(Pertanyaan dari: Sy farah Dillah Al-Kaff)
Jawab: Wa’alaikum salam warahmatullah wabarakatuh
Sholat witir memang dianjurkan untuk dijadikan sebagai sholat penutup malam, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Jadikanlah sholat witir sebagai akhir sholatmu sekalian dimalam hari”. (Shahih Bukhari, no.998 dan Shahih Muslim, no.751)
Hal tersebut dilakukan apabila memang yakin bisa bangun dimalam hari untuk mengerjakan sholat witir, namun jika tidak bisa, maka lebih baik dikerjakan sebelum tidur. sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
"Barangsiapa yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, maka hendaklah ia shalat witir di awalnya, dan barangsiapa yang ingin bangun di akhir malam, maka hendaklah ia shalat witir di akhir malam. (Shahih Muslim no. 755).
Sedangkan mengenai masalah mengerjakan witir dua kali semalam, baik pada malam bulan ramadhan atau pada malam-malam lainnya para ulama’ menyatakan bahwa mengerjakan sholat witir lagi bagi orang yang telah mengerjakannya dalam semalam hukumnya tidak diperbolehkan. Ketentuan ini didasarkan pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam;
“Tidak ada dua witir dalam satu malam.” (Sunan Abu Dawud, no.1439, Sunan Turmudzi, no.470 dan Sunan Nasa’i,no.1679)
Sedangkan solusi agar dapat mengerjakan sholat witir sebagai sholat penutup bagi orang yang biasa mengerjakan tahajud adalah dengan tidak mengikuti sholat witir berjamah bersama imam. Namun jika ia juga ingin tetap ikut sholat witir berjamaah dan nanti sholat witir lagi, maka pada saat sholat witir berjamaan bersama imam diniati sholat sunat mutlak (hanya niat sholat sunat saja, tanpa tambahan). Wallahu a’lam.
(Dijawab oleh: Siroj Munir, Mazz Rofii, Ubaid bin Hasanan, Muhammad El Kaff dan Nuriel anwar Al-Banjary)
Referensi :
1. Fathul Wahab, juz 1 hal. 67
وسن تأخيره عن صلاة ليل " من راتبة أو تراويح أو تهجد لخبر الشيخين: "اجعلوا آخر صلاتكم بالليل وترا. " ولا يعاد " ندبا وإن أخر عنه تهجدا فهو أعم من قوله فإن أوتر ثم تهجد لم يعده وذلك لخبر أبي داود وغيره وحسنه الترمذي: "لا وتران في ليلة" " و " سن تأخيره " عن أوله " أي الليل " لمن وثق بيقظته " بفتح القاف " ليلا " سواء أكان له تهجد أم لا فإن لم يثق بها لم يؤخره لخبر مسلم: من خاف أن لا يقوم من آخر الليل فليوتر أوله ومن طمع أن يقوم آخره فليوتر آخر الليل
2. Hasyiyah al-Jamal, juz. 1 hal. 484