Malaikat Turut Mendengark an
oleh Ahmad Fuady
Tengah malam itu suasana tenang dan hening sekali. Usaid bin Hudhair duduk di beranda belakang rumahnya.P utranya, Yahya, yang masih balita sudah lama terlelap di sampingnya . Tidak jauh dari tempatnya duduk, seekor kuda siap tertambat.
Sewaktu-wa ktu jika perintah perang fisabilill ah dari Rasulullah keluar, dia dapat dengan sigap menunggang nya. Di keheningan malam itu, Usaid membaca Alquran dengan khusyuk dan penuh penghayata n. Ayat demi ayat dia lantunkan dengan suara merdu. Ia membaca surah al-Baqarah ayat 1-4.
Ketika melantunka n ayat-ayat suci tersebut, kudanya lari berputar-p utar hampir memutuskan tali pengikatny a. Sampai di ujung ayat keempat al-Baqarah tersebut, Usaid menghentik an bacaannya, ingin tahu apa yang terjadi pada kudanya. Usaid tidak melihat apa pun.
Bersamaan dengan berhentiny a Usaid melantunka n ayat-ayat suci, kudanya kembali tenang. Usaid kembali melanjutka n bacaannya. “Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka dan merekalah orangorang yang beruntung. ” (QS [2]: 5).
Kudanya kembali meronta, berputar-p utar lebih hebat dari yang pertama. Usaid pun kembali menghentik an bacaannya. Kudanya kembali diam. Demikianla h terjadi berulang-u lang. Setiap kali Usaid membaca Alquran kudanya meronta, setiap kali Usaid diam kudanya juga diam.
Khawatir dengan keselamata n anaknya, Usaid membangunk an anaknya. Ketika itulah dia melihat ke langit, terlihat awan seperti payung yang mengagumka n, belum pernah dia lihat sebelumnya . Esok paginya, hal itu dia ceritakan kepada Rasulullah SAW.
Rasul bersabda, “Hai Usaid, itu malaikat yang turun mendengark an engkau membaca Alquran. Seandainya engkau teruskan bacaanmu, pastilah orang banyak akan melihatnya pula. Pemandanga n itu tidak akan tertutup bagi mereka.”
Usaid sangat mencintai Alquran, bahkan sejak pertama kali mendengark an ayat-ayat Alquran dilantunka n oleh Mush’ab bin Umair, dai muda yang dikirim Rasulullah SAW sebagai perintis dakwah di Kota Yatsrib. Saat itu, Mush’ab sedang menyampaik an Islam kepada orang-oran g yang sudah masuk Islam, tiba-tiba Usaid datang.
Usaid berkata dengan nada menuding, “Apa maksud Tuan da tang ke sini? Tuan hendak mempengaru hi rakyat kami yang bodoh-bodo h. Pergilah Tuan sekarang, jika Tuan masih ingin hidup!” Dengan wajah tenang karena pantulan iman, Mush’ab menjawab, “Wahai pemimpin, silakan duduk bersama kami, mendengark an apa yang kami bicarakan. Jika Anda suka apa yang kami bicarakan, silakan ambil. Dan jika Anda tidak suka, kami akan meninggalk an Anda dan tidak kembali lagi ke kampung Anda ini.”
Usaid setuju, lalu mulai mendengark an Mush’ab menjelaska n Islam sambil membaca ayat-ayat Alquran. Rasa gembira terpancar di wajah Usaid. Dia langsung mengagumin ya.
“Alangkah indahnya apa yang Tuan baca,” kata Usaid. “Apa yang dapat saya lakukan jika aku ingin memeluk Islam?” katanya lebih lanjut. Di bawah bimbingan Mush’ab, Usaid masuk Islam. Sejak itu Usaid mencintai Alquran seperti seseorang mencintai kekasihnya . Itulah Usaid bin Hudhair yang malaikatpu n turun mendengark an bacaannya.