Pertanyaan :
Assalamualaikum.....
Cara baca quran orang yang sesak nafas gimana?, apa boleh diputus-putus (ngambil nafas ditengah bacaan). atau ada pendapat ulama' yang mengajarkan cara tadarus orang yang sesak nafas, atau asma, atau apalah yang penting masalah nggak kuat tahan nafas lama-lama. hatur nuwun....

( Dari : Muhammad Ulil Abshor )


Jawaban :
Wa'alaikum salam warohmatullohi wabarokatuh

Dalam ilmu tajwid memutuskan bacaan pada suatu kalimat untuk mengambil nafas dinamakan waqof. Dikenal empat macam waqof dalam ilmu tajwid :

1. Waqof Ikhtibari : yaitu waqof pada suatu kalimah kerana ingin menerangkan hukum kalimah itu dari sudut rosamnya (penulisannya) pada Mushaf, apakah kalimat tersebut terputus(maqthu') atau bersambung (maushul), tetap (tsabit) atu dibuang (mahdzuf) dan lain-lainnya.

2. Waqof Idhtirari : yaitu waqof yang dilakukan karena terpaksa, seperti sesak nafas, tidak mampu, lupa dan semisalnya.

3. Waqof Intidhori : yaitu waqof pada suatu kalimah dengan tujuan meng-athof-kan (menyambungkan) dengan bacaan (qiro'at) lain, hal ini dilakukan saat seseorang membaca al-qur'an dengan menggabungkan beberapa riwayat bacaan (qiro'at) al-qur'an.

4. Waqof Ikhtiyari : yaitu waqof yang dilakukan bukan-karena sebab-sebab yang telah disebutkan diatas.

Dari pemaparan tentang macam-macam waqof diatas dapat dipahami bahwa berhenti membaca karena nafasnya tak kuat itu dikategorikan waqof idhthirori. Bagi orang yang tidak kuat nafasnya boleh berhenti pada kalimat manapun semampunya, meskipun pada kalimat yang belum sempurna artinya, seperti waqof pada syarat bukan pada jawabnya atau waqof pada maushul tanpa shilahnya.

Bagi orang yang berhenti membaca karena terpaksa (waqof idhthirori) pada kalimat-kalimat yang seharusnya tidak diperkenankan untuk berhenti, diharuskan  untuk mengulangi bacaannya dari kalimat dimana ia berhenti atau kalimat sebelumnya yang dapat dijadikan sebagai permulaan bacaan. Contohnya seseorang yang sedang membaca surat al-fatihah berhenti pada lafadh "IYYAKA" yang seharusnya dibaca disambung dengan lafadh sesudahnya "NA'BUDU", maka ia harus memulainya dari "IYYAKA", tidak boleh langsung melanjutkan dengan membaca "NA'BUDU". Wallohu a'lam.

( Oleh : Siroj Munir )


Referensi :
1. Nihayatul Qoul Al-Mufid Fi ilmit Tajwid, Hal : 153-154


Ibarot :
Nihayatul Qoul Al-Mufid Fi ilmit Tajwid, Hal : 153-154  
 

إعلم أن الوقف معناه في اللغة الحبس, يقال : وقفت الدابة وأوقفتها, إذا حبستها عن المثنى. وفي الإصطلاح : عبارة عن قطع الصوت على الكلمة زمنا يتنفس فيه عادة بنية استئناف القراءة, إما بما يلي الحرف الموقوف عليه أو بماقبله لا بنية الإعراض –إلى أن قال- 
تنبيه : إعلم أن الوقف على أربعة أقسام
إختياري : بالياء التحتية, وهم أن يقصد لذاته من غير عروض سبب سبب من الاسباب
واضطراري : وهو ما يعرض بسبب ضيق النفس ونحوه كعجز ونسيان, فحينئذ يجوز الوقف على أي كلمة كانت وإن لم يتم المعنى, كأن وقف على شرط دون جوابه أو على موصول دون صلته, لكن يجب الإبتداء من الكلمة التي وقف عليها إن صلح الإبتداء بها
وانتظاري : وهو أن يقف على كلمة ليعطف عليها غيرها حين جمعه لاختلاف الروايات
واختباري : بالباء الموحدة ومتعلقه الرسم لبيان المقطوع والموصول والثابت من المحذوف. ولا يوقف عليه الا لعذر كانقطاع نفس أو سؤال ممتحن أو تعليم قارئ كيف يقف إذا اضطر لانه قد يضطر إلى الوقف على شيئ فلا يدري كيف يقف
 
Top