Tulisan ini saya mengumpulkannya dari kitab-kitab madzhab Syafi’iy. Barangkali di antara teman-teman ada yang hendak memanfaatkannya. Selamat membaca …
1. Zakat artinya membersihkan. Al Fithroh ( الفطرة ) artinya penciptaan (diri). Zakat fitrah disebut dengan nama ini adalah karena zakat fitrah merupakan zakat yang ditujukan sebagai zakat untuk membersihkan diri. Disebutkan bahwa zakat fitrah itu peranannya sama dengan sujud sahwi. Kalau sujud sahwi sebagai penambal kekurangan dalam sholat maka zakat fitrah sebagai penambal kekurangan dalam puasa Ramadlan.
2. Zakat fitrah wajib dikeluarkan jika seseorang itu sempat hidup di dua saat yaitu sesaat di akhir bulan Ramadlan dan sesaat di awal bulan Syawal. Perhatian : Pergantian tanggal Hijriyah terjadi di awal Maghrib.
3. Zakat fitrah wajib dikeluarkan jika mempunyai harta yang lebih dari makanan pokok untuk kebutuhan dirinya sendiri serta orang atau hewan yang menjadi tanggungan wajibnya selama sehari ‘Iedul Fitri dan semalam sesudahnya. Juga lebih dari kebutuhan rumah, pakaian, dan pelayan yang pantas dan memang dibutuhkan sehari-hari. Selain itu juga lebih dari hutang sekalipun belum waktunya jatuh tempo.
4. Zakat fitrah wajib dikeluarkan dari dirinya sendiri dan dari orang yang wajib ia nafkahi. Perhatian : Orang yang wajib dinafkahi adalah istri, anak yang miskin serta tidak mampu bekerja, serta orang tua yang miskin. Jadi yang wajib mengeluarkan zakat fitrahnya istri adalah suami. Jika suami tidak termasuk orang yang berkewajiban mengeluarkan zakat fitrah karena alasan seperti pada poin nomer 3 di atas sedangkan istri adalah orang yang kaya maka sunnah bagi si istri untuk mengeluarkan zakatnya sendiri.
5. Tidak sah mengeluarkan (membayari) zakat fitrahnya orang yang tidak wajib dinafkahi jika tanpa ijin kecuali orang tua yang mengeluarkan zakat fitrah anaknya yang masih kecil tapi kaya atau gila tapi kaya. Maka boleh mengeluarkan zakat fitrah memakai harta si orang tua sendiri sekalipun tanpa meminta ijin terlebih dahulu pada anaknya.
6. Zakat fitrah harus berupa makanan pokok yang lumrah di daerah setempat sebanyak 1 sho’ (4 mud). Jika kemampuannya tidak sampai 1 sho’ maka tetap harus dikeluarkan. Perhatian : 1 mud adalah 0,8 lt berarti 1 sho’ adalah 3,2 lt. Berat 0,8 lt beras sekitar 6 ons berarti 1 sho’ sekitar 24 ons (2,4 kg).
7. Hukum-hukum yang berkaitan dengan waktu mengeluarkan zakat fitrah ada lima, yaitu :
a. Jawaz (boleh) : dari awal bulan Ramadlan.
b. Wajib : jika matahari sudah masuk maghrib tanggal 1 bulan Syawal.
c. Sunnah : sebelum berangkat sholat ‘Ied.
d. Makruh : setelah sholat ‘Ied tapi masih tanggal 1 Syawal kecuali ada ‘udzur.
e. Haram : setelah tanggal 1 Syawal kecuali ada ‘udzur.
8. Jika hanya mampu mengeluarkan zakat fitrah sebagian dari orang-orang yang menjadi tanggungannya maka yang harus didahulukan adalah sebagai berikut secara berurutan : dirinya sendiri, istri, anaknya yang masih kecil, ayah ke atas, ibu ke atas, anaknya yang sudah besar tapi fakir, budak.
9. Zakat fitrah harus diniati. Boleh ketika menentukan barang zakatnya, ketika memberikan kepada wakil, atau ketika memberikan kepada fakir miskin. Boleh juga niat diserahkan kepada wakil. Niat harus dalam hati seperti berikut ini : Ini zakat fitrah saya.
10. Yang berhak menerima zakat fitrah adalah delapan golongan orang di antaranya adalah orang fakir dan orang miskin.
11. Orang fakir adalah orang yang sama sekali tidak punya harta maupun pekerjaan yang halal. Atau punya pekerjaan tapi adalah pekerjaan yang haram atau tidak pantas baginya. Atau punya harta atau pekerjaan tapi hanya mampu memenuhi kurang dari separuh kebutuhannya dan kebutuhan orang atau hewan yang menjadi tanggungan wajibnya. Sedangkan orang miskin dia mampu memenuhi lebih dari separuh kebutuhannya tapi belum sepenuhnya. Perhatian : Rumah, pakaian, perhiasan perempuan, dan kitab yang (semua itu) sesuai dan memang dibutuhkan tidak merubah status fakir miskinnya seseorang. Begitu juga harta di tempat sejauh 2 marhalah (+ 90 km) atau dekat tapi tak bisa dikuasai, dan hutang yang belum jatuh tempo.
Oleh Salman Karim dan Aly Mahfudz Syafa'at di FIQHKONTEMPORER