PERTANYAAN  
> Abdullah Al-Jamal
Assalamu'alaikum
Kenapa sholat disiang hari dipelankan dan malam hari dikeraskan?

JAWABAN

Wa'alaikumussalam

Alasan disunahkan mengeraskan bacaan pada shalat maghrib, isya' dan shubuh (pada waktu malam hari) karena ketika itu Kafir Quraisy sedang sibuk dengan kegiatan mereka. Sedangkan pada shalat dzuhur dan ashar disunahkan melirihkan bacaan karena ketika itu kafir Quraisy menyakiti Nabi dan para sahabatnya dan mereka akan mencaci Allah dan Rasul-Nya ketika mereka mendengarkan bacaan al-Quran.

Adapun hikmah mengeraskan bacaan pada malam hari karena pada malam hari itu tempat kholwat (menyepi-istrirahat) pada umumnya pada malam hari orang-orang tidak pada sibuk (waktu istirahat) maka pada waktu inilah enak dibuat ngobrol dan untuk meraih munajat seorang Hamba kepada Tuhannya, dan dikhususkan pada dua rakaat pertama karena semangatnya orang yang shalat ada pada dua rakaat pertama dan ketika pada siang hari disunahkan melirihkan bacaan karena pada waktu siang hari adalah tempat berbagai kesibukan dan berkumpul dengan manusia maka dianjurkan membaca dengan lirih karena tidak adanya maslahah untuk menyempurnakan munajat.


‎(قوله الصبح)إنما طلب الجهر فيها مع أن الكفار كانوا حين سماعهم القرآن في صلاة النبي صلى الله عليه و سلم يسبون من أنزله و من أنزل عليه كما مر لأنهم يكونون في هذه الوقت نائمين و لذلك طلب الجهر في العشاء أيضا و في نهارية مقضية ليلا أو وقت صبح و أما المغرب فطلب الجهر فيه لأنهم كانوا يشتغلون في وقته بالعشاء و أما الجمعة و العيد فلأنه صلى الله عليه و سلم أقامهما بالمدينة و لم يكن للكفار فيها قوة و لما كانوا مستعدين للإيذاء في وقتي الظهر و العصر طلب الإسرار فيهما بل و في الليلة المقضية نهارا و هذا السبب و إن زال لكن الحكم المترتب عليه باق لأنه الحكمة المشروعية و الحكمة لا يلزم دوامها

Disunnahkan melirihkan bacaan ketika shalat dhuhur dan ashar karena pada zaman Nabi Saw, di waktu itulah kafir Quraisy menyakiti Nabi dan shabatnya, dan akan mencaci Allah dan RasulNya ketika mereka mendengar bacaan Al-Qur'an.
sedangkan dalam shalat subuh dan isya' disunnahkan mengeraskan bacaan krn pada waktu itu kafir Quraisy sedang berisitirahat, dan di waktu maghrib mereka sibuk dengann makan malam mereka,
dalam shalat jum'at dan id juga disunnahkan mengeraskan bacaan karna kedua shalat ini disyariatkan ketika keadaan sudah aman yaitu ketika Nabi Saw sudah hijrah ke Madinah.
Hasyiah al-Bajuuri I/174


حِكْمَةُ الْجَهْرِ فِي مَوْضِعِهِ وَالْإِسْرَارُ فِي مَوْضِعِهِ أَنَّهُ لَمَّا كَانَ اللَّيْلُ مَحَلَّ الْخَلْوَةِ وَيَطِيبُ فِيهِ السَّمَرُ شُرِعَ الْجَهْرُ فِيهِ إظْهَارًا لِلَّذَّةِ مُنَاجَاةِ الْعَبْدِ لِرَبِّهِ وَخُصَّ بِالْأُولَيَيْنِ لِنَشَاطِ الْمُصَلِّي فِيهِمَا وَالنَّهَارُ لَمَّا كَانَ مَحَلَّ الشَّوَاغِلِ وَالِاخْتِلَاطِ بِالنَّاسِ طُلِبَ الْإِسْرَارُ لِعَدَمِ صَلَاحِيَتِهِ لِلتَّفَرُّغِ لِلْمُنَاجَاةِ وَأَلْحَقَ الصُّبْحَ بِالصَّلَاةِ اللَّيْلِيَّةِ ؛ لِأَنَّ وَقْتَهُ لَيْسَ مَحَلًّا لِلشَّوَاغِلِ عَادَةً ا هـ ع ش عَلَى م ر .

Hikmah membaca keras dan pelan pada waktu shalat yaitu waktu malam adalah waktu menyendiri, waktu yang tepat untuk bercakap-cakap karenanya syariat menetapkan bacaan keras saat shalat diwaktu tersebut untuk menampakkan nikmatnya munajat seorang hamba dihadapan Tuhannya. Dan diperlakukan pada shalat maghrib serta Isya’ karena terdapat kesemangatan orang yang menjalani shalat pada waktu keduanya.Sedang waktu siang adalah waktu bekerja dan bercampur dengan orang banyak, disyaritakan membaca dengan pelan karena disiang hari tidak layak untuk menuangkan munajat pada Allah.Dan waktu shalat shubuh disamakan dengan shalat malam (maghrib serta Isya’) karena pada umumnya diwaktu inipun orang belum tersibukkan dengan aneka pekerjaan.
Hasyiyah al-Jamal III/326

والحكمة في طلب الجهر في صلاة الليل والإسرار في صلاة النهار أن صلاة الليل تقع في الأوقات المظلمة فينبه القارئ بجهره المارة، وللأمن من لغو الكافر عند سماع القرآن لاشتغاله غالبًا في الليل بالنوم أو غيره بخلاف النهار، وإنما طلب الجهر في الجمعة والعيدين لحضور أهل البوادي والقرى فأمر القارئ بالجهر ليسمعوه فيحصل لهم الاتعاظ بسماعه.

Hikmah diperlakukannya mengeraskan bacaan dishalat malam (maghrib, isya’ dan shubuh) serta diperlakukannya melirihkan bacaan dishlat waktu siang (dhuhur dan ashar) adalah sesungguhnya shalat malam terjadi disaan waktu-waktu gelap maka dengan suara kerasnya orang yang membaca al-Quran diharapkan dapat mengingatkan orang-orang yang lewat disamping waktu malam adalah waktu yang aman dari kesia-siaan orang kafir saat mendengar bacaan al-Quran sebab mereka pada umumnya sedang beristirahat atau sibuk dengan hal lainnya berbeda dengan waktu siang hari.Dan diperlakukan mengeraskan bacaan dishalat jumah dan hari raya karena kehadiran orang-orang pedalaman, pedesaan untuk menjalankan shalat berjamah maka diperintahkan mengeraskan bacaan agar mereka dapat mengambil wejangan saat mendengar bacaan al-Quran.
Al-Fawakih ad-Dawaany I/505


قوله يسن الجهر ) أي ولو خاف الرياء قال ع ش والحكمة في الجهر في موضعه أنه لما كان الليل محل الخلوة ويطيب فيه السمر شرع الجهر فيه طلبا للذة مناجاة العبد لربه وخص بالأوليين لنشاط المصلي فيهما والنهار لما كان محل الشواغل والاختلاط بالناس طلب فيه الإسرار لعدم صلاحيته للتفرغ للمناجاة وألحق الصبح بالصلاة الليلية لأن وقته ليس محلا للشواغل

(Ucapan Mushannif "Disunahkan mengeraskan bacaan") artinya meskipun khawatir riya.

Ali Syibramusilsy berkata "Dan hikmah mengeraskan bacaan pada tempatnya bahwasanya ketika adanya malam itu tempat kholwat (menyepi) dan enak dibuat ngobrol maka disyariatkan mengeraskan bacaan untuk mencari nikmatnya munajat hama kepada Tuhannya dan dikhususkan pada dua rakaat pertama karena semangatnya orang yang yang shalat berada di dalam dua rakaat tersebut. Ketika adanya siang itu tempat berbagai macam kesibukan dan berkumpul dengan manusia maka dianjurkan membaca dengan suara lirih karena tidak adanya maslahah untuk menyempurnakan munajat dan shalat shubuh disamakan dengan shalat malam karena waktunya bukan tempat kesibukan".
I'aanah at-Thoolibiin I/153.

Wallahu A'lamu Bis Showaab

 
Top