PERTANYAAN
> Abdullah Al-Jamal
Assalamu'alaikum
Apa hukum wanita muda-muda sholat fardhu berjamaah dimasjid?
Tolong rujukannya.
Syukron katsiron
JAWABAN
Wa'alaikumussalam
Shalat berjamaah wanita dimasjid diperinci sebagai berikut :
• Bila tanpa seizin wali atau suami dan dikhawatirkan terjadi fitnah baik darinya atau kepadanya maka haram
• Bila dengan izin namun ia termasuk wanita yang masih menimbulkan pesona syahwat maka makruh
• Bila sudah tidak menimbulkan syahwat namun ia berhias atau memakai wewangian maka juga makruh
• Bila dengan izin dan dia tidak menimbulkan pesona syahwat, tidak berhias, memakai wewangian maka boleh.
وخرج بالذكر المرأة فإن الجماعة لها في البيت أفضل منها في المسجد لخبر لا تمنعوا نساءكم المسجد وبيوتهن خير لهن نعم يكره لذوات الهيئات حضور المسجد مع الرجال لما في الصحيحين عن عائشة رضي الله عنها أنها قالت لو أن رسول الله صلى الله عليه وسلم رأى ما أحدث النساء لمنعهن المسجد كما منعت نساء بني إسرائيل ولما في ذلك من خوف الفتنة وعبارة شرح م ر ويكره لها أي للمرأة حضور جماعة المسجد إن كانت مشتهاة ولو في ثياب بذلة أو غير مشتهاة وبها شيء من الزينة أو الريح الطيب وللإمام أو نائبه منعهن حينئذ كما له منع من تناول ذا ريح كريه من دخول المسجد ويحرم عليهن بغير إذن ولي أو حليل أو سيد أوهما في أمة متزوجة ومع خشية فتنة منها أو عليها اه
Dikecualikan dari orang lelaki adalah wanita sesungguhnya jamaah baginya dirumah lebih utama ketimbang jamaahnya dimasjid berdasarkan hadits “Janganlah kalian cegah wanita-wanitamu ke masjid namun rumah-rumah mereka lebih utama bagi mereka”.
Namun dimakruhkan bagi wanita yang memiliki ‘tingkah’ menghadiri masjid bersama lelaki berdasarkan hadits dalam shahih bukhori muslim dari ‘Aisyah ra ia berkata “Seandainya Rasulullah SAW melihat yang terjadi pada perkembangan para wanita niscaya beliau mencegah mereka kemasjid sebagaimana dicegahnya wanita-wanita kaum bani Israel karena dikhawatirkan menimbulkan fitnah didalamnya”.
Dalam redaksi pada kitab Syarh ar-Romli dituturkan “Dan makruh bagi wanita menghadiri jamaah dimasjid bila ia termasuk wanita yang menimbulkan pesona syahwat meskipun dengan memakai pakaian sehari-hari, atau bila ia wanita yang tidak menimbulkan pesona syahwat namun dia berhias atau aroma wewangian dan bagi seorang Imam atau naib (penggantinya) harus bertindak dengan mencegah mereka saat dalam kondisi demikian, sebagaimana baginya melarang masuknya aroma tidak sedap yang memasuki masjid.
Dan haram bagi wanita melakukaanya bila tanpa seizin wali, suami atau majikannya atau seizin suami dan majikannya bila ia sahaya yang telah dinikahkan dan disertai timbulnya fitnah darinya atau kepadanya.
”I’aanah at-Thoolibiin II/5
ويكره لذوات الهيئات حضور المسجد مع الرجال ويكره للزوج والسيد والولي تمكينهن منه لما في الصحيحين عن عائشة رضي الله تعالى عنها لو أن رسول الله صلى الله عليه وسلم رأى ما أحدث النساء لمنعهن المسجد كما منعت نساء بني إسرائيل ولخوف الفتنة أما غيرهن فلا يكره لهن ذلك ويندب لمن ذكر إذا استأذنه أن يأذن لهن إذا أمن المفسدة لخبر مسلم إذا استأذنتكم نساؤكم بالليل إلى المسجد فأذنوا لهن فإن لم يكن لهن زوج أو سيد أو ولي ووجدت شروط الحضور حرم المنع
“Dan makruh bagi wanita menghadiri jamaah dimasjid bersama kaum lelaki dan juga makruh bagi suami, majikan dan wali memberikan kesempatan pada mereka berdasarkan shahih bukhori muslim dari ‘Aisyah ra ia berkata “Seandainya Rasulullah SAW melihat yang terjadi pada perkembangan para wanita niscaya beliau mencegah mereka kemasjid sebagaimana dicegahnya wanita-wanita kaum bani Israel karena dikhawatirkan menimbulkan fitnah didalamnya”.Sedang bagi selain mereka maka tidak makruh berjamaah dimasjid.
Dan sunah bagi orang tersebut diatas saat memberi idzin padanya bila dipastikan aman dari timbulnya fitnah berdasarkan hadits “Bila wanita-wanita kalian meminta izin dimalam hari kemasjid maka berilah izin mereka”.
Bila mereka tidak memiliki suami, majikan atau wali dan syarat-syarat ketentuan diatas telah terpenuhi maka haram melarang kehadiran mereka kemasjid.
Mughni al-Muhtaaj I/230
Wallaahu A'lamu Bis Showaab