PERTANYAAN  
> Abdullah Al-Jamal
 Assalamu'alaikum
 Pada zaman ini banyak orang melakukan jual beli  dengan cara online seperti di gruf, internet dan sebagainya. Sebenarnya  jual_beli online tersebut sah tidak ditinjau perspektif fiqh,  dikarenakan barangnya terkadang tidak jelas. Tolong dasar  pengambilannya.
 Terima kasih. 

JAWABAN

Wa'alaikumussalam

Diperbolehkan  dengan ketentuan mabi' (barang yang diperjual-belikan) telah dilihat  dengan jelas oleh kedua belah pihak (penjual dan pembeli) sebelum  melakukan transaksi. Jika sebaliknya maka tidak sah kecuali mabi'  dijelaskan sifat dan jenisnya.

الثاني:  التلفظ - بحيث يسمعه من بقربه عادة، وإن لم يسمعه المخاطب - ويتصور وجود  القبول منه مع عدم سماعه، بما إذا بلغه السامع فقبل فورا، أو حمل الريح  إليه لفظ الايجاب فقبل كذلك، أو قبل اتفاقا - كما في البجيرمي، نقلا عن سم -  فلو لم يسمعه من بقربه لم يصح.

Yang kedua adalah  melafadzkannya sekira didengar oleh orang didekatnya meskipun mukhothab  tidak mendengarnya, dan dapat digambarkan adanya serah terima darinya  meskipun tanpa mendengar suaranya dengan sesuatu yang dapat didengarkan  oleh pendengar kemudian ia terima seketika atau suara ijabnya dibawa  oleh angin kemudian juga ia terima seketika atau ia terima sesuai  kesepakatan.
I’aanah at-Thoolibiin III/9
_____________________

(قَوْلُهُ  فَاعْتُبِرَ مَا يَدُلُّ عَلَيْهِ مِنْ اللَّفْظِ ) أَيْ أَوْ مَا فِي  مَعْنَاهُ مِمَّا هُوَ عِبَارَةٌ عَنْهُ كَالْخَطِّ أَوْ قَائِمٍ مَقَامَهُ  كَإِشَارَةِ الْأَخْرَسِ ا ه.

(Maka diperhitungkan  apapun yang dapat menunjukkan pada lafadz/serah terima) artinya atau  sesuatu yang sepadan pengertiannya dengan ucapan serah terima secara  langsung seperti tulisan atau menduduki kedudukannya seperti isyaratnya  orang bisu.
Hasyiyah al-Jamal IV/301
__________________________

والعبرة  في العقود لمعانيها لا لصور الألفاظ.... وعن البيع و الشراء بواسطة  التليفون والتلكس والبرقيات, كل هذه الوسائل وأمثالها معتمدة اليوم وعليها  العمل.

Yang dipertimbangkan dalam akad-akad adalah  subtansinya bukan bentuk lafadznya, dan jual beli via telpon, teleks,  telegram dan sejenisnya telah menjadi alternatif yang utama dan  dipraktekkan.
Syarh al-Yaaquut an-Nafiis II/22
_____________________

(وينعقد  ) البيع من غير السكران الذي لا يدري ; لأنه ليس من أهل النية على كلام  يأتي فيه في الطلاق (بالكناية) مع النية ...والكتابة لا على مائع أو هواء  كناية فينعقد بها مع النية ولو لحاضر فليقبل فورا عند علمه ويمتد خيارهما  لانقضاء مجلس قبوله . ( قوله : والكتابة إلخ ) ومثلها خبر السلك المحدث في  هذه الأزمنة فالعقد به كناية فيما يظهر.

Dan sah jual  beli dari selain orang yang mabuk yang tidak mengerti sebab ia tidak  termasuk orang yang sah niatnya seperti keterangan dalam bab Talak yang  akan datang dengan sighat kinayah dengan disertai niat....
Menulis  yang tidak pada zat cair dan udara termasuk kinayah, maka jual beli  dengannya disertai niat hukumnya sah, meskipun bertransaksi dengan orang  yang hadir dalam majlis akad, maka ia harus segera menerima akad  tersebut ketika mengetahuinya dan khiyar bagi mereka berdua berlaku  hingga bubarnya majlis penerimaan akad.
(Keterangan  Ibn Hajar “dan menulis....”) dan sama dengannya berita via teknologi  kabel -telepon- yang dikembangkan dizaman sekarang ini, maka akad  dengannya termasuk kinayah menurut kajian yang kuat.
Hawaasyi as-Syarwaani wal ‘Abbaadi ala at-Tuhfah IV/221-222

Wallahu A'lamu Bis Showaab.
=====================

HASIL KEPUTUSAN BAHTSUL MASAIL DINIYAH WAQI'IYYAH PADA MUKTAMAR KE-32 DI MAKASAR 23-28 Maret 2010
Kemajuan  teknologi dan Informasi telah mengantarkan pada pola kehidupan umat  manusia lebih mudah sehingga merubah pola sinteraksi antar anggota  masyarakat. Pada era teknologi dan  informasi ini, khususnya internet, seseorang dapat melakukan perubahan  pola transaksi bisnis, baik berskala kecil mapun besar, yaitu perubahan  dari paradigma bisnis konvensional menjadi paradigma bisnis  elektronikal. Paradigma baru tersebut dikenal dengan istilaH Electronic  Commerce, umumnya disingkat E-Commerce.
Kontrak  elektronik adalah sebagai perjanjian para pihak yang dibuat melalui  sistem elektronik. Maka jelas bahwa kontrak elektronikal tidak hanya  dilakukan melalui internet semata, tetapi juga dapat dilakukan melalui  medium faksimili, telegram, telex, internet, dan telepon. Kontrak  elektronikal yang menggunakan media informasi dan komunikasi terkadang  mengabaikan rukun jual-beli (ba’i), seperti shighat, ijab-qabul, dan  syarat pembeli dan penjual yang harus cakap hukum. Bahkan dalam hal  transaksi elektronikal ini belum diketahui tingkat keamanan proses  transaksi, identifikasi pihak yang berkontrak, pembayaran dan ganti rugi  akibat dari kerusakan. Bahkan akad nikah pun sekarang telah ada yang  menggunakan fasilitas telepon atau Cybernet, seperti yang terjadi di  Arab Saudi.

Pertanyaan:
1. Bagaimana hukum transaksi via elektronik, seperti media telepon, e-mail atau Cybernet dalam akad jual beli dan akad nikah?
2. Sahkah pelaksanaan akad jual-beli dan akad nikah yang berada di majlis terpisah?
3.  Bagaimana hukum melakukan transaksi dengan cara pengiriman SMS dari  calon pengantin pria berisi catatan pemberian kuasa hukum (wakalah)  kepada seseorang yang hadir di majlis tersebut?

Jawaban:
1.  Hukum akad jual beli melalui alat elektronik sah apabila sebelum  transaksi kedua belah pihak sudah melihat memenuhi mabi’ (barang yang  diperjualbelikan) atau telah dijelaskan baik sifat maupun jenisnya,  serta memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukun jual beli lainnya.
Sedangkan hukum pelaksanaan akad nikah melalui alat elektronik tidak sah, karena:
(a) kedua saksi tidak melihat dan mendengar secara langsung pelaksanaan akad;
(b) saksi tidak hadir di majlis akad;
(c) di dalam akad nikah disyaratkan lafal yang sharih (jelas) sedangkan akad melalui alat elektronik tergolong kinayah (samar).
2.  Pelaksanaan akad jual-beli meskipun di majlis terpisah tetap sah,  sedangkan pelaksanaan akad nikah pelaksanaan akad nikah yang berada di  majlis terpisah di majlis terpisah tidak sah.
3.  Hukum melakukan akad/transaksi dengan cara pengiriman SMS dari calon  pengantin pria berisi catatan wakalah (pemberian kuasa hukum) kepada  seseorang yang hadir di majlis tersebut hukumnya sah dengan syarat aman  dan sesuai dengan nafsul-amri (sesuai dengan kenyataan).

Pengambilan dalil dari:
1. Nihayatul Muhtaj, Juz 11, hal. 285 (dalam maktabah syamilah)
2. Al-Majmu’, Juz 9, hal. 288.
3. Hasyiyatul Bujairimi ‘alal Manhaj, Juz 11, hal. 476.
4. Hasyiyatul Bujairimi ‘alal Khatib, Juz 2, hal. 403.
5. I’anahtuth Thalibin, Juz 3, hal. 9. Dll.
Sumber Nahdlatul Ulama.



 
Top