuat<wbr></wbr><span class="word_break"></span> kebodohan dan kedangkala<wbr></wbr><span class="word_break"></span>n pemikiran mereka. Dalam ungkapan ayat di atas "man yunasysya'<wbr></wbr><span class="word_break"></span>u fil hilyati" (orang yang dibesarkan<wbr></wbr><span class="word_break"></span> dalam keadaan berperhias<wbr></wbr><span class="word_break"></span>an) adalah kinayah bagi seorang perempuan.<wbr></wbr><span class="word_break"></span> Karena yang sering berhias dan berdandan,<wbr></wbr><span class="word_break"></span> serta tidak memiliki kekuatan dalam pertengkar<wbr></wbr><span class="word_break"></span>an adalah orang perempuan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jadi, konteks ayat di atas sebagai kinayah bagi orang perempuan Arab jahili yang memiliki kebiasaan berhias diri dan tidak punya kekuatan, sekalipun sifat-sifa<wbr></wbr><span class="word_break"></span>t itu juga terdapat pada perempuan zaman sekarang.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <em><strong>2. Hakam Ahmed ElChudrie </strong></em></div> <div style="text-align: justify;"> kinayah secara bahasa adalah perlambang<wbr></wbr><span class="word_break"></span> atau simbol.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> misalnya lambang banteng moncong putih adalah lambang atau simbol dari PAI-P. atau (هو) adalah perlambang<wbr></wbr><span class="word_break"></span> dari (زيد) misanya, yang merupakan kata ganti orang ketiga</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> ‘Alam Kunyah, yaitu isim ‘alam yang dibuat untuk yang kedua, artinya setelah ‘alam ismi, dan diawali dengan (اَبٌ) atau (اُمٌّ), seperti (اَبُو الْفَضْلِ)<wbr></wbr><span class="word_break"></span> dan (اُمٌّ كُلْثُومِ)<wbr></wbr><span class="word_break"></span>.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> ref:</div> <div style="text-align: justify;"> Fath Rab al-Bariyya<wbr></wbr><span class="word_break"></span>h, hlm. 23</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> ( ك ن ي ) : كَنَيْتُ بِكَذَا عَنْ كَذَا مِنْ بَابِ رَمَى وَالِاسْمُ<wbr></wbr><span class="word_break"></span> الْكِنَايَ<wbr></wbr><span class="word_break"></span>ةُ وَهِيَ أَنْ يَتَكَلَّم<wbr></wbr><span class="word_break"></span>َ بِشَيْءٍ يُسْتَدَلّ<wbr></wbr><span class="word_break"></span>ُ بِهِ عَلَى الْمَكْنِي<wbr></wbr><span class="word_break"></span>ِّ عَنْهُ كَالرَّفَث<wbr></wbr><span class="word_break"></span>ِ وَالْغَائِ<wbr></wbr><span class="word_break"></span>طِ وَالْكُنْي<wbr></wbr><span class="word_break"></span>َةُ اسْمٌ يُطْلَقُ عَلَى الشَّخْصِ لِلتَّعْظِ<wbr></wbr><span class="word_break"></span>يمِ نَحْوُ أَبِي حَفْصٍ وَأَبِي الْحَسَنِ أَوْ عَلَامَةٌ عَلَيْهِ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> المصباح المنير ج 8 ص 172 مكتبة شاملة</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <em><strong>3. Sunde Pati </strong></em></div> <div style="text-align: justify;"> Bismillah</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kuniyah (gelar) itu terbagi 3..gelar yg jelek untuk disebutkan<wbr></wbr><span class="word_break"></span>,gelar yg diberikan pada seseorang dgn tujuan meremeh atau mengagungk<wbr></wbr><span class="word_break"></span>an,dan gelar yg menempati/<wbr></wbr><span class="word_break"></span>menggantika<wbr></wbr><span class="word_break"></span>n kedudukan nama asli,yg mana seseorang tersebut bisa dikenal dengan sebutan gelar tersebut sebagaiman<wbr></wbr><span class="word_break"></span>a dikenal dengan nama aslinya contoh abu lahab</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kuniyah menurut kesepakata<wbr></wbr><span class="word_break"></span>n penduduk arab yg lebih shohih adalah nama/<wbr></wbr><span class="word_break"></span>gelar yg diawali dengan lafadz abu,ummu,i<wbr></wbr><span class="word_break"></span>bnu atau bintu</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam kitab al-misbah yg namanya kuniyah yaitu sebuah nama yg dimutlakka<wbr></wbr><span class="word_break"></span>n pada seseorang untuk mengagungk<wbr></wbr><span class="word_break"></span>annya atau sebagai tanda darinya ,seperti contoh abi hafs dan abi hasan</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> تاج العروس من جواهر القاموس (39/ 422)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> ُ : *!الكُنْيَ<wbr></wbr><span class="word_break"></span>ةُ على ثلاثَةِ أَوْجُهٍ : أَحَدُها أن *!يُكْنَى عن شيءٍ يُسْتَفْحَ<wbr></wbr><span class="word_break"></span>ش ذِكْرُه ؛ الثَّاني : أنْ يُكْنَى الرَّجُل تَوْقيراً له وتَعْظيماً<wbr></wbr><span class="word_break"></span> ؛ الثالث : أَن تقومَ *!الكُنْية<wbr></wbr><span class="word_break"></span>ُ مُقامَ الاسْمِ فيُعْرَفُ صاحِبُها بها ، كما يُعْرَف باسْمِه</div> <div style="text-align: justify;"> ( وأَبو فلانٍ : *!كُنْيَتُ<wbr></wbr><span class="word_break"></span>ه *!وكُنْوتُ<wbr></wbr><span class="word_break"></span>ه ) ، بالضَّمِّ فيهما ( ويُكْسَران<wbr></wbr><span class="word_break"></span>ِ ) ، بالضَّمِّ والكسر في *!الكُنْوة<wbr></wbr><span class="word_break"></span>ِ عن اللحْياني .</div> <div style="text-align: justify;"> *!والكُنْي<wbr></wbr><span class="word_break"></span>َةُ على ما اتَّفَقَ عليه أَهْلُ العربيَّةِ<wbr></wbr><span class="word_break"></span> هو ما صُدِّرَ بأَبٍ أَو أُمَ أَو ابنٍ أَو بنتٍ على الأصَحّ في الأخيرَيْن<wbr></wbr><span class="word_break"></span> ، وهو قولُ الرَّضي ، وسَبَقَه إليه الفَخْرُ الرّازِي .</div> <div style="text-align: justify;"> وفي المِصْباح : *!الكُنْيَ<wbr></wbr><span class="word_break"></span>ةُ اسمٌ يُطْلَقُ على الشَّخْصِ للتَّعْظِي<wbr></wbr><span class="word_break"></span>مِ نَحْو أَبي حِفْص وأَبي حَسَنٍ ؛ أَو عَلامَة عليه ؛ والجَمْعُ *!كُنًى بالضم في المُفْردِ والجَمْع ، والكَسْر فيها لُغَةٌ مثْلُ بُرْمةٍ وبِرَمٍ وسِدْرَةٍ وسدرٍ . وكَنَّيْته<wbr></wbr><span class="word_break"></span> أبا محمدٍ وبأَبي محمدٍ ؛ قالَ ابنُ فارِس في المُجمل : قالَ الخليلُ : الصَّوابُ الإِتْيانُ<wbr></wbr><span class="word_break"></span> بالباءِ ، انتَهَى</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> kinayah menurut ibnu mandzur adalah berbicara tentang sesuatu tapi yg dihendaki adalah perkara lain</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> الأمثال العربية والأمثال العامية مقارنة دلالية (ص: 9)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> يقول ابن منظور :"والكناية<wbr></wbr><span class="word_break"></span> أن تتكلم بشيء وتريد غيره وكنى عن الأمر بغيره يكنى كناية ، يعنى أن تتكلم بغيره مما يستدل به عليه</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <em><strong>4. Kakang Prabu </strong></em></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Sebutan yang diawali dengan ummun atau abun adalah "Kunyah"</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2. Sebutan tanpa ammun atau abun namun ada unsur mencela atau memuji adalah "Laqob"</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 3. Sebutan nama yang sebenarnya<wbr></wbr><span class="word_break"></span> tanpa ada unsur apa-apa disebut 'Isim'</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> فما أتى منه بأم أو بأب # فكنية وغيره اسم أو لقب</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> "Sebutan yang didatangka<wbr></wbr><span class="word_break"></span>n/di awali dengan umm atau ab # adalah kunyah, selain itu adalah isim atau laqob"</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> فما بمدح أو بذم مشعر # فلقب والإسم ما لا يشعر</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> "Sebutan yang ada unsur mencela atau memuji # adalah laqob, sedangkan isim/nama adalah tanpa ada unsur apa-apa"</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> (Nadhom Imrithi Bab Ma'rifat dan Nakiroh)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Wallaahu A'lam .</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <strong>LINK ASAL :</strong></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="http://www.facebook.com/groups/piss.ktb/permalink/546751355347677/?refid=18">http://<wbr></wbr><span class="word_break"></span>www.faceboo<wbr></wbr><span class="word_break"></span>k.com/<wbr></wbr><span class="word_break"></span>groups/<wbr></wbr><span class="word_break"></span>piss.ktb/<wbr></wbr><span class="word_break"></span>permalink/<wbr></wbr><span class="word_break"></span>54675135534<wbr></wbr><span class="word_break"></span>7677/</a></div> </div> </div>

Kajian Nahwu KAJIAN NAHWU : PERBEDAAN KUNIYAH DAN KINAYAH

PERTANYAAN : Rizqi Mubarok Ibnu Abdirrohman assalamu alaikum afwan mau tanya ttg nahwu apa bedanya kunyah dg kinayah syukran JAWABAN : 1. Alif Jum'an Azend wa'alaikumussalam.. Kuniyah adalah nama julukan seseorang disamping nama aslinya (asma), …

Baca selengkapnya »

Pembagian Nyawa & Arti Sukma

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Pembagian nyawa menurut kitab Durrotun nasihin :</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">والروح ثلاثة اضرب اولها سلطانية و الثانى روحانية والثالث جسمانية فموضع السلطانية الفؤادى يعنى القلب وموضع الروحانية الكبد يعنى الصدر وموضع الجسمانية بين اللحم والدم وبين العظم والعروق فإن قيل إذا نام العبد خرج روحه ام لا؟ فإن قال قائل خرج فقد اخطأ وان قال لم يخرج فقد اخطأ . والجواب اذا نام العبد خرج روحه الجسمانى مع العقل ومشى بين السماء والارض فإن كان العقل معه رأى ما رأى فى المنام وإن لم يكن العقل معه رأى ما رأى ولكن لم يفهم </span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Nyawa dibagi menjadi tiga  :</span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">1. sultoniyyah</span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">2. ruhaniyyah</span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">3. jismaniyyah </span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Sultoniyyah bermuara dihati,ruhaniyyah bermuara didada sedangkan jismaniyyh muaranya diantara daging dan darah dan diantara tulang dan otot-otot. </span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Jika ditanya, ketika seorang hamba tidur, apakah nyawanya keluar apa tidak ?</span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Jika ada yang menjawab keluar, maka salah, dan jika ada yang menjawab tidak keluar maka juga salah.</span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Jawaban yang tepat adalah, ketika seorang hamba tidur maka ruh jismaniyyahnya keluar bersama akal dan berkeliling antara langit dan bumi,jika akal bersama ruh jismani maka seorang hamba tersebut tau/mengerti apa yang ia lihat dalam mimpi, dan jika akal tidak bersamanya maka seorang hamba tersebut tetap bisa melihat mimpi akan tetapi tidak faham.</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Rogo sukma </span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">فإن قيل ماالفرق بين الروح والروان؟  قلنا الروح لايذهب ولا يجئ والروان يذهب ويجئ وإذا زال الروان نام العبد وإذا زال الروح مات العبد </span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Jika ditanya apa bedanya nyawa dan sukma ? Maka kami jawab,nyawa itu tidak bisa keluar masuk sedangkan sukma bisa keluar masuk.</span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Jika sukma keluar maka seorang hamba tertidur/tak sadarkan diri dan jika nyawa keluar maka seorang hamba tadi jadi meninggal. [ Durrotun nasihin hal 177 cetakan darul fikr di bab bayanu alamil mauti ].</span></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Tentang ruh hanya sekedar menambah wawasan saja.. Jangan terlalu dibahas panjang lebar, karena hakekatnya belum tentu benar.. Dan takut su'ul adab! karena bahkan Nabi sendiri juga tidak tahu tentang ruh. Hanya Alloh yang maha mengetahuinya.</span></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="direction: rtl; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">واختلف في حقيقة الروح فقال أكثر أهل السنة والجماعة الأولى أن نمسك المقال عنها ونكف عن البحث فيها وأنها مما استأثر الله بعلمه ولم يطلع عليه أحدا من خلقه واليه أشار ابن رسلان في زبده بقوله والروح ما أخبر عنها المجتبى # فنمسك المقال عنها أدبا أي أن حقيقة الروح وهي النفس لم يخبر عنها المصطفى مع انه سئل عنها لعدم نرول الأمر ببيانها قال تعالى ويسألونك عن الروح قل الروح من أمر ربي فنمسك أدبا مع المصطفى صلى الله عليه وسلم (إعانة الطالبين جزء ٢ صحيفة ١٠٧)</span></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Ulama memperdebatkan dalam hakekat ruh.. Kemudian kebanyakan Ahli Sunnah Wal Jamaa'ah berkata : "Lebih baik kita menahan pembicaraan kita tentang Ruh dan kita mencegah (jangan) membahas dalam masalah Ruh. Sesungguhnya hanya Alloh semata yang mengetahuinya dan Alloh tidak memberikan pengetahuan tentang ruh kepada satu makhlukpun!". </span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Karenanya, Ibnu Ruslan memberi isyarat dalam nadhom Zubad-nya dengan ucapannya : "Ruh, adalah sesuatu yang tidak dikabarkan kepada Al-Mujtaba (Nabi). Karena ta'dduban kepada Nabi, maka cegahlah diri kita dari membicarakannya". Maksudnya adalah, sesungguhnya hakekat Ruh itu Nabi sendiri juga tidak dikasih tahu padahal Beliau ditanya tentang Ruh. karena tidak ada nuzul yang menerangkannya. Alloh Taala berfirman "Mereka bertanya kepadamu tentang Ruh. Katakan! Ruh adalah perkara Tuhanku". Maka oleh sebab itu cegahlah diri kita membicarakan Ruh guna ta'adduban kepada Nabi. (I'anah Tholibin Juz 2 Hal. 106). [</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">Sunde Pati, Kakang Prabu</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">].</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">LINK ASAL :</span></div> <!--ZOOMSTOP--><br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: blue; font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; text-decoration: underline;">www.fb.com/groups/piss.ktb/544437008912445/</span></div> </div>

AQIDAH Ilmu Hikmah Pembagian Nyawa & Arti Sukma

Pembagian nyawa menurut kitab Durrotun nasihin : والروح ثلاثة اضرب اولها سلطانية و الثانى روحانية والثالث جسمانية فموضع السلطانية الفؤادى يعنى القلب وموضع الروحانية الكبد يعنى الصدر وموضع الجسمانية بين اللحم والدم وبين العظم والعروق فإن قيل إذا …

Baca selengkapnya »

Mencari Ilmu dahulu, Lalu baru menikah

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <br /> <div style="text-align: justify;"> <strong>Oleh:</strong></div> <div style="text-align: justify;"> <strong>Kang As'ad</strong></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <strong> </strong><br /> <div style="text-align: justify;"> <strong>Washiat al-Imam Abu Hanifah an-Nu’man Kepada Para Pemuda</strong></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <strong> ولا تتوزوج الا بعد أن تعلم أنك تقدر على القيام بجميع حوائجها واطلب العلم أولا ثم اجمع المال من الحلال ثم تزوج, فانك ان طلبت المال في وقت التعلم عجزت عن طلب العلم ودعاك المال الى شراء الجواري والغلمان وتشتغل بالدنيا والنساء قبل تحصيل العلم, فيضيع وقتك ويجتمع عليك الولد ويكثر عيالك فتحتاج الى القيام بمصالحهم وتترك العلم. </strong></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <strong> Janganlah engkau (terburu2)<wbr></wbr><span class="word_break"></span> menikah kecuali setelah engkau tau bahwasanya<wbr></wbr><span class="word_break"></span> engkau sudah mampu untuk bertanggun<wbr></wbr><span class="word_break"></span>g jawab memenuhi seluruh kebutuhan2<wbr></wbr><span class="word_break"></span> istrimu. </strong></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <strong></strong><br /> <div style="text-align: justify;"> <strong><strong>carilah ilmu terlebih dahulu, kemudian (setelah punya ilmu) kumpulkanl</strong><strong><wbr></wbr><span class="word_break"></span>ah harta benda dari jalan yang halal lalu menikahlah<wbr></wbr><span class="word_break"></span>.</strong></strong></div> <br /> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <strong></strong><br /> <div style="text-align: justify;"> <strong><strong>Jika engkau mencari harta benda di tengah2 waktumu mencari ilmu, maka engkau akan lemah di dalam mendapatka</strong><strong><wbr></wbr><span class="word_break"></span>n ilmu, karena harta benda selalu mengajakmu<wbr></wbr><span class="word_break"></span> untuk terus berniaga dengan orang2 sekitarmu,<wbr></wbr><span class="word_break"></span> dan engkau akan tersibukka<wbr></wbr><span class="word_break"></span>n dengan urusan dunia juga wanita sebelum engkau benar2 mendapatka<wbr></wbr><span class="word_break"></span>n ilmu.</strong></strong></div> <br /> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <strong></strong><br /> <div style="text-align: justify;"> <strong><strong>(jika itu yang terjadi) maka waktumu akan tersia-sia</strong><strong><wbr></wbr><span class="word_break"></span>kan, dan engkau akan mempunyai banyak anak, keluargamu<wbr></wbr><span class="word_break"></span> akan menjadi semakin banyak juga. Oleh karena itu, maka engkau akan sangat berhajat untuk memenuhi kebutuhan2<wbr></wbr><span class="word_break"></span> mereka dan engkau lalu meninggalk<wbr></wbr><span class="word_break"></span>an ilmu.</strong></strong></div> <br /> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <strong></strong><br /> <div style="text-align: justify;"> <strong><strong>واشتغل بالعلم في عنفوان شبابك ووقت فراغ قلبك وخاطرك ثم اشتغل بالمال ليجتمع عندك, فان كثرة الولد والعيال يشوش البال, فاذا جمعت المال فتزوج.</strong></strong></div> <br /> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <strong></strong><br /> <div style="text-align: justify;"> <strong><strong>Sibukkanla</strong><strong><wbr></wbr><span class="word_break"></span>h waktumu dalam mencari ilmu pada masa-masa mudamu, pada waktu hatimu masih senggang dari banyak pikiran, kemudian setelah itu (setelah ilmu berhasil diraih), sibukkanla<wbr></wbr><span class="word_break"></span>h dirimu untuk mengumpulk<wbr></wbr><span class="word_break"></span>an harta benda, karena sesungguhn<wbr></wbr><span class="word_break"></span>ya banyaknya anak dan keluarga akan mengganggu<wbr></wbr><span class="word_break"></span> pikiran. Dan ketika harta sudah kau raih, maka menikahlah<wbr></wbr><span class="word_break"></span>.</strong></strong></div> <br /> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <strong></strong><br /> <div style="text-align: justify;"> <strong><strong>*Di nukil dari kitab al-Asybah wa an-Nadzoir</strong><strong><wbr></wbr><span class="word_break"></span> li Ibni Najm</strong></strong></div> <br /> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>LINK ASAL:<a href="http://www.facebook.com/groups/piss.ktb/permalink/545792525443560/?refid=18">http://<wbr></wbr><span class="word_break"></span>www.faceboo<wbr></wbr><span class="word_break"></span>k.com/<wbr></wbr><span class="word_break"></span>groups/<wbr></wbr><span class="word_break"></span>piss.ktb/<wbr></wbr><span class="word_break"></span>permalink/<wbr></wbr><span class="word_break"></span>54579252544<wbr></wbr><span class="word_break"></span>3560/</a></b></div> </div>

Motivasi Mencari Ilmu dahulu, Lalu baru menikah

Oleh: Kang As'ad Washiat al-Imam Abu Hanifah an-Nu’man Kepada Para Pemuda ولا تتوزوج الا بعد أن تعلم أنك تقدر على القيام بجميع حوائجها واطلب العلم أولا ثم اجمع المال من الحلال ثم تزوج, فانك ان طلبت المال في وقت التعلم عجزت عن طلب العلم ودعا…

Baca selengkapnya »

Batasan lubang pada sarung atau mukena yang membatalkan sholat

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSsKTl0hAS4tuNhcNTBDuex5s6gzCnTbtd5IrgwdfbkcShT4f6l3ZL6hUZSsvmo7yvXOmPLDOJHAehXiYDxSf6zgGI8N4cJFM9EyeNbADJCPORTtDbSAGpZK-AWKVuecKu_FS5_uqyeFQ/s1600/sarung.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSsKTl0hAS4tuNhcNTBDuex5s6gzCnTbtd5IrgwdfbkcShT4f6l3ZL6hUZSsvmo7yvXOmPLDOJHAehXiYDxSf6zgGI8N4cJFM9EyeNbADJCPORTtDbSAGpZK-AWKVuecKu_FS5_uqyeFQ/s320/sarung.jpg" width="242" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pertanyaan :</b></div><div style="text-align: justify;">Assalamu'alaikum..</div><div style="text-align: justify;">Maaf mau tanya nih sahabat FK..</div><div style="text-align: justify;">Lubang pada sarung atau mukena (bukan lubang asli) yang bisa menjadikan tidak sahnya sholat sebesar apa sih ?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">( Dari : <b>Aini Najihah</b> )</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Jawaban :</b></div><div style="text-align: justify;">Wa'alaikum salam warohmatullohi wabarokatuh</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lubang pada sarung atau mukena yang menutupi aurot dianggap membatalkan sholat adalah apabila lubang tersebut menampakkan warna kulit yang termasuk aurot dan bisa dilihat sekilas oleh mata orang yang normal saat berhadapan. Sedangkan apabila lubang tersebut terlihat karena memang dilihat dari jarak yang sangat dekat dan dperhatikan dengan teliti maka lubang tersebut tidak dianngap dan  sholatnya tetap sah. Wallohu a'lam</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">( Dijawab oleh : <b>Kudung Khantil Harsandi Muhammad </b>dan <b>Siroj Munir</b> )</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Referensi :</b></div><div style="text-align: justify;">1. Fathul Mu'in, Hal : 85-86</div><div style="text-align: justify;">2. Hasyiyah Al-Bujairomi Ala Syarhil Manhaj, Juz : 1  Hal : 233</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ibarot :</b></div><div style="text-align: justify;"><b>Fathul Mu'in, Hal : 85-86</b></div><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">ثالثها: أي شروط الصلاة ستر رجل ولو صبيا وأمة ولو مكاتبة وأم ولد ما بين سرة وركبة لهما ولو خاليا في ظلمة للخبر الصحيح: لا يقبل الله صلاة حائض أي بالغ إلا بخمار. ويجب ستر جزء منهما ليتحقق به ستر العورة. وستر حرة ولو صغيرة غير وجه وكفين ظهرهما وبطنهما إلى الكوعين. <b>بما لا يصف لونا أي لون البشرة في مجلس التخاطب</b> كذا ضبطه بذلك أحمد بن موسى بن عجيل</span></div><br /><b>Hasyiyah Al-Bujairomi Ala Syarhil Manhaj, Juz : 1  Hal : 233</b><br /><div style="text-align: right;"><br /></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">قوله: بما يمنع إدراك لونها) أي: <b>لمعتدل البصر عادة</b> كما في نظائره ع ش –إلى أن قال- والمراد بقوله: بما يمنع إدراك لونها أي في مجلس التخاطب كما في سم. قال ع ش على م ر وهو يقتضي أن <b>ما يمنع في مجلس التخاطب، وكان بحيث لو تأمل الناظر فيه مع زيادة القرب للمصلي جدا لأدرك لون بشرته لا يضر</b></span> </div>

Bab Sholat orat-oretanku Batasan lubang pada sarung atau mukena yang membatalkan sholat

Pertanyaan :Assalamu'alaikum..Maaf mau tanya nih sahabat FK..Lubang pada sarung atau mukena (bukan lubang asli) yang bisa menjadikan tidak sahnya sholat sebesar apa sih ?( Dari : Aini Najihah )Jawaban :Wa'alaikum salam warohmatullohi wabarokatuhLuban…

Baca selengkapnya »

Software dan aplikasi al-qur'an, apakah dihukumi sama seperti mushaf al qur'an?

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRKRIHVM91GEBu430YqCnxY_I5t3zHVTDEakezcqIhXmgZ1LPLutjq7ziYejixEgDaNhb70qLhdu6Ok7ndUAmFg74w8x2dRv8-tWQFw_Q7A4_hqfyz_jw9ui_KdYIuQXNtDURMNpHKeK0/s1600/sof.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRKRIHVM91GEBu430YqCnxY_I5t3zHVTDEakezcqIhXmgZ1LPLutjq7ziYejixEgDaNhb70qLhdu6Ok7ndUAmFg74w8x2dRv8-tWQFw_Q7A4_hqfyz_jw9ui_KdYIuQXNtDURMNpHKeK0/s320/sof.jpg" width="320" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><b>Pertanyaan :</b></div><div style="text-align: justify;">Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh</div><div style="text-align: justify;">Ustadz-ustadz FK dan Kang-kang, saya mau nanya;</div><div style="text-align: justify;">Apakah Software dan aplikasi qur'an yang ada dikomputer, laptop atau hape dihukumi seperti al-qur'an sehingga kalau memegangnya harus suci dari hadats?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">( Dari : <b>El Muhdy, Ahmed Machfudh, Muhammad Afif Al-habsyi </b>dan <b>Je M'appelle Aniez</b> )</div><br /><br /><div style="text-align: justify;"><b>Jawaban :</b></div><div style="text-align: justify;">Wa'alaikum salam warohmatullohi wabarokatuh</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan hasil keputusan kajian bahtsul masa'il dan fatwa ulama' kontemporer, Software dan aplikasi Al Qur'an yang ada didalam komputer atau hape tidak dikategorikan mushaf, karena tulisan yang berupa ayat-ayat al qur'an yang nampak pada layar adalah pancaran sinar yang sifatnya tidak tetap, bisa nampak dan hilang, sementara kriteria sesuatu benda dihukumi mushaf apabila tulisan yang ada disitu tujuannya untuk dirasah (belajar) dan berbentuk tulisan yang sifatnya tetap, selain itu pada umumnya komputer, laptop atau hape berisi bermacam-macam file, sedangkan software atau aplikasi qur'an filenya tidak terlalu besar, jadi software atau aplikasi tersebut hanyalah bagian kecil dari file-file, software-software dan aplikasi yang ada pada komputer, laptop atau hape.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pendapat berbeda dikemukakan oleh Syekh Ahmad Asy-Syatiri dalam kitab beliau "Syarah Al-Yaqutun Nafis", dalam pembahasan hukum membawa kaset yang berisi rekaman bacaan al qur'an beliau menyatakan bahwa kaset tersebut dihukumi seperti mushaf al qur'an, alasannya meskipun itu hanya berisi suara yang tujuannya untuk didengar, bukan untuk dibaca tapi intinya sama dengan al qur'an, dan menurut beliau pendapat ini adalah pendapat yang ahwath (lebih berhgati-hati) Pemahaman yang diambil dari keterangan beliau, jika kaset yang hanya berisi bacaan al qur'an saja dihukumi mushaf apalagi software atau aplikasi yang ada tulisannya dan memang ditujukan untuk dibaca.  </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kesimpulannya, berdasarkan keputusan bahtsul masa'il software dan aplikasi qur'an tidak dihukumi mushaf, sedangkan menurut Syekh Ahmad Syathiri dihukumi mushaf. Jadi apabila kita mengikuti pendapat yang menyatakan bahwa software dan aplikasi tersebut tidak dihukumi mushaf maka bagi orang yang sedang berhadats diperbolehkan memegang dan membawa laptop atau hape yang sudah diinstal software atau aplikasi qur'an didalamnya tanpa diharuskan wudhu atau mandi besar terlebih dahulu. Wallohu a'lam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">( Dijawab oleh : <b>Danial Al Marqo, Mazz Rofii, Muhammad Fatkhurozi Rozi, Muh KHolili Aby Fitry, Kudhung Kanthil Harsandi Muhammad, Siroj Munir </b>dan  <b>Farid Muzakki </b>)</div><br /><br /><b>Referensi :</b><br />1. Nihayatuz Zain,  Hal : 32<br />2. Al Bujairami Alal Khotib,  Juz : 3  Hal : 498<br />3. Nihayatul Muhtaj, Juz : 1 Hal : 124<br />4. Al Islam Su'al Wal Jawab, Fatwa no. 106961<br /><a href="http://islamqa.info/ar/ref/106961">http://islamqa.info/ar/ref/106961</a><br />5. Syarah Al Yaqutun Nafis, Hal : 82-83<br /><br /><b><br /></b><b>Ibarot :</b><br /><b>Nihayatuz Zain, Hal : 32</b><br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">ورابعها مس المصحف ولو بحائل ثخين حيث عد ماسا له عرفا والمراد بالمصحف كل ما كتب فيه شيء من القرآن بقصد الدراسة كلوح أو عمود أو جدار كتب عليه شيء من القرآن للدراسة فيحرم مسه مع الحدث حينئذ سواء</span></div><br /><b>Al-Bujairamiy ‘alâ al-Khathib,  Juz : 3  Hal : 498</b><br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">وقوله " كتابة " وضابط المكتوب عليه كل ما ثبت عليه الخط كرق وثوب سواء كتب بحبر أو نحوه ونقر صور الأحرف في حجر أو خشب أو خطها على الأرض، فلو رسم صورتها في هواء أو ماء فليس كتابة في المذهب كما قاله الزيادي</span></div><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">Nihayatul Muhtaj, Juz : 1 Hal : 124</span></div><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">وليس من الكتابة ما يقص بالمقص على صورة حرف القرآن من ورق أو قماش فلا يحرم مسه، وينبغي أن يكون بحيث يعد لوحا للقرآن عرفا، فلو كبر جدا كباب عظيم فالوجه عدم حرمة مس الخالي منه عن القرآن، ويحتمل أن حمله كحمل المصحف في أمتعة</span></div><br /><br /><b>Al Islam Su'al Wal Jawab, Fatwa no. 106961</b><br /><div style="text-align: right;"><br /></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">قراءة القرآن من الجوال هل يشترط لها الطهارة؟</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">السُّؤَالُ</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">يوجد في بعض الجوالات برامج للقرآن تستطيع أن تتصفح منها القرآن في أي وقت على شاشة الجوال، فهل يلزم قبل القراءة من الجوال الطهارة ؟</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">الْجَوَابُ</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">الحمد لله هذه الجوالات التي وضع فيها القرآن كتابة أو تسجيلا، لا تأخذ حكم المصحف، فيجوز لمسها من غير طهارة، ويجوز دخول الخلاء بها، وذلك لأن كتابة القرآن في الجوال ليس ككتابته في المصاحف، فهي ذبذبات تعرض ثم تزول وليست حروفا ثابتة، والجوال مشتمل على القرآن وغيره</span></div><br /><b>Syarah Al Yaqutun Nafis, Hal : 82-83</b><br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">حكم حمل المصحف المسجل على الأشرطة</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">ظهر حديثا فى الأسواق أشرطة تسجيل مسجل فيها القرآن الكريم بأكملة يكون المصحف من عشرين شريطا تقريبا فهل حكم هذا المصحف كحكم المصحف المكتوب ؟ الذي أرى أن التسجيل على الشريط يحصل بأحرف منقوشة تثبت على الشريط وعلى هذا فيكون له حكم المصحف وقد قامت بعض الجمعيات فى مصر بتسجيل هذا المصحف بقرآات مجودة وأصوات جميلة علي أسطوانات خاصة وعلى أشرطة كاسيت وتسمى مصحفا وأعتقد أن له حكم المصحف والأحوط للمسلم أن يحتاط فإن قيل إن التسجيل هذا إنما هو الصدى وقد سجل للسماع لا للقراءة ؟ إنه فعلا صدى ولكنا لو نظرنا الى القصد من الأذان حقيقة أليس هو الإعلام ؟ وقد حصل به ؟ ولبعض الفقهاء أقوال تعبروا عن أرائهم ومفاهيمهم وليس من الضرورى قبولها كقولهم لو نظر إنسان الى صورة امرأة فى مرآة فيجوز له النظر اليها إنما ينظر الى الصورة فى المرآة حتى ولو كانت عارية فمثل هذا الكلام نظر ومن الصعب على النفس تقلبه</span></div>

Al-qur'an Diskusi Grup FK orat-oretanku Teknologi Software dan aplikasi al-qur'an, apakah dihukumi sama seperti mushaf al qur'an?

Pertanyaan :Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuhUstadz-ustadz FK dan Kang-kang, saya mau nanya;Apakah Software dan aplikasi qur'an yang ada dikomputer, laptop atau hape dihukumi seperti al-qur'an sehingga kalau memegangnya harus suci dari hada…

Baca selengkapnya »

Zakat dari hasil tanaman tebu

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis_Ywjjm3WbCEBsSlwPQ-oXdyjOX-V1f1rvGi_61z63jnc3AlqSDk2YLUXMTCjnapnN62cFl_L2osG8OgI43WfrWDT4L6LVWmIG9PeGLl-SWsYHtWHG3wQquBwQHtWRI58T4Cc53JEW18/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis_Ywjjm3WbCEBsSlwPQ-oXdyjOX-V1f1rvGi_61z63jnc3AlqSDk2YLUXMTCjnapnN62cFl_L2osG8OgI43WfrWDT4L6LVWmIG9PeGLl-SWsYHtWHG3wQquBwQHtWRI58T4Cc53JEW18/s320/images.jpg" width="320" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><b>Pertanyaan :</b></div><div style="text-align: justify;">Assalamualaikum..</div><div style="text-align: justify;">Katanya dalam madzhab syafi'i tanaman tebu tak ada zakatnya, sementara petani ditempatku banyak orang jadi kaya karena menanam tebu. Bagaimana hukumnya si petani tersebut? Sekalian dengan ibarotnya </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">( Dari : <b>Dhana Abadi </b>)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Jawaban :</b></div><div style="text-align: justify;">Wa'alaikum salam warohmatullohi wabarokatuh</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terdapat perbedaan pendapat mengenai masalah zakat tebu ;</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">1.Menurut pendapat madzhab Syafi'i, hasil dari tebu tidak wajib dizakati, karena hasil tanaman yang wajib dizakati hanyalah hasil tanaman makanan pokok, sedangkan untuk tanaman lainnya seperti tebu dan sayur-sayuran, tidak wajib dizakati. Dalilnya adalah hadits ;</div><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">لَيْسَ فِي الخَضْرَاوَاتِ صَدَقَةٌ</span></div><div style="text-align: right;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>“Tidak ada kewajiban membayarkan zakat pada sayur-sayuran.” </i>(Sunan Turmudzi, no.638, Sunan Kubro Lil-Baihaqi, no.7483 dan Sunan Daruquthni, no.1907,1911,1912)</div><br /><br /><div style="text-align: justify;">2. Sedangkan menurut pendapat madzhab Hanafi tebu wajib dizakati dan zakat yang harus dikeluarkan adalah sepersepuluh/10 %. Dalam madzhab hanafi zakat tidak hanya diwajibkan pada hasil tanaman yang digunakan sebagai bahan pokok saja, namun juga diwajibkan pada tanaman seperti sayur-sayuran dan juga tebu, dan zakat yang harus dikeluarkan seperti halnya zakat pada hasil  tanaman yang digunakan sebagai makanan pokok, yaitu sepersepuluh/10 % dari hasil panen tebu. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalilnya adalah keumuman hadits yang mewajibkan zakat pada hasil dari tanaman. Rossululloh shollallohu 'alaihi wasallam bersabda  ;</div><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">فِيمَا سَقَتِ السَّمَاءُ وَالعُيُونُ أَوْ كَانَ عَثَرِيًّا العُشْرُ، وَمَا سُقِيَ بِالنَّضْحِ نِصْفُ العُشْرِ</span></div><br /><div style="text-align: justify;"><i>“Tanaman yang pengairannya dengan air hujan dan mata air, atau mengisap air dengan akarnya, zakatnya sepersepuluh. Sedangkan tanaman yang pengairannya dengan nadh3 bantuan binatang (unta atau sapi) untuk mengangkut air, zakatnya setengah dari seper sepuluh.” </i>(Shohih Bukhori no. 1483)</div><br /><div style="text-align: justify;">Kesimpulannya, memang benar dalam madzhab syafi'i hasil dari tebu tidak wajib dizakati, sedangkan menurut madzhab hanafi hasil dari tebu wajib dizakati. Dan petani tersebut tidak dihukumi berdosa kalau tidak mengeluarkan zakat jika memang mengikuti madzhab Syafi'i yang tidak mewajibkan zakat pasa hasil tebu.Wallohu a'lam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">( Dijawab oleh : Kudung Khantil Harsandi Muhammad dan Siroj Munir )</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Referensi : </div><div style="text-align: justify;">1.Mughnil Muhtaj, Juz : 2  Hal : 81</div><div style="text-align: justify;">2. Roddul Mukhtar Alad Durrul Mukhtar /Hasyiyah Ibnu Abidin (Madzhab Hanafi), Juz : 2  Hal : 326-327</div><div style="text-align: justify;">3. Al Fiqhul Islami Wa Adillatuhu, Juz ; 3  Hal : 1884-1885</div><div style="text-align: justify;">4. Al Mausu'ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, Juz : 23  Hal : 278-280</div><div style="text-align: justify;">  </div><div style="text-align: justify;"><b><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><b>Ibarot :</b></div><div style="text-align: justify;"><b>Mughnil Muhtaj, Juz : 2  Hal : 81</b></div><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">باب زكاة النبات تختص بالقوت، وهو من الثمار: الرطب: والعنب، ومن الحب: الحنطة، والشعير، والأرز، والعدس، وسائر المقتات اختيارا</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">.................................</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">والأصل في الباب قبل الإجماع مع ما يأتي قوله تعالى: {وآتوا حقه يوم حصاده} [الأنعام: 141] وقوله: {أنفقوا من طيبات ما كسبتم ومما أخرجنا لكم من الأرض} [البقرة: 267] وهو الزكاة؛ لأنه لا حق فيما أخرجته الأرض غيرها (تختص بالقوت) ؛ لأن الاقتيات من الضروريات التي لا حياة بدونه فلذلك أوجب الشارع منه شيئا لأرباب الضرورات، بخلاف ما يؤكل تنعما أو تأدما كالتين والسفرجل والرمان. والقوت أشرف النبات، وهو ما يقوم به بدن الإنسان من الطعام</span></div><br /><b>Roddul Mukhtar Alad Durrul Mukhtar (Hasyiyah Ibnu Abidin), Juz : 2  Hal : 326-327</b><br /><br /><div style="text-align: right;"> <span style="font-size: large;">و) تجب في (مسقي سماء) أي مطر (وسيح) كنهر (بلا شرط نصاب) راجع للكل (و) بلا شرط (بقاء) وحولان حول لأن فيه معنى المؤنة ولذا كان للإمام أخذه جبرا ويؤخذ من التركة ويجب مع الدين وفي أرض صغير ومجنون ومكاتب ومأذون ووقف وتسميته زكاة مجاز (إلا فيهما) لا يقصد به استغلال الأرض (نحو حطب وقصب) فارسي</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">....................................</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">وله: وقصب) هو كل نبات يكون ساقه أنابيب وكعوبا والكعوب العقد والأنبوب ما بين الكعبين، واحترز بالفارسي عن قصب السكر وقصب الذريرة، وهو قصب السنبل ففيهما العشر كما في الجوهرة</span></div><br /><b>Al Fiqhul Islami Wa Adillatuhu, Juz ; 3  Hal : 1884-1885</b><br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">ثالثاً ـ ما تجب فيه الزكاة: للفقهاء رأيان في زكاة ما تخرجه الأرض، رأي يعمم في كل خارج، ورأي يخصص الخارج فيما يقتات ويدخر</span></div><div style="text-align: right;"><br /></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">الرأي الأول ـ لأبي حنيفة: تجب الزكاة في قليل ما أخرجته الأرض وكثيره إلا الحطب والحشيش والقصب الفارسي (وهو ما يتخذ منه الأقلام، أما قصب السكر ففيه العشر) –إلى أن قال- ودليله: حديث «ما أخرجته الأرض ففيه العشر» عمم الواجب في كل خارج، والصحيح عند الحنفية ما قاله الإمام، ورجح الكل دليله</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">الرأي الثاني ـ للصاحبين وجمهور الفقهاء: لا تجب زكاة الزروع والثمار إلا فيما يقبل الاقتيات والادخار</span> </div><br /><br />Al Mausu'ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, Juz : 23  Hal : 278-280<br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">ثم اختلف العلماء في ما عدا هذه الأصناف الأربعة</span></div><div style="text-align: right;"><br /></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">فذهب أبو حنيفة إلى أن الزكاة تجب في كل ما يقصد بزراعته استنماء الأرض، من الثمار والحبوب والخضراوات والأبازير وغيرها مما يقصد به استغلال الأرض، دون ما لا يقصد به ذلك عادة كالحطب والحشيش والقصب (أي القصب الفارسي بخلاف قصب السكر) والتبن وشجر القطن والباذنجان وبذر البطيخ والبذور التي للأدوية كالحلبة والشونيز، لكن لو قصد بشيء من هذه الأنواع كلها أن يشغل أرضه بها لأجل الاستنماء وجبت الزكاة، فالمدار على القصد. واحتج بقول النبي صلى الله عليه وسلم: فيما سقت السماء أو كان عثريا العشر . فإنه عام فيؤخذ على عمومه، ولأنه يقصد بزراعته نماء الأرض واستغلالها فأشبه الحب</span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: large;">إلى أن قال- واحتج من عدا أبا حنيفة على انتفاء الزكاة في الخضر والفواكه بقول النبي صلى الله عليه وسلم: ليس في الخضراوات صدقة وعلى انتفائها في نحو الرمان والتفاح من الثمار بما ورد أن سفيان بن عبد الله الثقفي وكان عاملا لعمر على الطائف: أن قبله حيطانا فيها من الفرسك (الخوخ) والرمان ما هو أكثر من غلة الكروم أضعافا فكتب يستأمر في العشر. فكتب إليه عمر أن ليس عليها عشر، وقال: هي من العفاة كلها وليس فيها عشر</span></div>

Diskusi Grup FK orat-oretanku Zakat Zakat dari hasil tanaman tebu

Pertanyaan :Assalamualaikum..Katanya dalam madzhab syafi'i tanaman tebu tak ada zakatnya, sementara petani ditempatku banyak orang jadi kaya karena menanam tebu. Bagaimana hukumnya si petani tersebut? Sekalian dengan ibarotnya ( Dari : Dhana Abadi )J…

Baca selengkapnya »

PAK QUMIS

PAK QUMIS alias PAket sedeKah QUran ekonoMIS, salah satu program dakwah grup Fiqh Kontemporer sebagai wujud kepedulian terhadap kelestarian Al-Qur`an dan bantuan kepada kaum muslimin yang belum memiliki Al-Qur`an. Alhamdulillah PAK QUMIS sudah berjalan.<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFkJIGrr2dazoXIoMF171Nyb1_4s6xWSK-8lJrgnWqzSSGCxIJiuQei3Re8QRU6x5ZY1ZHiKjIksKwBfBlCUJruEJCCmlGrBWZ8alsLGK6JgTrwe2Uq2OtVSrDk2ldHktSuR7OtNjHfhA/s1600/DSC02855.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFkJIGrr2dazoXIoMF171Nyb1_4s6xWSK-8lJrgnWqzSSGCxIJiuQei3Re8QRU6x5ZY1ZHiKjIksKwBfBlCUJruEJCCmlGrBWZ8alsLGK6JgTrwe2Uq2OtVSrDk2ldHktSuR7OtNjHfhA/s320/DSC02855.JPG" width="320" /></a></div><br />

Al-qur'an Dakwah Diskusi Grup FK Fiqih Sosial Mu'amalah orat-oretanku Program PAK QUMIS

PAK QUMIS alias PAket sedeKah QUran ekonoMIS, salah satu program dakwah grup Fiqh Kontemporer sebagai wujud kepedulian terhadap kelestarian Al-Qur`an dan bantuan kepada kaum muslimin yang belum memiliki Al-Qur`an. Alhamdulillah PAK QUMIS sudah berjal…

Baca selengkapnya »

KESUNNAHAN MENCAMPURI AIR DENGAN DAUN BIDARA KETIKA MEMANDIKAN JENAZAH

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">PERTANYAAN :</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yai, Nyai, Mujawwibiin, Admin, dan Member yang terhormat, maaf sebelumnya, pada saat memandikan jenazah disunnahkan dicampuri daun pohon bidara/ widara (jw) / bukol (mdr) .. mohon penjelasannya, kenapa yang disebutkan pohon bidara ? apa ada khasiat tersendiri ? selanjutnya setia nyimak, terima kasih. Wassalamu alaikum wr wb. [</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">Coungkriyng CIhuy</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">].</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">JAWABAN : </span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Wa'alaikumussalaam warahmatullaah. Dalam Kitab Al Majmu' 5/169 :</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">والمستحب أن تكون الغسلة الاولي بالماء والسدر لما روى ابن عباس ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال في المحرم الذى خر من بعيره " اغسلوه بماء وسدر " ولان السدر ينظف الجسم</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 12pt;">WAL MUSTAHABBU AN TAKUUNA AL GHASLATUL UULAA BIL MAA`I WASSIDRI LIMAA RAWAA IBNU 'ABBAASIN ANNA RASUULALLAAHI SHALLALLAAHU 'ALAIHI WASALLAM QAALA FIL MUHRIMI ALLADZII KHARRA MIN BA'IIRIHII : "IGHSILUUHU BI MAA`IN WA SIDRIN", WA LI ANNASSIDRA YUNAZHZHIFU AL JISMA</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Sunnahnya basuhan pertama dengan air dan daun bidara, karena hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, sesungguhnya Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda untuk laki-laki yang sedang ihram yang jatuh tersungkur dari ontanya: "Basuhlah dia dengan air dan daun bidara". Dan karena sesungguhnya daun bidara itu membersihkan badan.</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وسحيق ورقه يلحم الجروح ذرورا ويقلع الاوساخ وينقي البشرة وينعمها</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Disunnahkan juga pake kafur barus (karbun, madura) biar wangi dan harum.</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ أَيُّوبَ السَّخْتِيَانِيِّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ الْأَنْصَارِيَّةِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ دَخَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ تُوُفِّيَتْ ابْنَتُهُ فَقَالَ اغْسِلْنَهَا ثَلَاثًا أَوْ خَمْسًا أَوْ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ إِنْ رَأَيْتُنَّ ذَلِكَ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَاجْعَلْنَ فِي الْآخِرَةِ كَافُورًا أَوْ شَيْئًا مِنْ كَافُورٍ فَإِذَا فَرَغْتُنَّ فَآذِنَّنِي فَلَمَّا فَرَغْنَا آذَنَّاهُ فَأَعْطَانَا حِقْوَهُ فَقَالَ أَشْعِرْنَهَا إِيَّاهُ تَعْنِي إِزَارَهُ</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin 'Abdullah berkata, telah menceritakan kepada saya Malik dari Ayyub As-Sakhtiyaniy dari Muhammad bin Sirin dari Ummu 'Athiyyah seorang wanita Anshar radliallahu 'anha berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemui kami saat kematian puteri kami, lalu bersabda: "Mandikanlah dengan mengguyurkan air yang dicampur dengan daun bidara tiga kali, lima kali atau lebih dari itu jika kalian anggap perlu dan jadikanlah yang terakhirnya dengan kafur barus (wewangian) atau yang sejenis. Dan bila kalian telah selesai beritahu aku". Ketika kami telah selesai kami memberi tahu Beliau. Maka kemudian Beliau memberikan kain Beliau kepada kami seraya berkata: "Pakaikanlah ini kepadanya". Maksudnya pakaian Beliau". (HR. BUKHARI HADITS NO - 1175).</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">الحاوى الكبير ـ الماوردى (3/ 21)</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وَيُلْقِيهِ عَلَى جَنْبِهِ الْأَيْسَرِ وَيَغْسِلُ الْأَيْمَنَ وَيَبْدَأُ بِصَفْحَةِ عُنُقِهِ الْيُمْنَى وَيَدِهِ وَشِقِّ صَدْرِهِ وَجَنْبِهِ وَفَخِذِهِ وَسَاقِهِ ، وَيَغْسِلُ مَا تَحْتَ قَدَمِهِ ، ثُمَّ يُلْقِيهِ عَلَى شِقِّهِ الْأَيْمَنِ وَيَغْسِلُ شِقَّهُ الْأَيْسَرَ عَلَى مَا وَصَفْتُ ، وَيَغْسِلُ مَا بَيْنَ إِلْيَتَيْهِ حَتَّى يَأْتِيَ عَلَى جَمِيعِ جَسَدِهِ ، وَمَا كَانَ يَغْسِلُهُ حَيًّا فِي جَنَابَتِهِ ، وَكُلُّ ذَلِكَ بِمَاءِ السِّدْرِ ، وَهُوَ أَحَبُّ إِلَيْنَا مِنَ الْخِطْمِيِّ ، لِأَنَّهُ أَمْسَكُ لِلْبَدَنِ وَأَقْوَى لِلْجَسَدِ</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">fokus :</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وَكُلُّ ذَلِكَ بِمَاءِ السِّدْرِ ، وَهُوَ أَحَبُّ إِلَيْنَا مِنَ الْخِطْمِيِّ ، لِأَنَّهُ أَمْسَكُ لِلْبَدَنِ وَأَقْوَى لِلْجَسَدِ</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Dan kesemua itu pakai daun widara, dan widara itu lebih aku suka dari pada daun khitmi, karena daun widara itu lebih menjaga pada badan dan memperkuat jasad. Wallaahu A'lam. [</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">Abdullah Afif, Ibnu Toha , Sunde Pati</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">].</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">LINK ASAL :</span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: blue; font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; text-decoration: underline;">www.fb.com/groups/piss.ktb/540348515987961/</span></div> <!--ZOOMSTOP--></div>

FIQIH JENAZAH KESUNNAHAN MENCAMPURI AIR DENGAN DAUN BIDARA KETIKA MEMANDIKAN JENAZAH

PERTANYAAN : Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yai, Nyai, Mujawwibiin, Admin, dan Member yang terhormat, maaf sebelumnya, pada saat memandikan jenazah disunnahkan dicampuri daun pohon bidara/ widara (jw) / bukol (mdr) .. mohon penjelas…

Baca selengkapnya »

PEDOMAN, FIQIH, DAN GURU DARI BANGSA JIN

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div class="fbDocument" style="text-align: justify;"> <div style="margin-top: 7px;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">PERTANYAAN :</span></div> <div style="margin-top: 7px;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Pertanyaan keren, titipan juga :</span></div> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">- al quran itu turun untuk manusia sajakah ?</span><br /> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">- bagaimana fiqhnya dsb jin ?</span><br /> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">- pada siapa bangsa jin berguru dalam hal islam ? [</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">Sasan Al G</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">].</span><br /> <div style="margin-top: 7px;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">JAWABAN :</span></div> <div style="margin-top: 7px;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Alqur'an untuk semua umat (manusia dan jin). Sedang fiqihnya jin secara umum sama dengan kita dan gurunya jin adalah nabi Muhammad. </span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: right;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ</span></div> <div style="margin-top: 7px;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. AL-ANBIYA' 107).</span></div> <div style="margin-top: 7px; text-align: right;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ</span></div> <div style="margin-top: 7px;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. ADZDZARIYAAT 56).</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا قَالُوا شَهِدْنَا عَلَى أَنْفُسِنَا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِينَ</span></div> <div style="margin-top: 7px;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. (QS AL-AN'AM 130).</span></div> <div style="direction: rtl; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنْصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِمْ مُنْذِرِينَ</span></div> <div style="margin-top: 7px;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)." Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. (Al Ahqaaf 29).</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;"> </span></div> <div style="margin-top: 7px;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Masuk surga-kah jin yang ta'at ? Pendapat pertama : masuk surga (ini pendapat kuat). Pendapat kedua : hanya mendapatkan keselamatan dari api neraka, dan mereka (yang ta'at) akan menjadi tanah / debu (ini pendapat lemah). </span></div> <div style="margin-top: 7px;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Imam Suyuthi dalam kitab Laqthul Marjaan fii Ahkaamil Jaann halaman 46 menerangkan:</span></div> <div style="direction: rtl; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">لقط المرجان في أحكام الجان</span></div> <div style="direction: rtl; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">للإمام الحافظ جلال الدين السيوطي </span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">849 - 911</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">فصل   بعثة محمد إلى الجن والإنس</span></div> <div style="margin-top: 7px;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 12pt;">FASHLUN. BI'TSATU MUHAMMADIN ILAL JINNI WAL INSI........</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">لم يخالف أحد من طوائف المسلمين في أن الله تعالى أرسل محمدا إلى الإنس والجن وبه فسر حديث الصحيحين : بعثت إلى الأحمر والأسود</span></div> <div style="margin-top: 7px;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 12pt;">LAM YUKHAALIF AHADUN MIN THAWAA`IFIL MUSLIMINN FII ANNALLAAHA TAAALAA ARSALA MUHAMMADAN ILAL INSI WALJINNI, WA BIHII FUSSIRA HADIITSUSHSHAHIIHAIN</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">. Bu'itstu ilal ahmar wala aswad</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وروي وشمة بن موسى من حديث ابن عباس عن النبي صلى الله عليه وسلم أرسلت إلى الجن والإنس وإلى كل أحمر وأسود</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وَقَالَ الشَّيْخُ أَبُو الْعَبَاسِ : أَرْسَلَ اللهُ تَعَالَى مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إلَى جَمِيعِ الثَّقَلَيْنِ : الْإِنْسِ وَالْجِنِّ وَأَوْجَبَ عَلَيْهِمْ الْإِيمَانَ بِهِ وَبِمَا جَاءَ بِهِ وَطَاعَتَهُ وَأَنْ يُحَلِّلُوا مَا حَلَّلَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَيُحَرِّمُوا مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَأَنْ يُوجِبُوا مَا أَوْجَبَهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَيُحِبُّوا مَا أَحَبَّهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَيَكْرَهُوا مَا كَرِهَهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ كُلَّ مَنْ قَامَتْ عَلَيْهِ الْحُجَّةُ بِرِسَالَةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ فَلَمْ يُؤْمِنْ بِهِ اسْتَحَقَّ عِقَابَ اللَّهِ تَعَالَى كَمَا يَسْتَحِقُّهُ أَمْثَالُهُ مِنْ الْكَافِرِينَ الَّذِينَ بُعِثَ إلَيْهِمْ الرَّسُولُ . وَهَذَا أَصْلٌ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ بَيْنَ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانِ وَأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَسَائِرِ طَوَائِفِ الْمُسْلِمِينَ : أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ وَغَيْرِهِمْ</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وقال (أي السبكي) في قوله تعالى "ألم يأتكم رسل منكم" قال جماعة الرسل كانت من الإنس ولكن الله كان يبعث قوما من الجن ليسمعوا كلام الرسل ويأتوا قومهم من الجن بما سمعوه ..... ثم قال السبكي ولا شك أن الجن مكلفون في الأمم الماضية كما هم مكلفون في هذه الملة والتكليف إنما يكون بسماعهم من رسول الله ........</span></div> <div style="margin-top: 7px;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">dst...dst. </span></div> <div style="margin-top: 7px;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Ibarot lain :</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">أيسر التفاسير لكلام العلي الكبير (5/ 445)</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">بسم الله الرحمن الرحيم  قُلْ أُوحِيَ1 إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآناً عَجَباً (1) يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَداً (2) وَأَنَّهُ تَعَالَى جَدُّ رَبِّنَا مَا اتَّخَذَ صَاحِبَةً وَلا وَلَداً (3) وَأَنَّهُ كَانَ يَقُولُ سَفِيهُنَا عَلَى اللَّهِ شَطَطاً (4) وَأَنَّا ظَنَنَّا أَنْ لَنْ تَقُولَ الْأِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى اللَّهِ كَذِباً (5) وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْأِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقاً (6) وَأَنَّهُمْ ظَنُّوا كَمَا ظَنَنْتُمْ أَنْ لَنْ يَبْعَثَ اللَّهُ أَحَداً (7)</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">شرح الكلمات: أنه استمع :أي إلى قراءتي. نفر من الجن :أي عدد من الجن ما بين الثلاثة والعشرة. قالوا إنا سمعنا قرآنا عجبا :أي لبعضهم بعضاً قرآنا عجبا أي يتعجب منه لفصاحته وغزارة معانيه. يهدي إلى الرشد :أي الصواب في المعتقد والقول والعمل. وأنه تعالى جد ربنا :أي تنزه جلال ربنا وعظمته عما نسب إليه. ما اتخذ صاحبة ولا ولدا :أي لم صاحبة ولم يكن له ولد. سفيهنا :أي جاهلنا. شططا :أي غلوا في الكذب بوصفه الله تعالى بالصاحبة والولد. على الله كذبا :حتى تبين لنا أنهم يكذبون على الله بنسبة الزوجة والولد إليه. يعوذون :أي يستعيذون. فزادوهم رهقا :أي إثما وطغيانا. أن لن يبعث الله أحدا :أي لن يبعث رسولا إلى خلقه.</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">معنى الآيات: قوله تعالى {قُلْ أُوحِيَ1 إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ 2مِنَ الْجِنِّ} يأمر تعالى رسوله محمداً صلى الله عليه وسلم أن يقول معلنا للناس مؤمنهم وكافرهم أنه قد أوحى الله تعالى إليه نبأ مفاده أن نفرا من الجن ما بين الثلاثة إلى العشرة قد استمعوا إلى قراءته القرآن وذلك ببطن نخلة والرسول يصلي بأصحابه صلاة الفجر وكان الرسول صلى الله عليه وسلم عامدا مع أصحابه إلى سوق عكاظ. وكان يومئذ قد حيل بين الشياطين وخبر السماء حيث أرسلت عليهم الشهب فراجع الشياطين بعضهم بعضا فانتهوا إلى أن شيئا حدث لا محالة فانطلقوا يضربون في مشارق الأرض ومغاربها يتعرفون إلى هذا الحدث الجلل الذي منعت الشياطين بسببه من السماء فتوجه نفر منهم إلى تهامة فوجدوا الرسول صلى الله عليه وسلم يصلي الصبح بأصحابه فاستمعوا إلى قراءته في1صلاته فرجعوا إلى قومهم من الجن فقالوا {إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآناً عَجَباً يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَداً} فأنزل الله تعالى هذه السورة "سورة الجن" مفتتحة بقوله {قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ2 نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ} أي أعلن للناس يا رسولنا أن الله قد أوحى إليك خبرا مفاده أن نفرا من الجن قد استمعوا إلى قراءتك فرجعوا إلى قومهم وقالوا لهم {إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآناً عَجَباً} أي يتعجب من فصاحته وغزارة معانيه. يهدي إلى الرشد3 والصواب في العقيدة والقول والعمل {فَآمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَداً} وفي هذا تعريض بسخف البشر الذين عاش الرسول بينهم احدى عشرة سنة يقرأ عليهم القرآن بمكة وهو مكذبون به كارهون له مصرون على الشرك والجن بمجرد أن سمعوه آمنوا به وحملوا رسالته إلى قومهم وهاهم يدعون بدعاية الإسلام ويقولون {فَآمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَداً وَأَنَّهُ تَعَالَى جَدُّ4 رَبِّنَا} أي وآمنا بأنه تعالى أمر ربنا وسلطانه ما اتخذ صاحبة ولا ولدا وحاشاه وإنما نسب إليه ذلك المفترون. {وَأَنَّهُ كَانَ يَقُولُ سَفِيهُنَا عَلَى اللَّهِ شَطَطاً} هذا من قول الجن واصلوا حديثهم قائلين وأنه كان يقول جاهلونا على الله شططا أي غلوا في الكذب بوصفهم الله تعالى بالصاحبة والولد تقليدا للمشركين واليهود والنصارى {وَأَنَّا ظَنَنَّا أَنْ لَنْ تَقُولَ الْأِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى اللَّهِ كَذِباً} أي وقالوا لقومهم وإنا كنا نظن أن الإنس والجن لا يكذبون على الله ولا يقولون عليه إلا الصدق وقد علمنا الآن أنهم يكذبون على الله ويقولون عليه ما لم يقله وينسبون إليه ما هو منه براء. وقالوا {وَأَنَّهُ كَانَ 5رِجَالٌ مِنَ الْأِنْسِ</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">يَعُوذُونَ 1بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقاً} يخبرون بخبر عجيب وهو أنه كان رجال من الناس من العرب وغيرهم إذا نزلوا منزلا مخوفا في واد أو شعب يستعيذون برجال من الجن كأن يقول الرجل أعوذ بسيد هذا الوادي من سفهاء قومه فزاد الإنس الجن بهذا اللجأ إليهم والاحتماء بهم رهقا2 أي إثما وطغيانا. إذ ما كانوا يطمعون أن الإنس تعظمهم هذا التعظيم حتى تستجير بهم. وأنهم ظنوا كما ظننتم أن لن يبعث الله أحدا أي وقالوا مخبرين قومهم وأنهم أي الإنس ظنوا كما ظننتم أنتم أيها الجن أن لن يبعث الله أحدا رسولا ينذر الناس عذاب الله ويعلمهم ما يكملهم ويسعدهم في الدنيا والآخرة</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;"> </span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">التبويب الموضوعي للأحاديث (ص: 17807)</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">أخبرنا إسحاق بن إبراهيم انا يزيد بن أبي حكيم حدثني الحكيم بن أبان عن عكرمة عن بن عباس قال * إن الله فضل محمد صلى الله عليه وسلم على الأنبياء وعلى أهل السماء فقالوا يا بن عباس بم فضله على أهل السماء قال إن الله قال لأهل السماء ومن يقل منهم إني إله من دونه فذلك نجزيه جهنم كذلك نجزي الظالمين الآية وقال الله لمحمد صلى الله عليه وسلم إنا فتحنا لك فتحا مبينا ليغفر لك الله ما تقدم من ذنبك وما تأخر قالوا فما فضله على الأنبياء قال قال الله عز وجل وما أرسلنا من رسول إلا بلسان قومه ليبين لهم الآية وقال الله عز وجل لمحمد صلى الله عليه وسلم وما أرسلناك إلا كافة للناس فأرسله إلى الجن والإنس</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">الدارمي في سننه ج1/ص39 ح46</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">التبويب الموضوعي للأحاديث (ص: 17808)</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">أخبرنا أبو زكريا يحيى بن محمد العنبري حدثنا محمد بن عبد السلام حدثنا إسحاق بن إبراهيم أنبأ يزيد بن أبي حكيم حدثنا الحكم بن أبان قال سمعت عكرمة يقول قال بن عباس رضي الله عنهما * إن الله فضل محمدا صلى الله عليه وسلم على أهل السماء وفضله على أهل الأرض قالوا يا بن عباس فبما فضله الله على أهل السماء قال قال الله عز وجل ومن يقل منهم إني إله من دونه فذلك نجزيه جهنم كذلك نجزي الظالمين وقال لمحمد صلى الله عليه وسلم إنا فتحنا لك فتحا مبينا ليغفر لك الله ما تقدم من ذنبك وما تأخر الآية قالوا فبما فضله الله على أهل الأرض قال إن الله عز وجل يقول وما أرسلنا من رسول إلا بلسان قومه الآية وقال لمحمد صلى الله عليه وسلم وما أرسلناك إلا كافة للناس بشيرا ونذيرا فأرسله إلى الجن والإنس هذا حديث صحيح الإسناد فإن الحكم بن أبان قد احتج به جماعة من أئمة الإسلام ولم يخرجه الشيخان</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">الحاكم في مستدركه ج2/ص381 ح3335</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">السنن الكبرى للبيهقي وفي ذيله الجوهر النقي (2/ 433)</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">- أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ : أَحْمَدُ بْنُ الْحَسَنِ الْقَاضِى حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ : مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِىِّ بْنِ عَفَّانَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا سَالِمٌ أَبُو حَمَّادٍ عَنِ السُّدِّىِّ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- :« أُعْطَيْتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ قَبْلِى مِنَ الأَنْبِيَاءِ : جُعِلَتْ لِىَ الأَرْضُ طَهُورًا وَمَسْجِدًا ، وَلَمْ يَكُنْ نَبِىٌّ مِنَ الأَنْبِيَاءِ يُصَلِّى حَتَّى يَبْلُغَ مِحْرَابَهُ ، وَأُعْطِيتُ الرُّعْبَ مَسِيرَةَ شَهْرٍ ، يَكُونُ بَيْنِى وَبَيْنَ الْمُشْرِكِينَ مَسِيرَةُ شَهْرٍ فَيْقَذِفُ اللَّهُ الرُّعْبَ فِى قُلُوبِهِمْ ، وَكَانَ النَّبِىُّ يُبْعَثُ إِلَى خَاصَّةِ قَوْمِهِ ، وَبُعِثْتُ أَنَا إِلَى الْجِنِّ وَالإِنْسِ ، وَكَانَتِ الأَنْبِيَاءُ يَعْزِلُونَ الْخُمُسَ ، فَتَجِىءُ النَّارَ فَتَأْكُلُهُ ، وَأُمِرْتُ أَنَا أَنْ أَقْسِمَهَا فِى فُقَرَاءِ أُمَّتِى ، وَلَمْ يَبْقَ نَبِىٌّ إِلاَّ أُعْطِىَ سُؤْلَهُ ، وَأَخَّرْتُ شَفَاعَتِى لأُمَّتِى »</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">إعانة الطالبين (1/ 12)</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">( قوله لكافة الثقلين الجن والإنس ) بل وإلى كافة الخلق من ملك وحجر ومدر بل وإلى نفسه</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وقول العلامة الرملي لم يرسل إلى الملائكة أي إرسال تكليف فلا ينافي أنه أرسل إليهم إرسال تشريف</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px;"> <br /></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">تفسير البغوي - (ج 8 / ص 240)</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">{ وَأَنَّا لا نَدْرِي أَشَرٌّ أُرِيدَ بِمَنْ فِي الأرْضِ } برمي الشهب { أَمْ أَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًا } { وَأَنَّا مِنَّا الصَّالِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَلِكَ } دون الصالحين { كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا } أي: جماعات متفرقين وأصنافا مختلفة، والقِدَّة: القطعة من الشيء، يقال: صار القوم قددًا إذا اختلفت حالاتهم، وأصلها من القَدّ وهو القطع. قال مجاهد: يعنون: مسلمين وكافرين. وقيل: [ذوو] (1) أهواء مختلفة، وقال الحسن والسدي: الجن أمثالكم فمنهم قدرية ومرجئة ورافضة. وقال ابن كيسان: شيعًا وفرقًا لكل فرقة هوى كأهواء الناس.</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">فتح القدير - (ج 7 / ص 102)</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">{ فَبِأَىّ ءالاء رَبّكُمَا تُكَذّبَانِ } الخطاب للجنّ والإنس؛ لأن لفظ الأنام يعمهما وغيرهما ، ثم خصّص بهذا الخطاب من يعقل . وبهذا قال : الجمهور من المفسرين ، ويدلّ عليه قوله فيما سيأتي : { سَنَفْرُغُ لَكُمْ أَيُّهَا الثقلان } ويدلّ على هذا ما قدّمنا في فاتحة هذه السورة أن النبي صلى الله عليه وسلم قرأها على الجنّ والإنس ، وقيل : الخطاب للإنس</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">فتح القدير - (ج 7 / ص 111)</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">لما فرغ سبحانه من تعداد النعم الدنيوية على الثقلين ذكر نعمه الأخروية التي أنعم بها عليهم ، فقال : { وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبّهِ جَنَّتَانِ }</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">تفسير البغوي - (ج 8 / ص 319)</span></div> <div style="direction: rtl; margin-top: 7px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وعن [أبي الزناد عبد الله بن ذكوان] (1) قال: إذا قضى الله بين الناس وأمر أهل الجنة إلى الجنة، وأهل النار إلى النار، وقيل لسائر الأمم ولمؤمني الجن عودوا ترابًا فيعودون ترابًا، فحينئذ يقول الكافر: يا ليتني كنت ترابا. وبه قال ليث بن [أبي] (2) سليم، مؤمنو الجن يعودون ترابًا</span></div> <div style="margin-top: 7px;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Wallaahu A'lam. [</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">Abdullah Afif, Mbah Godek, Muhammad Al-Muthohhar, Ibnu Toha, Sunde Pati</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">].</span></div> <div style="margin-top: 7px;"> <span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">LINK ASAL :</span></div> <!--ZOOMSTOP--><br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: blue; font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; text-decoration: underline;">www.fb.com/groups/piss.ktb/535407919815354/</span></div> </div> </div>

Ilmu Hikmah Lain-Lain PEDOMAN, FIQIH, DAN GURU DARI BANGSA JIN

PERTANYAAN : Pertanyaan keren, titipan juga : - al quran itu turun untuk manusia sajakah ? - bagaimana fiqhnya dsb jin ? - pada siapa bangsa jin berguru dalam hal islam ? [Sasan Al G]. JAWABAN : Alqur'an untuk semua umat (manusia dan jin). S…

Baca selengkapnya »