orat-oretanku

HUKUM MENGERINGKAN ATAU MENGELAP ANGGOTA WUDHU

Fiqih Thoharoh HUKUM MENGERINGKAN ATAU MENGELAP ANGGOTA WUDHU

PERTANYAAN : Assalamu`alaykum. Katanya, makruh mengelap wajah setelah berwudlu. Namun, bagaimana jika hanya bagian dagu saja atau pada rahang bawah saja, apakah masih makruh? Karena jika memakai mukena dalam keadaan basah, akan menyebabkan muken…

Baca selengkapnya »

Hukum Sembelihan Kemaniken (Terpotong Lidah) Pada Unggas

<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbmehBPy62ktcZG2ddsQd-gTmVUHWSRQ8gPqLtkBeMYbHOAkuGMY321x1fSWpCRQg-r1d-Gt95IW8LSGh2DK_IiLcNzdOXKq2tpFYAggEGZEmZRmNAKRu7-39gzeMS91ThkGmpRRIO-Dr_/s1600/ayam-lawak.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="296" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbmehBPy62ktcZG2ddsQd-gTmVUHWSRQ8gPqLtkBeMYbHOAkuGMY321x1fSWpCRQg-r1d-Gt95IW8LSGh2DK_IiLcNzdOXKq2tpFYAggEGZEmZRmNAKRu7-39gzeMS91ThkGmpRRIO-Dr_/s400/ayam-lawak.jpg" width="400" /></a></div><br /><br /><b>Pertanyaan: </b><br /><br /><div style="text-align: justify;">Assalamualaikum. </div><div style="text-align: justify;">Ustadz mau tanya. Di kampung ada istilah kemaniken. Istilah ini untuk penyebutan pemotongan ayam yang terpotong lidahnya, jadi kalau ada kejadian semacam ini ayam tersebut katanya haram dimakan. Apa ini memang ada penjelasannya dalam buku agama atau bagaimana? Mohon pencerahannya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>(Dari: Eny Lathiefa). </b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Jawaban: </b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wa 'alaikumus salam warahmatullah. </div><div style="text-align: justify;">Memang betul haram dimakan berdasarkan ketentuan madzhab Syafi'iyah Mbak. Hal itu bisa terjadi pada orang yang belum faham atau kurang berhati-hati dalam masalah penyembelihan secara syar'i.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemaniken (terpotong lidah) pada unggas disebabkan karena leher unggas ditarik terlalu kuat sehingga saluran nafas yang menyambung dengan lidah ikut tertarik ke dalam agak ke pertengahan leher. Dan sewaktu disembelih yang terpotong adalah lidah dan bukan saluran nafas unggas. Jadi dalam penyembelihan seperti ini bagian yang terputus adalah saluran makanan dan dua urat nadi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Baiklah untuk lebih jelasnya akan kami sebutkan aturan pokok penyembelihan:</div><div style="text-align: justify;">Dalam madzhab Syafi'iyah ditetapkan bahwa bagian yang wajib terputus dalam penyembelihan adalah saluran makanan dan saluran nafas. Sedangkan memutus dua urat nadi leher hukumnya sunah. Dan untuk kesempurnaan penyembelihan sebaiknya saluran makanan, saluran nafas dan dua urat nadi terputus semua agar proses kematiannya lebih cepat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apakah sembelihan yang kemaniken mutlak haram dimakan? Ternyata salah satu madzhab mu'tabar memperbolehkan memakan sembelihan kemaniken pada unggas. Ulama madzhab Hanafiyah menjelaskan:</div><div style="text-align: justify;">Tujuan penyembelihan adalah mengeluarkan darah yang dialirkan dan memperbagus daging. Demikian itu bisa tercapai dengan memutuskan semua urat-urat di leher. Urat tersebut ada empat: Saluran nafas, saluran makanan dan dua urat nadi leher. Apabila seseorang memutus semua urat tersebut maka ia telah melakukan penyembelihan dengan kesempurnaan dan kesunahannya. Bila ia memutus sebagiannya saja maka menurut Imam Abu Hanifah: "Jika seseorang memutus sebagian besar yaitu tiga urat leher manapun dan meninggalkan satu urat maka sembelihan itu halal".</div><div style="text-align: justify;">Jadi dalam kasus seperti ini bagi yang ingin mengambil hukum kehalalannya silahkan mengikut kepada pada madzhab Imam Hanafi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saran saya berdasarkan pengalaman pribadi yang sering menyembelih hewan berkaki dua maupun berkaki empat: Sebaiknya sebelum dilakukan penyembelihan unggas dipastikan terlebih dahulu lidahnya terlihat dari luar paruh, lalu tekan (tanpa mencekik) bagian bawah tenggorokan agar sewaktu leher diluruskan lidah dan saluran nafasnya tidak ikut tertarik kedalam dan bagian yang wajib dalam penyembelihan terputus semua.</div>Wallahu a'lam. <br /><br /><b>(Dijawab oleh: Al Murtadho). </b><br /><br /><b>Referensi: </b><br /><b><br /></b><b>Nihayah al Muhtaj juz 8 hal. 116</b><br /><br /><br /><div style="text-align: justify;"><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">وذكاة كل حيوان) بري وحشيا كان أو إنسيا (قدر عليه بقطع كل الحلقوم وهو مخرج النفس) يعني مجراه دخولا وخروجا (والمريء) بالهمز (وهو مجرى الطعام) والشراب إذ الحياة توجد بهما وتفقد بفقدهما، وخرج بقطع ما لو اختطف رأس عصفور أو غيره بيده أو ببندقة فإنه ميتة، وبقوله قدر عليه ما لو لم يقدر عليه وقد مر، وبقوله كل الحلقوم ما لو قطع البعض وانتهى إلى حركة المذبوح ثم قطع الباقي فلا يحل، ولا بد من كون التذفيف متمحضا لذلك، فلو أخذ في قطعها وآخر في نزع الحشوة أو نخس الخاصرة لم يحل، ولو انهدم سقف على شاة أو جرحها سبع فذبحت وفيها حياة مستقرة حلت، وإن تيقن موتها بعد يوم أو يومين وإن لم يكن فيها حياة مستقرة لم تحل (ويستحب قطع الودجين) لأنه أوحى وأسهل لخروج الروح فهو من الإحسان في الذبح </span></div></div><br /><b>Badai' ash Shanai' juz 5 hal. 41</b><br /><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">وقوله - عليه الصلاة والسلام - «الذكاة في الحلق واللبة» من غير فصل؛ ولأن المقصود إخراج الدم المسفوح وتطييب اللحم، وذلك يحصل بقطع الأوداج في الحلق كله. ثم الأوداج أربعة: الحلقوم، والمريء، والعرقان اللذان بينهما الحلقوم والمريء، فإذا فرى ذلك كله فقد أتى بالذكاة بكمالها وسننها وإن فرى البعض دون البعض فعند أبي حنيفة - رضي الله عنه - إذا قطع أكثر الأوداج وهو ثلاثة منها أي ثلاثة كانت وترك واحدا يحل</span></div>

orat-oretanku Penyembelihan Hukum Sembelihan Kemaniken (Terpotong Lidah) Pada Unggas

Pertanyaan: Assalamualaikum. Ustadz mau tanya. Di kampung ada istilah kemaniken. Istilah ini untuk penyebutan pemotongan ayam yang terpotong lidahnya, jadi kalau ada kejadian semacam ini ayam tersebut katanya haram dimakan. Apa ini memang ada penjela…

Baca selengkapnya »

SHOLAWAT SYAJAROH AL-ASHL AL-NURONIYYAH

Dzikir Doa SHOLAWAT SYAJAROH AL-ASHL AL-NURONIYYAH

PERTANYAAN : Assalamu 'alaikum. Mohon dibantu terjemahnya Shalawat Imam Ahmad al-Badawi (Syajarah al-Ashl Nuraniyah), jika ada yang salah mohon koreksi. Terimakasih. [Aziel Al-labib]. JAWABAN : Wa'alaikum salam wr wb. Redaksi Shalawat Imam Ahm…

Baca selengkapnya »

HADITS MARFU' : TETANGGA (PERLU DIPERTIMBANGKAN) SEBELUM RUMAH

Al-Hadits Etika HADITS MARFU' : TETANGGA (PERLU DIPERTIMBANGKAN) SEBELUM RUMAH

PERTANYAAN : Assalamualaikum, al-afu saya mau nanya tentang sesuatu "الجار قبل الدار". Apakah itu hadits nabi ataukah perkataan ulama ?. Apakah benar tulisan diatas seperti itu ?. [Ahmad Rifqon]. JAWABAN : Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabaro…

Baca selengkapnya »

KEMULIAAN PELAJAR WALAUPUN TIDAK MENDAPATKAN ILMU

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Bismillahirrahmanirrahim.  Dinukil dari kitab Tambihul Gofilin karangan Abul Laist As Samarqondi  :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">تنبيه  الغافلين  أبو الليث السمرقندي.</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">يُقَالُ  مَنِ انْتَهَى إِلَى الْعَالِمِ، وَجَلَسَ مَعَهُ، وَلَا يَقْدِرُ عَلَى أَنْ  يَحْفَظَ الْعِلْمَ، فَلَهُ سَبْعُ كَرَامَاتٍ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Dikatakan bahwa seseorang  yang telah sampai kepada orang yang alim dan duduk bersamanya tetapi dia tidak  mampu menghafalakan ilmu, maka orang tersebut mendapatkan tujuh kemuliaan  :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">أَوَّلُهَا:  يَنَالُ فَضْلَ الْمُتَعَلِّمِينَ.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">1. mendapatkan keutamaan  orang-orang yang belajar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وَالثَّانِي:  مَا دَامَ جَالِسًا عِنْدَهُ كَانَ مَحْبُوسًا عَنِ الذُّنُوبِ  وَالْخَطَأِ.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">2. selama masih duduk  bersama orang alim maka dia tercegah dari melakukan dosa dan  kesalahan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وَالثَّالِثُ:  إِذَا خَرَجَ مِنْ مَنْزِلِهِ تَنْزِلُ عَلَيْهِ الرَّحْمَةُ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">3. ketika keluar dari  rumahnya maka rahmat turun kepadanya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وَالرَّابِعُ:  إِذَا جَلَسَ عِنْدَهُ، فَتَنْزِلُ عَلَيْهِمُ الرَّحْمَةُ، فَتُصِيبُهُ  بِبَرَكَتِهِمْ.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">4. ketika dia duduk  disamping orang alim kemudian rahmat turun kepada mereka maka dia pun  mendapatkan rahmat sebab berkah mereka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وَالْخَامِسُ:  مَا دَامَ مُسْتَمِعًا تُكْتَبُ لَهُ الْحَسَنَةُ.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">5. selama masih  mendengarkan maka ditulis kebaikan baginya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وَالسَّادِسُ:  تَحُفُّ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ بِأَجْنِحَتِهَا رِضًا وَهُوَ  فِيهِمْ.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">6. mereka dikepung malaikat  dengan sayap-sayapnya dan orang tersebut juga bersama mereka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وَالسَّابِعُ:  كُلُّ قَدَمٍ يَرْفَعُهُ، وَيَضَعُهُ يَكُونُ كَفَّارَةً لِلذُّنُوبِ، وَرَفْعًا  لِلدَّرَجَاتِ لَهُ، وَزِيَادَةً فِي الْحَسَنَاتِ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">7. setiap langkah kakinya  yang diangkat dan diletakkan maka menjadi penghapus bagi dosa-dosa, pengangkat  derajat dan tambahan kebaikan baginya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">ثُمَّ  يُكْرِمُهُ اللَّهُ تَعَالَى بِسِتِّ كَرَامَاتٍ أُخْرَى:  أَوَّلُهَا: يُكْرِمُهُ  بِحُبِّ شُهُودِ مَجْلِسِ الْعُلَمَاءِ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Kemudian Allah  memuliakannya lagi dengan enam kemuliaan yang lainnya:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">1. Allah memuliakannya  dengan cintanya melihat majlisnya ulama'</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">الثَّانِي:  كُلُّ مَنْ يَقْتَدِي بِهِمْ، فَلَهُ مِثْلُ أُجُورِهِمْ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ  مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">2. setiap orang yg  mengikuti mereka (ulama') maka baginya pahala sebagaimana pahala mereka tanpa  dikurangi sedikitpun dari pahala mereka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وَالثَّالِثُ  لَوْ غَفَرَ لِوَاحِدٍ مِنْهُمْ يَشْفَعُ لَهُ.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">3. jika salah seorang  diantara mereka diampuni maka bisa memberikan syafaat kepadanya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وَالرَّابِعُ:  يُبَرِّدُ قَلْبَهُ مِنْ مَجْلِسِ الْفُسَّاقِ.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">4. hatinya menjadi dingin  dari majlisnya orang-orang fasik.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وَالْخَامِسُ:  يَدْخُلُ فِي طَرِيقِ الْمُتَعَلِّمِينَ وَالصَّالِحِينَ.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">5. masuk kedalam jalannya  para pelajar dan orang-orang sholih.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وَالسَّادِسُ:  يُقِيمُ أَمْرَ اللَّهِ تَعَالَى</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">6. menegakkan perintah  Allah ta'ala.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">هَذَا  لِمَنْ لَمْ يَحْفَظْ شَيْئًا، وَأَمَّا الَّذِي يَحْفَظُ فَلَهُ أَضْعَافٌ  مُضَاعَفَةٌ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">" Ini semua adalah bagi  orang yang tidak menghafal ilmu sedikitpun, adapun bagi orang yang menghafal  ilmu maka baginya kemuliaan yang berlipat ganda". Wallohu a'lam. [Oleh : Ustadz  </span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">Kang  Rholiez</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">].</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">LINK ASAL :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;"><a href="http://www.fb.com/groups/piss.ktb/1161791230510350/">www.fb.com/groups/piss.ktb/1161791230510350/</a></span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;"><a href="http://www.fb.com/notes/1202077763148363">www.fb.com/notes/1202077763148363</a></span></div>
</div>

Etika Kajian Umum KEMULIAAN PELAJAR WALAUPUN TIDAK MENDAPATKAN ILMU

Bismillahirrahmanirrahim. Dinukil dari kitab Tambihul Gofilin karangan Abul Laist As Samarqondi : تنبيه الغافلين أبو الليث السمرقندي. يُقَالُ مَنِ انْتَهَى إِلَى الْعَالِمِ، وَجَلَسَ مَعَهُ، وَلَا يَقْدِرُ عَلَى أَنْ يَحْفَظَ الْعِلْمَ، فَلَهُ…

Baca selengkapnya »

HADITS KELUARGA NABI SAW LAKSANA BAHTERA NABI NUH AS

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">PERTANYAAN  :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Assalmualaikum wr wb.  Tolong apa arti dan maksud hadits ini ? "...</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-style: italic;">Man  rakiba fihaa najaa</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">..". [</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">Langit  Bocor Pendiam</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">].</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">JAWABAN  :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Wa'alaikum salam wr wb.  Hadits yang dimaksud adalah :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">(حديث  مرفوع) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْفَرَجِ , نا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ , نا  الْحُسَيْنُ بْنُ أَبِي جَعْفَرٍ , قَالَ : نا أَبُو الصَّهْبَاءِ , عَنْ سَعِيدِ  بْنِ جُبَيْرٍ , عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ , قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى  اللَّهُ عَلَيْهِ : " مَثَلُ أَهْلِ بَيْتِي كَمَثَلِ سَفِينَةِ نُوحٍ , مَنْ  رَكِبَ فِيهَا نَجَا , وَمَنْ تَخَلَّفَ عَنْهَا غَرِقَ " . </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Dari sahabat Ibnu Abbas ra.  ia berkata: bahwa Rasul Saw. Bersabda : “ Perumpamaan atau kedudukan Ahlul  Bait-ku itu seperti kapalnya Nabi Nuh, barangsiapa yang naik di dalamnya, ia  akan selamat, dan barangsiapa yang enggan dan terlambat, ia akan  celaka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Peran keluarga Nabi saw.  dalam melestarikan dan menyebarkan ajaran Islam sangat besar. Utamanya pada masa  ketika umat Islam sedang dalam keadaan kritis. Tiga pengalaman di masa lalu  menunjukkan kontribusi mereka dalam pelestarian agamaini. </span></div>
<div style="margin-left: 24px; padding: 0px 0px 0px 21px; text-align: justify;">
<span style="display: inline-block; font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; margin-left: -21px; width: 21px;">1.</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Pertama, pasca kudeta  Mu’awiah, muncul tiga faksi besar di kalangan umat Islam: faksi Umawi, faksi  Ali, dan faksi Khawarij. Perebutan kekuasaan yang melelahkan mereda ketika  al-Hasan bin Ali menyerahkan klaim kekhalifahannya kepada Mu’awiah.</span></div>
<div style="margin-left: 24px; padding: 0px 0px 0px 21px; text-align: justify;">
<span style="display: inline-block; font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; margin-left: -21px; width: 21px;">2.</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Kedua, pada abad ketiga dan  keempat hijriah, ketika kekuasaan keluarga Abbasiah mulai melemah, aksi-aksi  kudetaoleh penguasa pinggiran begitu marak. Pemberontakan kaum Zanji berkulit  hitam,kelompok Qaramitah dan lainnya telah meminta tumbal ribuan orang Kufah,  Basrah,Baghdad dan kota-kota lain di wilayah utara. Kelaparan, pengungsian,  kematian,dan perang, sudah tidak dapat lagi dikontrol. Begitu sulitnya  memperoleh makanan membuat banyak orang meninggalkan majlis-majlis ilmu,  masjid-masjid,perpustakaan-perpustakaan. Sebelum akhirnya pulih pada abad kelima  dan keenam hijriah, keluarga nabi saw. menyelamatkan diri menuju Hadhramaut,  Yaman.Membawa serta kekayaan mereka untuk berjuang di tempat yang jauh dari  pusat kekuasaan.</span></div>
<div style="margin-left: 24px; padding: 0px 0px 0px 21px; text-align: justify;">
<span style="display: inline-block; font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; margin-left: -21px; width: 21px;">3.</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Ketiga, pada abad kesebelas  hijriah, ketika bangsa Barat mulai melakukan ekspedisi-ekspedisi ke seluruh  dunia, menguasai kerajaan-kerajaan keluarga Muslim, dan di negeri sendiri mereka  mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, di sisi lain,kerajaan-kerajaan  Muslim mulai melemah dan tidak sanggup mengirim ekspedisi dakwah, keluarga nabi  saw. mengambil alih tugas dakwah itu melalui jaringan sufinya. Keluarga ini  menyebar dari pusatnya di Hadhramaut, menuju kota-kota disepanjang pantai  samudera Hindia. Dari Afrika Timur, India, Aceh, Malaka,Palembang, Banjar,  Batavia, Pekalongan, Gresik, Surabaya dan kepulauan timur Nusantara.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Tiga pengalaman pada masa  yang berbeda itu menjadi pelajaran penting akan peran kaum sayid dalam  melestarikan dan menyebarkan ajaran Islam. Beberapa orang peneliti sering  menyebut mereka pedagang yang sambil lalu menyebarkan agamanya. Konversi melalui  praktik perdagangan dan kadang-kadang melalui jalur politik, yang tentu saja  konotasinya adalah tidak murni melaksanakan perintah agama, merupakan penafsiran  yang digunakan untuk menjatuhkan kehormatan keluarga ini. Beberapa oknum  keluarga sayid memang melakukan kesalahan. Namun sangat tidak tepat bila harus  digeneralisir kepada seluruh praktik keagamaan mereka. Keluarga ini  bagaimanapun, seperti keluarga-keluarga Muslim lainnya, memiliki tingkat  keberagamaan yang bertingkat-tingkat. Lapisan ulama dalam keluarga inilah yang  paling berjasa dalam menjalankan tugas-tugas keagamaan itu. Bukan sekadar para  padagangnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Berdasarkan paparan di  atas, keluarga nabi berjasa besar menjadi sekoci penyelamat spiritualitas  masyarakat Muslim. Ia seperti bahtera Nuh yang menyelamatkan kaum beriman.  Orang-orang yang percaya akan mengikuti, menaiki, lalu mereka  selamat.Orang-orang yang tidak mempercayai akan mengingkari, menjauh dan pada  akhirnya tenggelam dalam kehampaan. Guruagung kaum tarekat, al-Habib Luthfi bin  Yahya, Hafizhahullah, selalu mengingatkan akan peran penting dan tanggung jawab  ini untuk para keluarga Nabi saw. Seraya mengutip sabda baginda Nabi saw.,  beliau menyatakan, ahli baitika safinati nuh, man rakibaha naja wa man  takhallafa ‘anha gharaqa(Keluargaku seperti bahtera Nuh. Siapa saja yang  menaiki, akan selamat. Siapayang meninggalkannya akan tenggelam).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Menarik sekali melihat  penafsiran Guru Agung tersebut. Bahwa mereka yang mengaku keturunan Nabi saw.  harus mawas diri dan sadar akan tanggung jawab dalam menyelamatkan umat. Upaya  penyelamatan didasarkan pada penyelamatan kesadaran rohani yang meliputi  kesadaran akan Tuhan dan kepercayaan yang dilapisi kecintaan yang tinggi kepada  utusan-Nya, Muhammad saw. Artikel ini akan membahas hadis ‘Bahtera Nuh’ tersebut  untuk mengetahui keberadaannya dari segi kualitas (tingkat kesahihan) dan  pemahamannya. Bagaimanakah kualitas hadis‘ Bahtera Nuh’? Apakah ia benar-benar  dari Nabi saw? Apa yang dikehendaki Nabi saw. dengan ‘Bahtera Nuh’? Bagaimana  penafsiran para ulama terhadap hadis tersebut? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang  penulis jawab dalam tulisan ini. Tulisan ini dibagi dalam empat   bagian;pengantar, takhrij, syarh al-hadis dan penutup. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Takhrij Hadis: ‘Bahtera  Nuh’Dicantumkan dalam Kutubul Hadis al-Mu’tabarah   </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Hadis ini memiliki sanad  lengkap dalam beberapa kitab hadis mu’tabar. Seperti(1) al-Mu’jam al-Kabir, (2)  al-Mu’jam al-Ausath dan (3) al-Mu’jamal-Shaghir karya al-Thabarani, (4)  al-Mushannaf karya Ibnu AbiSyaibah, (5) Hilyat al-Auliya wa Thabaqat al-Ashfiya  karya Abu Nu’aimal-Ashfihani, (6) al-Musnad karya al-Bazzar, (7)  al-Mustadrakkarya al-Hakim, (8) al-Musnad karya al-Syihab, (9) Akhbar Makkah  karyaal-Fakihi, dan (10) Amtsal al-Hadis karya Abu al-Syaikh  al-Ashfihani.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Perawi tingkat sahabatnya  terdiri dari empat orang. Yaitu Ali bin Abi Thalib, AbuDzarr al-Ghiffari, Ibnu  ‘Abbas dan Abu Sa’id al-Khudri. Empat sahabat besar inidikenal sebagai tokoh  sahabat ahlul ilmi wal akhlaq. Ali bin Abi Thalin dikenal sebagai babul ‘ilmi  (gerbang pengetahuan). Ibnu ‘Abbas merupakan penafsir ulung generasi sahabat.  Abu Dzar dan Abu Sa’id dikenal sebagai periwayat wasiat-wasiat rohani Nabi  saw.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Hadis ini diriwayatkan  melalui banyak jalur periwayatan sebelum pada akhirnya sampai ke tangan para  penyusun kitab hadis pada abad kedua, ketiga dan keempat hijriah. Kita yang  mengenal hadis ini, harus berterima kasih kepada para penyusun kitab tersebut  atas jasa mereka tersebut. Cara kita berterima kasih dapat dilakukan dengan cara  mengkaji hasil temuan mereka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Al-Haitsami,penyusun kitab  Majma’ al-Zawa’id menjelaskan bahwa sebagian sanad hadis tersebut bermasalah  karena ditemukan perawi dengan kualitas kurang baik. Dalams anad al-Bazzar dari  Abu Dzar terdapat perawi bernama al-Hasan bin Abi Ja’faral-Jufri. Sedangkan  dalam sanad al-Thabarani dari sahabat Abu Dzar terdapat nama Abdullah bin Dahir.  Kedua perawi ini dinilai matruk oleh ahlihadis. Dengan demikian, dua sanad yang  berujung pada Abu Dzar dha’if dengan kualifikasi matruk. Sedangkan riwayat  al-Bazzar dan al-Thabarani dariIbnu Abbas, dalam jalur ini terdapat orang yang  bernama Al-Hasan bin AbiJa’far, yang berkualitas matruk. Al-Haitsam menyebutkan  hadis Bahtera Nuh juga diriwayatkan oleh Abdullah bin al-Zubair. Menurut  al-Haitsami, riwayat tersebut terdapat dalam kitab al-Musnad karya al-Bazzar.  Dalam sanad ini terdapat perawi bernama Ibnu Lahi’ah yang dikenal layyin (lemah  hafalan). Al-Haitsami juga menemukan bahwa hadis bahtera nuh diriwayatkan dari  Abu Sa’id al-Khudri oleh al-Thabarani dalam kitab al-Mu’jam al-Shaghir  danal-Mu’jam al-Ausath. Menurutnya, terdapat sejumlah perawi yang tidak dia  kenal(majhul).[1]  Matruk merupakan sebutan untuk perawi yang diduga melakukan  kebohongan (muttaham bil kadzib). Seseorang dianggap terduga bohong bila, dia  meriwayatkan hadis tersebut secara sendiri antanpa disertai dukungan dari jalur  lain. Di samping bahwa pengertian yang terkandung dalam hadis dinilai janggal  (mukhalif lil qawa’id al-ma’lumah).Atau bisa jadi, seorang perawi diketahui  memiliki kebiasaan tidak jujur dalam ucapannya dalam kehidupan sehari-hari.  Sekalipun dia tidak pernah diketahui secara pasti memalsukan hadis. Perawi  dengan kriteria semacam itu dalam tradisi ilmu hadis disebut matruk. Sanad yang  di dalamnya terdapat perawi matruk maka ia menjadi dha’if. Tingkat dha’if-nya  bisa dibilang parah karena matruk merupakan jenis hadis paling dha’if setelah  mau’dhu’(palsu).[2]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Namun sebagian ulama  menilai kualitas hadis tersebut memenuhi kriteria kesahihan terbaik yang pernah  ada dalam sejarah ilmu hadis. Yaitu kriteria Imam Muslim (shahih‘ala syarth  muslim). Hal ini seperti dinyatakan Abu Abdillah al-Hakimal-Naisaburi. Kesahihan  hadis bahtera Nuh ini diungkapkan al-Hakim setelah mengkaji sanad hadis tersebut  yang bersumber dari Abu Dzarr.[3]Sayangnya, Al-Hakim tidak memasukkan riwayat  Ali bin Abi Thablib, Ibnu Abbas,Abu Sa’id atau Abdullah bin al-Zubair. Ada dua  kemungkinan. Pertama, sanad hadis yang berasal dari keempat tokoh ini tidak  valid. Karenanya, beliau tidak memasukkannya ke dalam al-Mustadrak ‘ala  al-Shahihain. Kedua,beliau tidak memiliki sanad tersebut. Sekalipun kemungkinan  ini kecil melihat kapasitas beliau, perjalanannya berburu hadis serta jaringan  keguruan dan pertemanan yang luas. Kecil kemungkinan beliau tidak mengetahui  jalur lain tersebut. Artinya, riwayat Abu Dzar merupakan satu-satunya sanad yang  shahih.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Kesimpulanal-Hakim ini  ditolak oleh al-Dzahabi. Bahwa dalam sanad dari Abu Dzar terdapat rawi yang  bernama Mufaddhal bin Shalih. Kualitas rawi ini wahin alias lemah. Pernyataan  al-Dzahabi ini memiliki dasar dalam pernyataan al-Bukhari, al-Tirmidzidan Ibnu  Hiban. Al-Bukhari menyebut Mufaddhal bin Shalih dengan munkar  al-hadis,al-Tirmidzi memberi gelar laisa bi dzaka al-hafizh (bukan seorang  hafiz),dan Ibnu Hibban yarwi al-maqlubat ‘an al-tsiqat hatta yattahimuhu al-qalb  (meriwayatkan hadis-hadis maqlub dari perawi-perawi tsiqah hingga dia dituduh  sengaja membalik-balik teks hadis).[4]Intinya, sanad yang dikatakan al-Hakim  shahih, ternyata mengandung masalah. Masalah atau cacat yang kelihatan setelah  sebuah sanad dihukumi shahih disebut dengan ‘illat. Dengan demikian, hadis ini  tergolong mu’allalatau ma’lul. Hadis mu’allal termasuk hadis dha’if. Kesimpulan  ini seperti diungkapkan oleh al-Suyuthi dalam kitab al-Jami’ al-Shaghir min  Hadisal-Basyir al-Nadzir.[5]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Bisa disimpulkan bahwa  hadis bahtera Nuh, menurut perspektif ilmu hadis tergolong hadis  dha’if.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Syarh al-Hadis: Anjuran  Mencintai Keluarga Nabi</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Ada sekitar 400 buah hadis  yang berbicara tentang keutamaan ahli bait (fadha’ilahli bait al-nabi). Hal ini  seperti dikumpulkan oleh al-Muttaqi al-Hindi dalam kitab Kanz al-‘Ummal fi Sunan  al-Aqwal wa al-Af’al. Melihat begitu banyak riwayat tentang keutamaan ahli bait  ini, para ulama memahami bahwa ahli bait merupakan keluarga yang harus  dihormati. Artinya, sekalipun sanadnya lemah namun pengertiannya masih bisa  diterima. Lebih-lebih, hadis bahtera Nuh initujuan utama (maghza)-nya adalah  anjuran mencintai keluarga Nabi. Dengan demikian ia termasuk perbuatan yang  mulia (fadha’il a’mal). Pandangan umum ahli hadis menyatakan, hadis daif boleh  digunakan dalam fadhai’l a’amal.Di sini, ada beberapa hal yang perlu dibahas  menganai hadis bahtera Nuh. </span></div>
<div style="margin-left: 24px; padding: 0px 0px 0px 21px; text-align: justify;">
<span style="display: inline-block; font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; margin-left: -21px; width: 21px;">1.</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Pertama, tentang maksud  ahlibait. Siapakah ahli bait dalam hadis ini. Al-Munawi dalam kitab  Faidhal-Qadir fi Syarh al-Jami’ al-Shaghir mengatakan ahli bait dalam hadis  iniadalah Fatimah, Ali, al-Hasan, al-Husain, dan keturunan keduanya yang  ahliagama (ahl al-‘adl wa al-diyanah). Dari sini, al-Munawi menekankan bahwa  yang dimaksud ahli bait adalah golongan ulamanya. Bukan keseluruhan orang yang  punya hubungan nasab dengan Nabi saw.[6]</span></div>
<div style="margin-left: 24px; padding: 0px 0px 0px 21px; text-align: justify;">
<span style="display: inline-block; font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; margin-left: -21px; width: 21px;">2.</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Kedua, berkaitan dengan  metafor bahtera Nuh. Di masa lalu, bahtera Nuh merupakan penyelamat umat manusia  dari banjir bandang yang menghancurkan seluruh dunia. Dengan menaiki bahtera  tersebut, umat manusia dapat diselamatkan. Berpegang kepada ahli bait seperti  menaiki bahtera Nuh. Akan menyelamatkan pelakunya. Ahli bait merupakan wasilah  keselamatan untuk umat Islam. Cara berpegang kepada ahli bait, menurutal-Munawi,  berarti mencintai mereka, menghormati mereka, mematuhi petunjuk ulama mereka.  Sebaliknya, membenci mereka dapat membuat orang kufur nikmat karena berarti  melupakan kakek buyut mereka yang telah berjasa mengenalkan Islam dan mendorong  agar umatnya mencintai diri dan keluarganya. Kufur nikmat ini bisa berujung pada  penelantaran perintah-perintahnya. Dan yang paling mengerikan adalah, orang  semacam itu dapat terjerumus ke dalam kezaliman yang berlarut-larut.[7]    </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Dalam bagian penutup ini,  penulis akan menyuguhkan ringkasan sebagai berikut:</span></div>
<div style="margin-left: 24px; padding: 0px 0px 0px 21px; text-align: justify;">
<span style="display: inline-block; font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; margin-left: -21px; width: 21px;">1.</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Pertama, hadis bahtera Nuh  ini diriwayatkan oleh kitab-kitab hadis terkemuka dengan banyak jalur  periwayatan. Diantaranya adalah Mu’jam Kabir, Mu’jam Ausath, Mu’jam Shaghir  karyaal-Thabarani dan al-Mustadrak ‘ala al-Shahihain karya al-Hakim.</span></div>
<div style="margin-left: 24px; padding: 0px 0px 0px 21px; text-align: justify;">
<span style="display: inline-block; font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; margin-left: -21px; width: 21px;">2.</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Kedua, kualitas hadis  bahtera Nuh ini lemah. al-Hakim yang menilai salah jalur sanad hadis tersebut  dari AbuDzar sahih, dibantah oleh al-Dzahabi. Kesimpulan al-Dzahabi ini didukung  oleh pernyataan ulama terdahulu seperti al-Bukhari, al-Tirmidzi, dan Ibnu  Hibban. Ulama setelahnya yang mendukung kedhaifan hadis bahtera Nuh adalah  al-Suyuthi.</span></div>
<div style="margin-left: 24px; padding: 0px 0px 0px 21px; text-align: justify;">
<span style="display: inline-block; font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; margin-left: -21px; width: 21px;">3.</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Ketiga, sekalipun daif,  hadis bahtera Nuh dapat digunakan sebagai dasar amalan sunnah (fadha’il  a’mal).Mencintai keluarga Nabi saw. merupakan anjuran agama dan  berpahala.</span></div>
<div style="margin-left: 24px; padding: 0px 0px 0px 21px; text-align: justify;">
<span style="display: inline-block; font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; margin-left: -21px; width: 21px;">4.</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Keempat, maksud ahli bait  disini adalah para ulama yang memiliki garis keturunan kepada Kanjeng Nabi  saw.bukan keseluruhan mereka yang punya nasab kepada beliau. Sekalipun demikian,  menghormati mereka sebagai sesama muslim tetap dianjurkan dan merupakan bagian  dar ipelaksanaan ajaran agama.</span></div>
<div style="margin-left: 24px; padding: 0px 0px 0px 21px; text-align: justify;">
<span style="display: inline-block; font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt; margin-left: -21px; width: 21px;">5.</span><span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Kelima, perjalanan sejarah  konflik umat Islam menunjukkan bahwa dalam masa-masa krisis para ulama-habaib  telah berhasil menunjukkan posisi mereka sebagai bahtera Nuh yang menyelamatkan  ilmu pengetahuan dan ajaran Islam. Namun demikian, sejarah juga mengajarkan  mencintai keluarga Nabi saw. perlu dilakukan secara proporsional agar tidak  terjebak dalam perilaku berlebihan (ekstrim). Karena, Nabi saw. menyatakan  habbib habibaka haunan ma (cintailah kekasihmu dengan tidak  berlebihan).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Daftar Riwayat Hadis-Hadis  Keluarga Nabi Bahtera Nuh :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">المعجم  الأوسط للطبراني (12/ 126، بترقيم الشاملة آليا)</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">5548  - حدثنا محمد بن أحمد بن أبي خيثمة قال : نا أحمد بن محمد بن سوادة الكوفي قال : نا  عمرو بن عبد الغفار الفقيمي ، عن الحسن بن عمرو الفقيمي ، عن أبي إسحاق ، عن حنش بن  المعتمر ، عن أبي ذر قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : « أهل بيتي  فيكم كسفينة نوح عليه السلام في قومه ، من دخلها نجا ، ومن تخلف عنها هلك » « لم  يرو هذا الحديث عن الحسن بن عمرو الفقيمي إلا عمرو بن عبد الغفار »</span></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">المصنف  لإبن أبي شيبه (9/ 28)</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">حدثنا  معاوية بن هشام قال ثنا عمار عن الاعمش عن المنهال عن عبد الله بن الحارث عن علي  قال : إنما مثلنا في هذه الامة كسفينة نوح وكتاب حطة في بني إسرائيل</span></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">حلية  الأولياء وطبقات الأصفياء (4/ 306)</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">حَدَّثَنَا  عَبْدُ اللهِ بْنُ جَعْفَرٍ، قَالَ: ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ اللهِ، قَالَ:  ثنا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: ثنا الْحَسَنُ بْنُ أَبِي جَعْفَرٍ، عَنْ  أَبِي الصَّهْبَاءِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ:  قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَثَلُ أَهْلِ بَيْتِي  مَثَلُ سَفِينَةِ نُوحٍ، مَنْ رَكِبَهَا نَجَا، وَمَنْ تَخَلَّفَ عَنْهَا غَرِقَ».  غَرِيبٌ مِنْ حَدِيثِ سَعِيدٍ، لَمْ نَكْتُبْهُ إِلَّا مِنْ هَذَا  الْوَجْهِ</span></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">إتحاف  الخيرة المهرة (7/ 229)</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">6729-  وعن أبي الطفيل : أنه رأى أبا ذر ، رضي الله عنه ، قائمًا على الباب وهو ينادي : يا  أيها الناس تعرفوني ؟ من عرفني فقد عرفني ومن لم يعرفني فأنا جندب صاحب رسول الله  صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم وأنا أبو ذر الغفاري سمعت رسول الله صَلَّى الله عَلَيه  وسَلَّم يقول : إن مثل أهل بيتي فيكم مثل سفينة نوح من ركب فيها نجا ومن تخلف عنها  غرق وإن مثل أهل بيتي فيكم مثل باب حطة. رواه أبو يَعْلَى والبزار بإسناد  ضعيف.</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">المعجم  الأوسط (4/ 9)</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">3478  - حدثنا الحسين بن أحمد بن منصور { بن } سجادة قال نا عبد الله بن [ ص 10 ] داهر  الرازي قال نا عبد الله بن عبد القدوس عن الأعمش عن ابي إسحاق عن حنش بن المعتمر  قال رأيت أبا ذر الغفاري أخذ بعضادتي باب الكعبة وهو يقول من عرفني فقد عرفني ومن  لم يعرفني فأنا أبو ذر الغفاري سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم { قال } مثل اهل  بيتي فيكم كمثل سفينة نوح في قوم نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها هلك ومثل باب حطة  في بني اسرائيل : لم يروه عن الأعمش الا عبد الله بن عبد القدوس</span></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">المعجم  الأوسط (5/ 354)</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">5536  - حدثنا محمد بن عثمان بن ابي شيبة قال حدثنا علي بن حكيم الاودي قال حدثنا عمرو بن  ثابت عن سماك بن حرب عن حنش بن المعتمر قال رايت ابا ذر وهو آخذ بحلقة الكعبة وهو  يقول انا ابو ذر الغفاري [ ص 355 ] من لم يعرفني فانا جندب الغفاري سمعت رسول الله  صلى الله عليه و سلم يقول مثل اهل بيتي مثل سفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها  غرق</span></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">المعجم  الصغير - الطبراني (1/ 240)</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">391  - حدثنا الحسين بن أحمد بن منصور سجادة البغدادي حدثنا عبد الله بن داهر الرازي  حدثنا عبد الله بن عبد القدوس عن الأعمش عن أبي إسحاق عن حنش بن المعتمر أنه سمع  أبا ذر الغفاري يقول سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول : مثل أهل بيتي فيكم  كمثل سفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها هلك ومثل باب حطة بني إسرائيل لم يروه  عن الأعمش إلا عبد الله بن عبد القدوس</span></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">المعجم  الصغير - الطبراني (2/ 84)</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">825  - حدثنا محمد بن عبد العزيز بن ربيعة الكلابي أبو مليل الكوفي حدثنا أبي حدثنا عبد  الرحمن بن أبي حماد المقرئ عن أبي سلمة الصائغ عن عطية عن أبي سعيد الخدري : سمعت  رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم يقول إنما مثل أهل بيتي فيكم كمثل سفينة نوح من  ركبها نجا ومن تخلف عنها غرق وإنما مثل أهل بيتي فيكم مثل باب حطة في بني إسرائيل  من دخله غفر له لم يروه عن أبي سلمة إلا بن أبي حماد تفرد به عبد العزيز بن  محمد</span></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">المعجم  الكبير (3/ 45)</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">2636  - حدثنا علي بن عبد العزيز ثنا مسلم بن إبراهيم ثنا الحسن بن أبي جعفر ثنا علي بن  زيد بن جدعان عن سعيد بن المسيب : عن أبي ذر رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى  الله عليه و سلم : مثل أهل بيتي مثل سفينة نوح من ركب فيها نجا ومن تخلف عنها غرق  ومن قاتلنا في آخر الزمان فكأنما قاتل مع الدجال</span></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">المعجم  الكبير (3/ 45)</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">2637  - حدثنا الحسين بن أحمد بن منصور سجادة ثنا عبد الله بن داهر الرازي ثنا عبد الله  بن عبد القدوس عن الأعمش عن أبي إسحاق : عن حنش بن المعتمر قال : رأيت أبا ذر أخذ  بعضادتي باب الكعبة وهو يقول : من عرفني فقد عرفني ومن لم يعرفني فأنا أبو  ذرالغفاري سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول : مثل أهل بيتي فيكم كمثل سفينة  نوح في قوم نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها هلك ومثل</span></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">المستدرك  405 (2/ 343)</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">3312-  أَخْبَرَنَا مَيْمُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَاشِمِيُّ ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ  عَبْدِ الْجَبَّارِ ، حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ بُكَيْرٍ ، حَدَّثَنَا الْمُفَضَّلُ  بْنُ صَالِحٍ ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ ، عَنْ حَنَشٍ الْكِنَانِيِّ ، قَالَ :  سَمِعْتُ أَبَا ذَرٍّ ، يَقُولُ : وَهُوَ آخِذٌ بِبَابِ الْكَعْبَةِ : أَيُّهَا  النَّاسُ ، مَنْ عَرَفَنِي فَأَنَا مَنْ عَرَفْتُمْ ، وَمَنْ أَنْكَرَنِي فَأَنَا  أَبُو ذَرٍّ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ :  مَثَلُ أَهْلِ بَيْتِي مَثَلُ سَفِينَةِ نُوحٍ مَنْ رَكِبَهَا نَجَا ، وَمَنْ  تَخَلَّفَ عَنْهَا غَرِقَ. هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ وَلَمْ  يُخْرِجَاهُ.</span></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">المستدرك  405 (3/ 150)</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">4720-  أَخْبَرَنِي أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرِ بْنِ حَمْدَانَ الزَّاهِدُ ، بِبَغْدَادَ ،  حَدَّثَنَا الْعَبَّاسُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْقَرَاطِيسِيُّ ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ  بْنُ إِسْمَاعِيلَ الأَحْمَسِيُّ ، حَدَّثَنَا مُفَضَّلُ بْنُ صَالِحٍ ، عَنْ أَبِي  إِسْحَاقَ ، عَنْ حَنَشٍ الْكِنَانِيِّ قَالَ : سَمِعْتُ أَبَا ذَرٍّ رَضِيَ  اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ : وَهُوَ آخِذٌ بِبَابِ الْكَعْبَةِ مَنْ عَرَفَنِي فَأَنَا  مَنْ عَرَفَنِي ، وَمَنْ أَنْكَرَنِي فَأَنَا أَبُو ذَرٍّ سَمِعْتُ النَّبِيَّ  صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : أَلاَ إِنَّ مَثَلَ أَهْلِ بَيْتِي  فِيكُمْ مَثَلُ سَفِينَةِ نُوحٍ مِنْ قَوْمِهِ ، مَنْ رَكِبَهَا نَجَا ، وَمَنْ  تَخَلَّفَ عَنْهَا غَرِقَ.</span></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">مسند  الشهاب (2/ 273)</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">1342  - أخبرنا عبد الرحمن بن أبي العباس المالكي أبنا أحمد بن إبراهيم بن جامع ثنا علي  بن عبد العزيز ثنا مسلم بن إبراهيم ثنا الحسن بن أبي جعفر عن أبي الصهباء عن سعيد  بن جبير عن بن عباس قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : مثل أهل بيتي مثل  سفينة نوح من ركب فيها نجا ومن تخلف عنها غرق</span></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">مسند  الشهاب (2/ 274)</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">1345  - أنا محمد بن الحسين النيسابوري أنا القاضي أبو طاهر نا محمد بن عثمان هو بن أبي  سويد نا مسلم بن إبراهيم نا الحسن بن أبي جعفر عن علي بن زيد عن سعيد بن المسيب عن  أبي ذر قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : إن أهل بيتي مثل سفينة نوح من ركب  فيها نجا ومن تخلف عنها غرق</span></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">مجمع  الزوائد للهيثمي (19/ 354)</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">وعن  أبى ذر قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم مثل أهل بيتى كمثل سفينة نوح من ركب  فيها نجا ومن تخلف عنها غرق ومن قاتلنا في آخر الزمان كمن قاتل مع الدجال . رواه  البزار والطبراني في الثلاثة وفى اسناد البزار الحسن بن أبى جعفر الجفري وفى اسناد  الطبراني عبدالله بن داهر وهما متروكان . وعن ابن عباس قال قال رسول الله صلى الله  عليه وسلم مثل أهل بيتى مثل سفينة نوح من ركب فيها نجا ومن تخلف عنها غرق . رواه  البزار والطبراني وفيه الحسن بن أبى جعفر وهو متروك . وعن عبدالله بن الزبير أن  النبي صلى الله عليه وسلم قال مثل أهل بيتى مثل سفينة نوح من ركبها سلم ومن تركها  غرق . رواه البزار وفيه ابن لهيعة وهو لين . وعن أبى سعيد الخدرى قال سمعت النبي  صلى الله عليه وسلم يقول انما مثل أهل بيتي فيكم كمثل سفينة نوح من ركبها نجا ومن  تخلف عنها غرق وإنما مثل أهل بيتى فيكم مثل باب حطة في بنى اسرائيل من دخله غفر له  . رواه الطبراني في الصغير والاوسط وفيه جماعة لم أعرفهم</span></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">أخبار  مكة للفاكهي (3/ 134)</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">ذكر  خطبه ابي ذر جندب بن جناده الغفاري رضي الله عنه بمكه وقيامه بها حدثنا اسماعيل بن  محمد الاحمسي بالكوفه وحدي قال ثنا مفضل بن صالح الاسدي عن ابي اسحاق عن حنش  الكناني قال رايت ابا ذر رضي الله عنه آخذا بباب الكعبه وهو يقول يا ايها الناس من  عرفني فانا من عرفتم ومن انكرني فانا ابو ذر سمعت رسول الله صلي الله عليه وسلم  يقول مثل اهل بيتي فيكم مثل سفينه نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها هلك وزاد غيره في  هذا الحديث ان ابا ذر رضي الله عنه اسند ظهره الي الكعبه فقال يا ايها الناس هلم  الي اخ ناصح شفيق قال فاكتنفه الناس ثم قال ارايتم لو ان احدكم اراد سفرا اليس كان  ياخذ من الزاد ما يصلحه السفر سفر الآخره فتزودوا ما يصلحكم فقام اليه رجل من اهل  الكوفه فقال وما الذي يصلحنا قال احجج حجه لعظائم الامور وصم يوما شديدا حره للنشور  وصل ركعتين في سواد الليل لظلمه القبور وكلمه خير تقولها وكلمه شر تسكت عنها وصدقه  منك </span></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">أمثال  الحديث لأبي الشيخ الاصبهاني (ص: 138)</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "traditional arabic"; font-size: 14pt; font-weight: bold;">299  أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى ، ثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ بْنِ أَبَانَ ،  ثَنَا عَبْدُ الْكَرِيمِ بْنُ هِلَالٍ الْقُرَشِيُّ ، قَالَ : أَخْبَرَنِي أَسْلَمُ  الْمَكِّيُّ ، ثَنَا أَبُو الطُّفَيْلِ ، أَنَّهُ رَأَى أَبَا ذَرٍّ قَائِمًا عَلَى  هَذَا الْبَابِ وَهُوَ يُنَادِي ، أَلَا مَنْ عَرَفَنِي فَقَدْ عَرَفَنِي ، وَمَنْ  لَمْ يَعْرِفْنِي فَأَنَا جُنْدُبٌ ، أَلَا وَأَنَا أَبُو ذَرٍّ ، سَمِعْتُ رَسُولَ  اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : " مَثَلُ أَهْلِ بَيْتِي  مَثَلُ سَفِينَةِ نُوحٍ ، مَنْ رَكِبَ فِيهَا نَجَا وَمَنْ تَخَلَّفَ عَنْهَا  غَرِقَ "</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">[1] Al-Haitsami,  Majma’al-Zawa’id, 19/354</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">[2] Mahmud Thahhan,  TaisirMustalah al-Hadis, 74</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">[3] Al-Hakim,  al-Mustadrak‘ala al-Shahihain, 2/343</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">[4] Al-Dzahabi,Tarikh  al-Islam, 4/1215</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">[5] Al-Suyuthi,al-Jami’  al-Shaghir min Hadis al-Basyir al-Nadzir, 1/208</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">[6] Al-Munawi,Faidh  al-Qadir fi Syarh al-Jami’ al-Shaghir, 2/519, 5/517</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">[7] Al-Munawi,Faidh  al-Qadir fi Syarh al-Jami’ al-Shaghir, 2/519, 5/517</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Sumber : Keluarga Nabi,  Bahtera Keselamatan (Anjuran Mencintai Ahli Bait dalam Hadis Nabi.)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">Wallohu a'lam. [Neng  Yasmin].</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;">LINK ASAL :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;"><a href="http://www.fb.com/groups/piss.ktb/1162503127105827/">www.fb.com/groups/piss.ktb/1162503127105827/</a></span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial narrow"; font-size: 14pt;"><a href="http://www.fb.com/notes/1202063466483126">www.fb.com/notes/1202063466483126</a></span></div>
</div>

Al-Hadits HADITS KELUARGA NABI SAW LAKSANA BAHTERA NABI NUH AS

PERTANYAAN : Assalmualaikum wr wb. Tolong apa arti dan maksud hadits ini ? "...Man rakiba fihaa najaa..". [Langit Bocor Pendiam]. JAWABAN : Wa'alaikum salam wr wb. Hadits yang dimaksud adalah : (حديث مرفوع) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْفَرَجِ…

Baca selengkapnya »

HUKUM MENYEWAKAN TANAH UNTUK DIBUAT MAKAM/KUBURAN

FIQIH JENAZAH Fiqih Muamalah HUKUM MENYEWAKAN TANAH UNTUK DIBUAT MAKAM/KUBURAN

PERTANYAAN : Wa'alaikum salam wr wb. Maaf ustadz dan ustadzah saya mau tanya,bagaimana hukumnya aqad sewa kontrak kuburan ? Mohon disertai dengan ibarotnya. [Riswanto Al Karim]. JAWABAN : Wa'alaikum salam. Menyewakan tanah untuk mengubur mayit…

Baca selengkapnya »

HADITS PERAYAAN HARI RAYA NAIRUZ

Al-Hadits HADITS PERAYAAN HARI RAYA NAIRUZ

PERTANYAAN : Assalamu 'alaikum. Bagaimana penjelasan tentang hadits yang berbicara tentang nairuz ? [Ahmad Aydrus]. JAWABAN : Wa'alaikumsalam warahmatu-Allahi Wabarakatuh, Nairuz dan Mikhrojan adalah perayaan kaum kafir jahiliyah. 1. Nairuz …

Baca selengkapnya »

HADITS SHOLAWAT PENGHAPUS DOSA

Al-Hadits Dzikir Doa HADITS SHOLAWAT PENGHAPUS DOSA

PERTANYAAN : Assalamu 'alaikum. Mau tanya hadist sholawat penghapus dosa 80 tahun. Bagaimana derajat hadistnya dan bolehkah buat amalan sehari hari ? Terima kasih. [Alfaqir Ilmu]. JAWABAN : Wa 'alaikum salam. Boleh diamalkan, dan hadits yang d…

Baca selengkapnya »

orat-oretanku

HUKUM MENGERINGKAN ATAU MENGELAP ANGGOTA WUDHU

Hukum Sembelihan Kemaniken (Terpotong Lidah) Pada Unggas

SHOLAWAT SYAJAROH AL-ASHL AL-NURONIYYAH

HADITS MARFU' : TETANGGA (PERLU DIPERTIMBANGKAN) SEBELUM RUMAH

KEMULIAAN PELAJAR WALAUPUN TIDAK MENDAPATKAN ILMU

HADITS KELUARGA NABI SAW LAKSANA BAHTERA NABI NUH AS

HUKUM MENYEWAKAN TANAH UNTUK DIBUAT MAKAM/KUBURAN

HADITS PERAYAAN HARI RAYA NAIRUZ

HADITS SHOLAWAT PENGHAPUS DOSA

popular post

Label

Arsip Blog