PERTANYAAN
✿ Yulia Safitri
assalamualaikum wr wb
saya mau tanya
di dalam kitab bukhori di jelaskan bahwa siapa yg mengambar manusia , hewan , pohon, animasi atau membikin boneka dan sejenisnya kelak di akhira di mintai pertanggung jawaban dituntut ngasih roh kepada benda tersebut...
pertanyaan saya apakah kalau kita mempunyai (membeli) boneka dan gambar lainya... apakah kita juga di tuntut untuk ngasih roh....
terimakasih.....
wasalualaikum wr wb... 

JAWABAN

HASIL KEPUTUSAN MUSYAWAROH TAHUNAN KE-36 PON. PES. MUS SARANG REMBANG 
Tgl.18-19 September 2002 / 11-12 Rojab 1423 H

Uang. Ya demi uang otak kita begitu kreatif mencetuskan ide-ide baru, namun sayang kreatifitas itu tidak di imbangi dengan sadar taqwa yang kokoh sehingga kita selalu larut terhadap apa yang di tawarkan kepada kita, dan kepekaan kita akan hukum syara’ perlahan-lahan luntur sehingga cenderung menjadikan akal kita sebagai juri penentu baik buruknya sesuatu bahkan yang lebih eronis lagi adalah halal haramnya sesuatu juga di tentukan oleh akal sebagai contoh banyaknya di jual di trotoar-trotoar ataupun toko-toko berbagai macam boneka berbentuk gajah, teletubis dan lain-lain bentuknya, ada yang utuh dan yang tidak utuh dikemas sebagai gantungan kunci – Bantal guling atau mainan anak-anak.

Pertanyaan : 
a. Bagaimana hukum membuat, mencual, dan mengoleksi boneka-boneka tersebut ? 
b. Apa batasan bentuk dan umur untuk di perbolehkannya boneka bagi anak perempuan ? 
c. Apabila tidak di pernolehkan apa yang mesti kita lakukan atas boneke-boneka yang terlanjur kita beli ?

Jawaban: 
a : Hukum membuat dan menjual haram, kecuali untuk mainan anak perempuan dan ada tujuan mendidik mengurus anak. Hukum mengoleksi boneka yang tidak dibuat mainan anak perempuan dan bertujuan mendidik haram, kecuali dalam bentuk yang tidak di mungkinkan hidup

Referensi :
. Inarotut Duja : 2392. Figh Ala Madzahibil Arba’ah : II/403. Fighussunah : VI/3694. Fighussunah : III/3705. Hasyiyyah Baijury : II/127-128

² Inarotut Duja Hal. 239.

ونقل الشيخ عبد الباقي الزرقاني عن الخطاب انه يستثنى من التصوير المحرم تصوير لعبة على هيئة بنت صغيرة تلعب بها البنات الصغار فإنه جائز ويجوز بيعها وشراؤها لتدريب البنات على تربية الأولاد انتهى . وفى اشتراط كون اللعبة الجائزة للبنات الصغار ناقصة او مما لا يبقى وعدم اشتراط ذلك خلاف رجح بعضهم الأول . ( انارة الدجى ,239)

Syeh Abdul baqy Azzarqony mengatakan, "Imam khottob mengecualikan kategori menggambar yang diharamkan adalah gambar yang diperuntukkan anak perempuan yang masih kecil sebagai sarana mainan dan pendidikan mereka, karenanya BOLEH menjual belikannya”.

² Fiqh Ala Madzahibil Arba’ah Juz II Hal. 40.

وأما القسم الثاني فإن فيه تفصيل المذاهب على أن المحرم منه انما حرم فى نظر الشرع اذا كان لغرض فاسد كالتماثيل التى تصنع لتعبد من دون الله وكذلك اذا ترتب عليها تشبه او تذكر لشهوات فاسدة فإنها فى هذه الحالة تكون كبيرة من الكبائر فلا يحل عملها ولا بقاؤها ولا التفرج عليها . أما اذا كانت لغرض صحيح كتعلم وتعليم فإنها تكون مباحة لا اثم فيها . ولهذا استثنى بعض المذاهب لعب البنات العرائس الصغيرة الدمى فإن صبغها جائز وكذلك بيعها وشراؤها لأن الغرض من ذلك انما هو تدريب البنات الصغار على تربية الأولاد وهذا الغرض كاف فى اباحتها (فقه علي مذهب الاربعة,2/40)

Dalam pembagian hukum yang kedua ada beberapa rincian dari beberapa madzhab. Pada dasarnya dalam pandangan syari'at, hukum haram (membuat patung atau boneka) adalah karena pertimbangan tujuan yang tidak dibenarkan oleh syara', seperti pembuatan gambar sebagai media menyembah selain Allah SWT. Atau karena nantinya hanya akan memperturutkan hawa nafsu atau yang lainnya, karena hal yang demikian adalah termasuk dosa besar, oleh karena itu tidak diperbolehkan melakukan atau membiarkannya, apalagi merasa bangga atas hal itu.

Adapun pembuatan gambar atau boneka karena faktor yang dibenarkan Islam, seperti dalam rangka belajar-mengajar, maka hal yang demikian ini diperbolehkan. Oleh karena itu, sebagian mazhab memperbolehkan membuat, menjual-belikan boneka untuk mainan anak-anak (Perempuan), karena ada tujuan mendidik dan memberikan pembelajaran kepada mereka dalam mengurus anak-anak mereka kelak setelah tiba saatnya mereka berumah tangga, dan inilah satu-satunya alasan diperbolehkan menggunakan boneka.

² Fiqhussunnah Juz VI Hal. 369.

جاءت الأحاديث الصحيحة الصريحة بالنهي عن صناعة التماثيل عن تصوير ما فيه روح سواء أكان انسانا او حيوانا ام طيرا ، أما لا روح فيه كالأشجار والأزهار ونحوها فإنه يجوز تصويره – الى أن قال- ويستثنى من هذا لعب الأطفال كالعرائس ونحوها فإنه يجوز صنعها وبيعها للأحاديث الآتية – عن عائشة قالت كنت ألعب بالبنات فربما دخل علي رسول الله e وعندي الجواري فإذا دخل خرجن واذا خرج دخلن ( فقه السنة,6/369)

Tersebut di beberapa hadits shahih tentang larangan membuat gambar-gambar makhluk hidup (bernyawa) baik berupa manusia atau burung. Sedangkan menggambar makhluk tidak hidup seperti pepohonan, bungah dan sebagainya itu diperbolehkan.
Dalam hal ini, dikecualikan menggambar/membuat boneka untuk diberikan kepada anak-anak usia dini sebagai sarana bermain, hukum menjual-belikannya juga BOLEH. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh siti A'isyah ra. yang artinya; "Aku (Siti A'isyah) pernah bermain (boneka) bersama para budak (perempuan), saat itu acap kali Rasulullah Saw. datang (melihatku), pada saat Beliau datang budak-budak tadi keluar dan saat Rasul keluar budak-budak tadi masuk kembali.(HR. Muslim dan Abu Dawud)

² Hasyiyyah Baijury Juz II Hal. 127-128.

(قوله كأن يكون الخ ) وكان يكون هناك منكر الى أن قال – وكصور حيوان مرفوعة على هيئة لا تعيش بدونها كأن كانت على سقف او جدار او ثياب ملبوسة ولو بالقوة او وسادة منسوبة بخلاف صور غير الحيوان كالأشجار والسفن والشمس والقمر او صور حيوان غير مرفوعة بأن كانت على أرض او بساط يداس عليه او على مخاد يتكأ عليها او على هيئة لا تعيش بها كأن كانت مقطوعة الرأس او الوسط او مخرقة البطون فلا يحرم عليه الحضور حينئذ. ومنه يعلم جواز التفرج على خيال الظل المعروف لأنها شخوص مثقبة البطون – الى أن قال _ وهذا التفصيل فى دوامه وجواز التفرج عليه وأما أصل تصوير الحيوان فحرام مطلقا ولو على هيئة لا يعيش بها كأن كان بلا رأس لخبر أشد الناس عذابا يوم القيامة المصورون نعم يستثنى لعب البنات لأن عائشة كانت تلعب بها عنده e وحكمة ذلك تعليمهن أمر التربية ( حاشية الباجوري,2/127-128)

Tidak diperbolehkan hadir di tempat yang ada gambar hewan hidup, meski pada posisi yang tidak mungkin bisa hidup, seperti berada diatas langit-langit, dinding, pakaian atau dibantal.
Lain hal dengan gambar selain hewan seperti pohon, perahu, matahari, rembulan atau berbentuk hewan yang tidak hidup seperti hewan yang tergeletak diatas tanah atau dalam posisi diinjak atau berada diatas jarum atau dalam bentuk yang tidak mungkin bisa hidup seperti tanpa kepala, perutnya bolong maka tidak haram berada ditempat tersebut .

Adapun hukum asal mengambar hewan itu adalah haram, meski dalam bentuk yang tidak mungkin bisa hidup. Sebagaimana hadits yang artinya; "manusia yang paling dahsyat siksanya kelak dihari kiamat adalah pelukis". Keharaman ini mengecualikan gambar atau boneka sebagai sarana bermain, sebab siti A'isyah pernah bermain boneka di hadapan Rasulullah Saw. (dan beliau tidak melarangnya). Hikmah diperbolehkannya adalah sebagai sarana pendidikan anak.

Jawaban b :
Menurut jumhurul Ulama’ Batasannya harus kecil dan berbentuk anak perempuan, namun ada sebagian Ulama’ yang memperbolehkan dengan bentuk selain manusia.Batasan umur adalah selama belum baligh, namun Ibnu hajar Al Asqolany berpendapat masih tetap di perbolehkan meskipun sudah baligh salama ada hajat mendidik.
:
1. Inarotudduja : 2392. Fajhul Bari : X/5433. Fiqhus Sunnah : III/3294. Hasyiyah Al Adawy : II/4245. Mausu’ah Al-Fighiyyah : XII/?? 
² Inarotudduja Hal. 239.

ونقل الشيخ عبد الباقي الزرقاني عن الخطاب انه يستثنى من التصوير المحرم تصوير لعبة على هيئة بنت صغيرة تلعب بها البنات الصغار فإنه جائز ويجوز بيعها وشراؤها لتدريب البنات على تربية الأولاد انتهى . وفى اشتراط كون اللعبة الجائزة للبنات الصغار ناقصة او مما لا يبقى وعدم اشتراط ذلك خلاف رجح بعضهم الأول . ( انارة الدجى ص,239)

Pernah Syeikh Abdul Baqy Azzarqony menyuplik/mengutip pendapat Imam Khottob bahwasanya"Dikecualikan hukum menggambar/membuat boneka yang diharamkan adalah boneka mainan berbentuk anak kecil yang dibuat bermain oleh anak perempuan". Boneka seperti ini BOLEH diperjual-belikan untuk mendidik anak perempuan.

Fathul Bari Juz X Hal. 543.

وإنما أرخص لعائشة فيها لأنها إذ ذاك كانت غير بالغ إلخ …. (فتح الباري,10/543)

Alasan diperbolehkannya siti A'isyah bermain boneka adalah karena siti A'isyah pada waktu itu belum baligh.
Hasyiyah Al Adawy juz II Hal. 424.

والناظر فيما قاله صاحب ( الفتح ) يترجح لديه جواز لعب البنات الصغار باللعب التي على أشكال مختلفة لتدريب وتمرين الينات من صغرهن على أمر بيوتهن وأولادهن إلى أن قال - لأن بهن التدرب على حمل الأطفال وحرم للكبار )حاشية العدوي,2/424)

Analisa penulis kitab Al-fath bahwasanya "tidak dilarang berbagai bentuk mainan anak-anak dalam rangka education urusan rumah tangga. Namun hal ini hanya berlaku untuk anak-anak yang belum dewasa/baligh".
Mausu’ah Al Fiqhiyyah Juz XII Hal.

والمراد بصغار البنات من كان غير بالغ منهن – الى أن قال – وقال ابن حجر وفى الجزم فيه نظر لكنه محتمل لأن عائشة رضي الله عنها كانت فى غزوة خيبر بنت أربع عشرة واما فى غزوة تبوك فكانت قد بلغت قطعافهذا يدل على أن الترخيص ليس قاصرا على من دون البلوغ منهن بل يتعدى الى مرحلة ما بعد البلوغ ما دامت الحاجة قائمة لذلك . الموسوعة الفقهية - (ج 2 / ص 4280)

Yang dimaksud dengan Shigorul Banaat adalah anak-anak yang belum baligh. Ibnu Hajar berkata, pernyataan diatas perlu ditinjau kembali, karena memang saat perang Khoibar siti A'isyah masih berusia 14 tahun, akan tetapi saat perang Tabuk siti A'isyah sudah baligh, ini menunjukkan bahwa diperbolehkannya bermain boneka/gambar bukan hanya pada saat belum baligh, akan tetapi sampai batas susudah baligh sesuai dengan kebutuhan.

Jawaban c : 
Wajib merusaknya sampai bentuk yang diharamkan itu hilang. 

Referensi :
1. Fighussunah Juz III Hal, 370,
2. Ithafu Sadatil Muttaqin Jus V Hal, 429-430.

Fiqhussunnah Juz III Hal. 370.

وكما يحرم صنع التماثيل والصور يحرم اقتنائها ووضعها فى البيت ومن الواجب كسرها حتى لا تبقى على صورة التمثال (فقه السنة,3/370)

“Sebagaimana haram membuat gambar dan lukisan, haram pula mengoleksi dan memajangnya didalam rumah, dan wajib merusak bentuknya sampai tidak bisa disebut gambar atau lukisan”.

Ithafu Sadatil Muttaqin Jus V Hal, 429-430.

ولا يجوز بيع العود والصنج والمزامير فإنه لا منفعة لها شرعا وكذا بيع الصور المصنوعة من الطين كالحيوانات التي تباع في الأعيان للعب الصبيان فإن كسرها واجب شرعا وأما الثياب والأطباق وعليها صور الحيوانات فيصح بيعها وكذا الستور وقد قال رسول الله صلى الله وسلم لعائشة رضي الله عنها اتخذي منها نمارق ولا يحوز استعمالها منصوبة ويجوز موضوعة وإذا جاز الانتفاع من وجه صح البيع لذلك الوجه — إلى أن قال — وكذا بيع الصور المصنوعة من الطين كالحيوانات التي تباع في الأعياد للعب الصبيان فإن كسرها واجب.
اهـ

Wallahu A'lamu Bis Showaab 

 
Top