Pertanyaan :
Assalamu'alaikum..
Mohon pencerahannya mbah yai ,ustadz fk yg dirahmati Alloh.
Masalah sampenya hadiah pahala;

"Adapun bacaan alqur`an dan mengirimkan pahalanya untuk mayit dan mengganti sholatnya dst ... , menurut imam syafi'i dan jumhur ulama' adalah tidak sampai kepada mayit yang dikirimi dan keterangan seperti itu diulang-ulang oleh imam nawawi didalam syarah muslim"
( Imam as subki , Takmilatul Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab ).

"Mayit tidak boleh dibacakan apapun berdasarkan keterangan yang mutlak dari ulama mutaqaddimin, bahwa bacaan yang pahalanya dikirimkan kepada mayit adalah tidak sampai kepadanya, sebab pahala hasil amalan tidak dapat dipindahkan dari yang mengamalkan perbuatan itu "
( Ibnu Hajar Al-Haitami, Fatawi Al-Kubro Al-Fiqhiyyah, Juz : 2  Hal : 9 ).

"Dan yang masyhur dalam madzhab syafi'i bahwa bacaan al-quran yang pahalanya dikirimkan kepad mayit adalah tidak sampai kepada mayit yang dikirimi "
( Tafsir Jamal, Imam Khozin, Juz : 4  Hal : 236 )

Apakah benar adanya qoul diatas ?

( Dari : Wong Kemlinthi )


Jawaban :
Wa'alaikum salam warohmatullohi wabarokatuh

Memang benar bahwa terdapat perbedaan pendapat dikalangan madzhab Syafi'i mengenai sampainya pahala bacaan al-qur'an yang dibacakan untuk orang yang sudah meninggal, hanya saja keterangan-keterangan diatas sudah dipotong dan tidak ditampilkan secara menyeluruh. Untuk lebih jelasnya kami tampilkan beberapa keterangan dari kitab-kitab madzhab syafi'i mengenai masalah ini, berikut penjelasannya;

1. mam Nawawi dalam kitab Syarah Shohih Muslim menjelaskan :

“Dan yang masyhur didalam madzhab kami (syafi’iyah) bahwa bacaan al-Qur’an pahalanya tidak sampai kepada mayyit, sedangkan jama’ah dari ulama kami (Syafi’iyah) mengatakan pahalanya sampai,"

2. Syekh Al-Muthi'i dalam kitab Takmilah Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab menjelaskan :

"Ulama’ berselisih pendapat terkait sampainya pahala bacaan al-Qur’an, pendapat yang masyhur dari madzhab asy-Syafi’i dan sekelompok ulama syafi’i berpendapat tidak sampai, sedangkan Imam Ahmad bin Hanbal, sekelompok ‘ulama serta sebagian sahabat sy-Syafi’i berpendapat bahwa pahalanya bisa sampai. Pendapat yang dipilih agar setelah pembacaan al-Qur’an berdo'a : “Ya Alloh sampaikan (kepada Fulan) pahala apa yang telah aku baca”, Alloh Maha Mengetahui.

Ibnu An-Nahwi dalam kitab Syarah Al-Minhaj menjelaskan, menurut kami (madzhab Syafi'i), pahala bacaan al-qur'an tidak bisa sampai pada mayit. Pendapat yang dipilih adalah pahala tersebut bisa sampai jika memang orang yang membacanya berdo'a pada Alloh agar menyampaikan pahala bacaan tersebut, dan hendaknya pendapat inilah yang dimantapkan. Alasannya sebab perkataan tersebut adalah do'a, jika mendo'akan mayit dengan hal yang belum ada pada diri orang yang berdo'a saja boleh apalagi mendo'akan mayit untuk sesuatu yang sudah ada pada dirinya....apalagi semua ulama' sepakat bahwa do'a, baik itu untuk orang yang masih hidup atau sudah mati, dan baik orang yang meninggal tersebut memberikan wasiat untuk dido'akan atau tidak atau, do'a tersebut bermanfaat.

Ketentuan hukum diatas berdasarkan beberapa hadits yang sangat banyak, bahkan do'a yang paling utama adalah do'a untuik saudaranya saat orangnya tidak ada (ad-du'a' bi dhohril ghoib). Imam Nawi dalam Syarah Shohih Muslim juga telah menceritakan tentang ijma' (kesepakatan para ulama') mengenai sampainya do'a pada mayit.

3. Sayyid Abu Bakar Al-Bakri dalam kitab beliau Hasyiyah I'anatut Tholibin menjelaskan :

" Imam ibnu abdissalam dalam sbagian fatwanya berfatwa: tdk boleh menjadikan pahala bcaan alquran untuk mayit,krnmemperlaku kan pahala dgn tanpa izin syari'at, namun Imam qurtubi dalam ktb tadzkiroh-ny a menceritakan bahwa  setelah Syeh Ibnu Abdissalam wafat, ada yang bermimpi bertemu dengan beliau, lalu beliau ditanya tentang fatwanya yang mengatakan tidak bolehnya menghadiahkan bcaan quran, lalu beliau menjawab : "Dulu aku memfatwakan hal itu sewaktu masih hidup di dunia, sekarang nyata bagiku, bahwa bacaan al-quran itu ternyata sampai kepada  mayit. Imam nawawi dalam Syarah Shohih Muslim dan adzkar-nya menyebut  satu pendapat yang menyatakan  bahwa  pahala bacaan al-quran itu sampai kepada  mayit seperti halnya pendapat mazhab Hanafi, Maliki dan Hanbali, dan pendapat ini yang dipilih oleh beberapa ulama' sepperti Ibnu Sholah, At-Thobari, Ibnu  Abid-Dam, Ibnu Abi Ashrun, dan pendapat inilah yang banyak diamalkan, karena itulah menurut Imam Al-Bujairomi pendapat yang menyatakan pahala bacaan al-qur'an tidak sampai adalah pendapat dho'if (lemah) dan pendapat yang mu'tamad (dibuat pegangan) adalah pendapat yang menyatakan bahwa pahala bacaan al-qur'an untuk mayit itu sampai."

Dari keterangan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan :

1. Pendapat yang mu'tamad dalam madzhab Syafi'i adalah bahwa bacaan al-qur'an yang dihadiahkan kepada orang yang sudah meninggal itu bisa sampai.

2. Untuk menghindari perbedaan pendapat mengenai sampai atau tidaknya bacaan al-qur'an pada mayit, setelah membaca al-qur'an yang pahalanya dihadiahkan bagi mayit hendakanya berdo'a memohon pada Alloh agar pahala bacaan al-qur'an tersebut disampaikan  kepada mayit yang dituju, sebab untuk masalah do'a pada mayit semua ulama' sudah menyepakati tentang sampainya do'a pada mayit.

( Dijawab oleh : Cinok Ayu Wardhani, Farid Muzakki, Farid Muzakki, Aslim Tas'ad Sie Pengajian dan Siroj Munir )


Referensi :
1. Syarah Shohih Muslim, Juz : 7  Hal : 90
2. Takmilah Al-Majmu' Syarah al-Muhadzdzab, Juz : 15 Hal : 521-522
3. Hasyiyah I'anatut Tholibin, Juz : 3  Hal : 258


Ibarot :
Syarah Shohih Muslim, Juz : 7  Hal : 90

والمشهور في مذهبنا أن قراءة القرآن لا يصله ثوابها وقال جماعة من أصحابنا يصله ثوابه

Takmilah Al-Majmu' Syarah al-Muhadzdzab, Juz : 15 Hal : 521-522

واختلف العلماء في وصول ثواب قراءة القرآن، فالمشهور من مذهب الشافعي وجماعة أنه لا يصل. وذهب أحمد بن حنبل وجماعة من العلماء وجماعة من أصحاب الشافعي إلى أنه يصل، والمختار أن يقول بعد القراءة: اللهم أوصل ثواب ما قرأته، والله أعلم اه

وقال ابن النحوي في شرح المنهاج: لا يصل إلى الميت عندنا ثواب القراءة على المشهور. والمختار الوصول إذا سأل الله إيصال ثواب قراءته، وينبغى الجزم به لانه دعاء، فإذا جاز الدعاء للميت بما ليس للداعى، فلان يجوز بما هو له أولى، ويبقى الامر فيه موقوفا على استجابة الدعاء، وهذا المعنى لا يخص بالقراء بل يجرى في سائر الاعمال، والظاهر أن الدعاء متفق عليه انه ينفع الميت والحى القريب والبعيد بوصية وغيرها

وعلى ذلك أحاديث كثيرة، بل كان أفضل الدعاء ان يدعو لاخيه بظهر الغيب وقد حكى النووي في شرح مسلم الاجماع على وصول الدعاء إلى الميت

Hasyiyah I'anatut Tholibin, Juz : 3  Hal : 258

قوله: أما القراءة الخ) لم يذكر في سابقه مجملا ولا مقابلا لاما، فكان المناسب أن يذكرهما أولا كأن يقول وينفع الميت أشياء، أما الصدقة والدعاء فبالاجماع، ثم يقول: وأما القراءة ففيها خلاف. أو يعدل عن تعبيره هذا ويقول وما ذكرته، من أنه ينفع الميت الصدقة والدعاء فقط، هو ما ذكره في المنهاج، وأفهم أنه لا ينفعه غيرهما من سائر العبادات، ولو قراءة وفيها خلاف فقد قال النووي الخ. وعبارة المغني: (تنبيه) كلام المصنف قد يفهم أنه لا ينفعه ثواب غير ذلك، أي الصدقة والدعاء كالصلاة عنه قضاء أو غيره وقراءة القرآن وهو المشهور عندنا، ونقله المصنف في شرح مسلم والفتاوى عن الشافعي رضي الله عنه والاكثرين، واستثنى صاحب التلخيص من الصلاة ركعتي الطواف وقال: يأتي بهما الاجير عن المحجور عنه تبعا للطواف، وصححاه، وقال ابن عبد السلام في بعض فتاويه: لا يجوز أن يجعل ثواب القراءة للميت، لانه تصرف في الثواب من غير إذن الشارع فيه. وحكى القرطبي في التذكرة أنه رؤي في المنام بعد وفاته، فسئل عن ذلك، فقال كنت أقول ذلك في الدنيا، والآن بأن لي أن ثواب القراءة يصل إلى الميت. وحكى المصنف في شرح مسلم والاذكار وجها أن ثواب القراءة يصل إلى الميت، كمذهب الائمة الثلاثة، واختاره جماعة من الاصحاب، منهم ابن الصلاح، والمحب الطبري، وابن أبي الدم، وصاحب الذخائر، وابن أبي عصرون.
وعليه عمل الناس, وما رآه المسلمون حسنا فهو عند الله حسن. وقال السبكي : الذي دل عليه الخبر بالاستنباط أن بعض القرآن إذا قصد به نفع الميت وتخفيف ما هو فيه، نفعه، إذ ثبت أن الفاتحة لما قصد بها القارئ نفع الملدوغ نفعته، وأقره النبي (ص) بقوله: وما يدريك أنها رقية ؟ وإذا نفعت الحي بالقصد كان نفع الميت بها أولى اه. (قوله: لا يصل ثوابها إلى الميت)ضعيف. (وقوله: وقال بعض أصحابنا يصل) معتمد.اه.بجيرمي
 
Top